Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berdasarkan Tabel 5.11 terlihat nilai VIF untuk variabel current ratio, DTA, IOS lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance-nya lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.11 sebagai berikut: Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi Model Collinearity Statistic Keterangan Tolerance VIF 1 Constant CurrentRatio 0,361 2,768 Tidak terjadi Multikolonieritas DTA 0,362 2,761 Tidak terjadi Multikolonieritas IOS 0,951 1,052 Tidak terjadi Multikolonieritas a. Dependent Variable: Dividen Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah

5.3.3 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi Ghozali, 2005. Pendeteksian masalah autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson pada Tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,524 ,275 a ,253 1,070E12 2,090 a. Predictors: Constant, IOS, DTA, CurrentRatio b. Dependent Variable: Dividen Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Adapun kriteria pengujiannya adalah: a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif; b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi; c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. Setiaji, 2004 Dari Tabel 5.12 diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,090 . Kondisi 2,090 menunjukkan tidak adanya autokorelasi positif dan negatif.

5.3.4 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Dari Gambar 5.3 berikut terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tidak layak dipakai untuk memprediksi dividen tunai berdasarkan variabel independen current ratio, DTA dan IOS. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Selain dari membaca pola penyebaran scatterplot pada Gambar 5.3, analisis terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membaca tabel koefisien korelasi spearman pada Tabel 5.13 Tabel 5.13 Uji Koefisien Korelasi Spearman Sebelum Transformasi Unstandardiz ed Residual Current Ratio DTA IOS Spearma ns rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1,000 ,355 -,449 -,357 Sig. 2-tailed . ,000 ,000 ,000 N 104 104 104 104 CurrentRatio Correlation Coefficient ,355 1,000 -,902 -,251 Sig. 2-tailed ,000 . ,000 ,010 N 104 104 104 104 Universitas Sumatera Utara DTA Correlation Coefficient -,449 -,902 1,000 ,265 Sig. 2-tailed ,000 ,000 . ,007 N 104 104 104 104 IOS Correlation Coefficient -,357 -,251 ,265 1,000 Sig. 2-tailed ,000 ,010 ,007 . N 104 104 104 104 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Dari Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel independen dengan Unstandardized Residual yakni lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model, dan hal ini sejalan dengan uji grafik Scatterplots.

5.4 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua Setelah Transformasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 28

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia m.anas

0 0 109

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 7 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI

0 0 45

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 15