2. Sebanyak 0,5 ml larutan p-aminodimetilanin dan 3 tetes FecL3 ditambahkan ke dalam labu takar.
3. Air suling ditempatkan sampai tanda batas, dihomogenkan dan diamkan selam 30-60 menit.
4. Campuran larutan di atas diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 680 nm.
5. Untuk pengujian blanko, ulangi seperti langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan penyerap sebanyak 10 ml.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pencatataan dan pelaporan Puskesmas Terjun dan Kecamatan Medan Marelan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
BMKG Medan.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrumen dipergunakan perlu di uji validitas dan reabilitasnya. Validitas menunjukan sejauhmana instrumen mengukur apa yang ingin diukur. Uji
validitas ini dilakukan pada 30 responden yaitu pemulung yang ada di TPA Namo Bintang, dengan pertimbangan TPA Namo Bintang memiliki persamaan atau
karakteristik yang hampir sama dengan yang diteliti dan diukur. Dengan korelasi pearson product moment.
Uji validitas bertujuan untuk menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-
masing variabel item dengan skor totalnya yang ditunjukkan dengan skor item correct
Universitas Sumatera Utara
corelation pada analisis reliability statistics. Bila skor r hitung r tabel, maka valid dan bila skor r hitung r tabel, maka tidak valid Riyanto, 2011.
Suatu instrumen dianggap valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur Sugiono, 2009 dan kuesioner dikatakan
valid apabila pertanyaan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Riyanto, 2011.
Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen penelitian adalah reliabilitas. Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya reliabel.
Semakin reliabel suatu instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama apabila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama. Metode
pengukuran yang sering digunakan adalah metode Cronbach’s Alpha yang akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0 – 1 yang dapat dikelompokan dalam lima
kelas. Nilai masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Nilai Cronbach’s Alpha dan Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang reliabel
0,201 – 0,40 Sedikit reliabel
0,401 – 0,60 Cukup reliabel
0,601 – 0,80 Reliabel
0,801 – 1,00 Sangat reliabel
Sumber: Nugroho, 2011
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji validitas yang dilakukan pada 30 responden yaitu pemulung yang ada di TPA Namo Bintang diperoleh hasil bahwa kuesioner lingkungan tempat
pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan dan kontak dengan vektor, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan
tangan, kuku, kaki dan kebersihan rambut dan keluhan kesehatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit adalah valid r hitung r tabel.
Hasil uji reliabilitas seluruh kuesioner adalah reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha pada kuesioner lingkungan tempat pembuangan akhir sampah berdasarkan
paparan terhadap cahaya matahari 0,700, paparan terhadap bau-bauan O,723, kontak dengan vektor 0,904. Personal hygiene berdasarkan kebersihan kulit 0,848,
kebersihan tangan, kaki dan kuku O,875, kebersihan rambut O,876, alat pelindung diri 0,817 dan keluhan kesehatan berdasarkan sistem pernafasan, sistem pencernaan
dan penyakit kulit 0,961.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional