makanan yang terkontaminasi oleh kotoran tikus yang mengandung salmonela.
d. Kecoa Kecoa sebagai vektor penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan
melalui makanan atau penyakit saluran pencernaan. Kecoa dapat beradaptasi dengan ekologi manusia dengan baik. Kecoa hidup pada saluran air kotor, toilet
bagian luar, pepohonan atau di lingkungan dapur dan juga kamar mandi. Karena sifatnya ini kecoa dapat berperan sebagai carrier dari penyakit diare, disentri,
typoid dan polio Sarudji dan Keman, 2010.
2.4.2. Zat Kimia
Sampah yang mudah membusuk memerlukan pengelolaan yang cepat, baik dalam pengumpulan maupun pembuangannya karena pembusukan sampah akan
menghasilkan zat kimia berupa gas. Gas yang dihasilkan oleh sampah adalah: 1. Hidrogen sulfida H
2
S Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk dan terjadi apabila bahan
organik mengalami proses pembusukan sebagai akibat kinerja bakteri. Tumbuhan atau sampah organik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS
berpotensi menimbulkan gas H
2
S. Gas ini dapat tersebar kemana-mana, mengarah sesuai dengan arah angin. Oleh karena itu Tempat Pembuangan Akhir Sampah
TPAS tidak dibenarkan berada di daerah ketinggian, daerah dekat permukiman atau di pinggir sungai. Timbunan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
Universitas Sumatera Utara
merupakan sarang penyebar penyakit atau sarang berkembang biaknya penyakit Sukandarrumidi, 2006.
Menurut Soemirat 2009, hidrogen sulfida lebih berat daripada udara sehingga H
2
S sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah. Hidrogen sulfida bersifat iritan bagi paru-paru dan digolongkan ke dalam asphyixiant. Aspiksia adalah
keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas karbondioksida. Aspiksia terjadi apabila konsentrasi gas pencemar tinggi sehingga
bersifat akut karena efek utama H
2
S adalah melumpuhkan pusat pernafasan sehingga pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan terhentinya pernafasan.
2. Metan CH
4
Gas metan CH
4
adalah gas yang lebih ringan dari udara, tidak berwarna dan tidak berbau. Gas metan terbentuk apabila bahan organik seperti sisa-sisa tumbuhan
yang sudah mati secara alamiah mengalami proses pembusukan. Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi terbentuknya gas metan CH4 karena sampah mudah
membusuk akibat aktivitas mikroorganisme dan sampah selalu diproduksi oleh aktivitas manusia sehari-hari Sukandarrumidi, 2006.
Sampah yang membusuk dalam jumlah besar akan mengakibatkan penyebaran bau yang sangat mengganggu yang dapat mengakibatkan sakit kepala karena
mengandung gas metan dari hasil pembusukan. Gas metan bersifat eksplosif yaitu mudah terbakar dengan sendirinya dan akan menghasilkan asap yang mengganggu
pernafasan sesak safas serta hasil pembakaran plastik sangat berbahaya karena termasuk zat karsinogen penyebab kanker Suyono dan Budiman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Lama Kerja