untuk membayar bunga, maka hak para pemegang saham dividen juga semakin berkurang menurun.
d. Pengaruh IOS terhadap Kebijakan Dividen Tunai
Laba perusahaan akan dipergunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan yang akan
digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Sehingga, semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka
akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, begitupun sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts dalam Gumanti dan Puspitasari, 2008 yang menyatakan hubungan kesempatan investasi dan
kebijakan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang
diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flownya rendah. Menurut Jensen dalam Gumanti dan Puspitasari,
2008, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dividen yang dibayar lebih kecil karena akan diinvestasikan untuk meningkatkan
pertumbuhan perusahaan.
e. Pengaruh Size Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Tunai
Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih
kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan
kecil Chang dan Rhee, 1990 dalam Puspita, 2009. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki
pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Pembayaran dividen yang besar dilakukan untuk
menjaga reputasi perusahaan di mata investor. Perusahaan besar cenderung melakukan hal tersebut, sedangkan untuk perusahaan kecil akan membagi
dividen yang rendah. Hal ini dikarenakan profit dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah asset.
f. Pengaruh Growth terhadap Kebijakan Dividen Tunai
Menurut Riyanto 1980 semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan,
semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan biasanya akan lebih senang untuk menahan
pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya
pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut
selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah
menghambat tingkat pertumbuhan rate of growth dalam pendapatan dan harga sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil
operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar kreditur terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar dari modal
sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan.
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan
dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.
Namun, dalam penelitian ini dilakukan uji faktor. Kerangka konsep yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini setelah dilakukan uji faktor, dapat
dilihat dalam skema di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Setelah Uji Faktor
Setelah dilakukan uji faktor adapun variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai adalah current ratio, debt to total asset, investment
opportunity set dengan debt to equity ratio sebagai variabel moderating. Konsep ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara variabel independen terhadap
variabel dependen yaitu, debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan
memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan
Current Ratio x1
Debt to
Total
Asset x2
Investment Opportunity Set x3
Debt to Equity Ratio z
Kebijakan Dividen Tunai y
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen
Riyanto, 1980. Perusahaan dengan tingkat DER yang rendah dalam hubungannya dengan
current ratio yang tinggi cenderung akan meningkatkan pembagian dividen tunai terhadap investor, tetapi perusahaan dengan nilai current ratio yang rendah akan
cenderung mengalami penurunan pembagian dividen tunai. Perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi, dan memiliki DTA yang tinggi maka perusahaan akan
membayar dividen tunai lebih rendah karena perusahaan akan membayar kewajiban terlebih dahulu dalam melunasi utang kepada pihak lain, sedangkan
bila DTA rendah dan DER yang rendah, perusahaan tersebut cenderung membayar dividen lebih besar kepada investor. Begitu juga dengan perusahaan
yang memiliki DER yang rendah dan memiliki IOS yang tinggi, perusahaan cenderung memperbesar investasinya atau membuka investasi baru yang
berdampak akan membayar dividen tunai lebih rendah.
3.2 Hipotesis