Landasan Teori Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

Berdasarkan FAOWHO 1985 batas ambang IMT laki-laki dan perempuan berbeda, batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh IMT Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan 18,5 Normal 18,5-25 Gemuk Kelebihan berat badan 25 Sumber: Depkes, 1994 dalam Supariasa at.al Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Berat badan di bawah normal mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.

2.6. Landasan Teori

Faktor yang sangat besar mempengaruhi keluhan kesehatan adalah lingkungan. Salah satu masalah lingkungan adalah tempat pembuangan akhir sampah yang dilakukan secara open dumping. Sistem pembuangan seperti ini menyebabkan tempat berkembangnya agent penyakit. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan agent penyakit namun apabila manusia tidak bisa mengendalikan agent penyakit maka terjadi ketidakseimbangan dan manusia akan jatuh sakit. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gordon 1950, bahwa hubungan antara manusia host, penyebab penyakit dan lingkungan environment dalam bentuk interaksi. Interaksi tersebut ibarat timbangan dengan tuas bertumpu pada titik lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kerangka teori yang dibuat berdasarkan modifikasi dari Gordon sebagai berikut: Gambar 2.3. Kerangka Teori 1 Mengacu dari tinjauan teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan kesehatan dan teori dari Gordon 1950 tentang konsep penyakit. Hubungan antara Agent penyebab penyakit: - Cahaya matahari dan bau bauan - Virus, parasit, bakteri patogen, telur serta larva cacing - Gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan NH 3 . Host manusia: - Karakteristik pemulung - Lama kerja - Kontak dengan vektor - Personal hygiene - Kebiasaan memakai alat pelindung diri. FISIK BIOLOGI KIMIA TUAS LINGKUNGAN Universitas Sumatera Utara manusia sebagai individu yang berperan sebagai host, penyebab penyakit agent dan lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi. Interaksi tersebut ibarat timbangan dengan tuas yang bertumpu pada titik lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, biologi dan kimia. Seseorang dikatakan sakit apabila terjadinya ketidakseimbangan antara agent penyakit dan host. Apabila agent penyakit di lingkungan tinggi yang terdiri dari adanya cahaya matahari, bau bauan, virus, parasit, bakteri patogen, telur serta larva cacing yang ada pada vektor yang menularkan penyakit, adanya gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan NH 3 tidak didukung pengendalian dari host pemulung baik dari segi karakteristik pemulung, lama kerja dalam sehari, adanya kontak dengan vektor, pemenuhan personal hygiene yang kurang dan kebiasaan pemakaian alat pelindung diri yang tidak baik maka dalam keadaan seperti ini terjadi peningkatan kerentanan pemulung untuk mengalami keluhan kesehatan. Hal yang sama seperti yang dikemukakan Achmadi 2008, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungannya memiliki potensi penyakit. Kejadian penyakit berawal dari sumber penyakit simpul 1 melalui media transmisi penyakit simpul 2 dan didukung oleh perilaku pemajanan simpul 3 yang menyebabkan kejadian penyakit simpul 4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka teori yang dibuat berdasarkan modifikasi dari Achmadi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. Kerangka Teori 2 Berdasarkan tinjauan teori, faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan kesehatan dan teori Achmadi 2008 tentang paradigma kesehatan lingkungan pada teori simpul. Keluhan kesehatan pada suatu penyakit terjadi berdasarkan sumbernya simpul 1 yaitu adanya virus, parasit, bakteri patogen, telur serta larva cacing, adanya gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan NH 4 dengan media simpul 2 yaitu sampah berupa makanan, adanya vektor dan udara yang masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, pencernaan dan melalui kulit yang didukung oleh karakteristik pemulung dan upaya menjaga kebersihan perorangan atau personal hygiene, penggunaan alat pelindung diri serta adanya pemeriksaan pendukung yaitu Sumber Media Manusia Dampak - Virus - Parasit - Bakteri patogen - Telur serta larva cacing - Gas hidrogen sulfida H 2 S - Gas metan NH 4 - Sampah makanan - Vektor - Udara - Karakteristik pemulung - Personal hygiene - Alat pelindung diri - Feses - Darah - kulit - Sakit - Tidak sakit Lingkungan tempat pembuangan akhir sampah - Pernafasan - Pencernaan - Kontak langsung Universitas Sumatera Utara pemeriksaan feses, darah dan kulit simpul 3 sehingga dapat diketahui dampaknya terhadap keluhan kesehatan simpul 4. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah lingkungan tempat pembungan akhir sampah yang berperan dalam proses kejadian penyakit atau keluhan kesehatan.

2.7. Kerangka Konsep