2.3. Pemulung dan Keluhan Kesehatan
Pemulung adalah seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencari barang yang sudah tidak dipakai lagi. Orang yang bekerja dalam proses pemulungan atau
sebagai pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pencari sampah. Masyarakat pemulung adalah sebuah komunitas yang unik dan berbeda dengan masyarakat umum
lainnya Damanhuri dan Padmi, 2010. Faktor risiko terganggunya kesehatan pemulung pada umumnya seringkali
ditemukan keluhan sakit perut, sakit kepala dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA. Sakit perut yang diderita diduga disebabkan pencemaran bakteri sampah pada
makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pemulung. Sedangkan sakit kepala disebabkan oleh terhirupnya gas metan dan bau busuk yang mencemarai TPA yang
timbul akibat proses pembusukan sampah Sinaga, 2008.
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Kesehatan
Menurut Chandra 2007, ditinjau dari sudut ekologis, ada tiga faktor yang dapat menimbulkan suatu kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan, atau kematian pada
manusia. Tiga faktor tersebut terdiri atas agent penyakit, manusia dan lingkungannya. Manusia dikatakan sehat apabila ketiga komponen tersebut dalam keadaan normal.
Namun, pada suatu keadaan saat keseimbangan dinamis tersebut terganggu misalnya saat kualitas lingkungan hidup menurun sampai tingkatan tertentu agent penyakit
dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan sakit.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya serta
suasana yang terbantuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut Soemirat, 2009.
Menurut Mulia 2005, lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan manusia jika manusia tersebut terpapar exposed dengan lingkungan yang tercemar terutama
pada tingkat yang tidak dapat ditoleransi keberadaannya. Pada dasarnya pemaparan faktor-faktor lingkungan tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Gambar 2.1. Mekanisme Pemaparan Faktor-Faktor Lingkungan Moeler, 1992
dalam Mulia.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor
Saluran pernafasan Kulit
Saluran pencernaan saluran pencernaan
Saluran pencernaan kulit
Makanan air
udara
Tanah Manusia
Universitas Sumatera Utara
fisik, faktor kimia, dan faktor biologis. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit Subaris dan Haryono, 2008.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS adalah suatu area yang menampung sampah hasil pengangkutan dari Tempat Pembuangan Sementara TPS
maupun langsung dari sumbernya bak atau tong sampah dengan tujuan untuk mengurangi permasalahan kapasitas atau timbunan sampah yang ada di masyarakat
umumnya. Sebenarnya setelah sampah sampai pada Tempat Pembuangan Akhir TPA dapat mengurangi permasalahan yang ada di masyarakat, namun permasalahan
baru akan terjadi di tempat pembuangan akhir yang pada akhirnya juga akan merugikan masyarakat. Permasalahan akan terjadi apabila proses yang ada di Tempat
Pembuangan Akhir TPA ini dianggap sudah selesai dengan cara open dumping dibuang pada areal atau lahan terbuka dan dibiarkan berproses sendiri tanpa ada
proses lebih lanjut. Sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir TPA akan memberikan dampak, baik dari segi estetika maupun gangguan lain seperti
pencemaran lingkungan dan terjadinya gangguan kesehatan serta bencana atau kecelakaan Suyono dan Budiman, 2010.
Kondisi lingkungan kerja pemulung berada di lingkungan terbuka sehingga kondisinya berhubungan langsung dengan sengatan matahari, debu, dan bau dari
sampah. Dengan kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya menjadi sumber
penularan penyakit Junaedi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
1. Paparan terhadap cahaya matahari Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja
dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Sumber cahaya berasal dari pencahayaan buatan seperti lampu
pijar dan lampu pelepasan listrik dan pencahayaan alam yang bersumber dari sinar matahari. Sinar matahari adalah suatu pajanan penting bagi orang yang bekerja di
lingkungan terbuka atau di luar gedung Subaris dan Haryono, 2008. Menurut Achmadi 2011, dalam pengertian umum sinar matahari adalah
sekumpulan gelombang spektrum elektromagnetik dengan berbagai ragam panjang gelombang dan frekuensi. Sinar matahari merupakan pancaran radiasi dari matahari
atau solar radiation. Bumi memiliki atmosfer yang bisa berfungsi sebagai filter, agar sinar matahari tidak secara utuh mengenai permukaan bumi terutama sinar matahari
yang mengandung ultraviolet. Paparan sinar matahari yang baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum
pukul 09.00. Pada jam tersebut, matahari akan memberikan sinar yang bermanfaat bagi tubuh, pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D dan untuk kesehatan
tulang serta pembentukan kalsium. Sinar matahari juga bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan jantung. Selain itu, dapat pula meningkatkan
metabolisme tubuh. Racun dapat dibuang dari tubuh melalui metabolisme, akan tetapi berjemur di atas pukul 09.00 sinar matahari justru berbahaya bagi kulit. Hal ini
dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultraviolet A UVA dan ultraviolet B UVB dapat merusak membran sel sehingga mengakibatkan kulit merah dan
Universitas Sumatera Utara
terbakar, serta merusak sel-sel kulit. Akibatnya, mekanisme regenerasi sel-sel akan rusak. Apabila kulit terpapar sinar matahari cukup lama dan dalam intensitas yang
cukup tinggi akan mempercepat proses premature skin aging penuaan kulit dini di samping pengaruh faktor lain seperti polusi dan asap rokok Moeljosoedarmo, 2008.
Dampak tidak langsung dari sinar matahari yang paling banyak terjadi adalah kanker kulit. Penduduk yang memiliki kulit berwarna lebih tahan terhadap bahaya
kanker kulit dibanding penduduk kulit putih. Perilaku pemajanan mempengaruhi distribusi dan kejadian penyakit kanker Achmadi, 2011.
Tenaga kerja di luar gedung memiliki risiko yang tinggi untuk mendapatkan efek dari sinar matahari namun ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk
melindungi kulit agar tidak terasa panas, terbakar, kemerahan atau berwarna coklat yaitu menggunakan pelindung seperti menggunakan krim pelindung cahaya matahari
maupun menggunakan pakaian yang tepat seperti memakai baju lengan panjang, celana panjang, topi dengan penutup leher, menggunakan kacamata gelas atau
kacamata plastik dan membatasi waktu pemaparan Moeljosoedarmo, 2008. 2. Paparan terhadap bau-bauan
Fungsi hidung dalam kaitanya dengan pekerjaan adalah sebagai sarana untuk menghirup oksigen dan udara, maksudnya adalah udara bersih dan tidak tercemar
sehingga dapat menyelamatkan, mengamankan dan membuat nyaman kehidupan khususnya nyaman dalam bekerja. Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat
dianggap sebagai pencemaran karena mengganggu konsentrasi pekerja. Bau-bauan
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi
terus-menerus dapat
mempengaruhi kepekaan
penciuman Sedarmayanti, 2009.
Hubungan bau-bauan dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Bau-bauan merupakan
jenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga menggambarkan hygiene kebersihan lingkungan pada umumnya. Cara pengukuran
bau-bauan yang dapat mengklarifikasikan derajat gangguan kesehatan belum ada, sehingga pengukurannya masih bersifat subjektif. Hal ini disebabkan karena
seseorang yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau tersebut maka akhirnya menjadi terbiasa
karena telah terjadi penyesuaian. Penyesuaian penciuman apabila indra penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus-menerus.
Sedangkan kelelahan penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium kadar bau yang normal setelah mencium kadar bau yang lebih besar
Notoatmodjo, 2003. Menurut Sarudji dan Keman 2010, tempat pembuangan sampah padat
sebagai sumber pencemaran udara karena gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi khususnya sampah organik yang dapat mengurai. Pengaruh sampah
dalam pencemaran lingkungan dapat ditinjau melalui beberapa aspek, secara fisik sampah dapat mengotori lingkungan sehingga memberikan kesan kotor dan tidak
estetik terlebih apabila sampah itu membusuk serta menimbulkan bau yang tidak enak.
Universitas Sumatera Utara
3. Kontak dengan vektor Vektor adalah jenis serangga yang dapat memindahkan atau menularkan suatu
penyakit infectiuous agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan susceptible host. Binatang pengganggu umumnya merupakan binatang mengerat
yang dapat merusak tanaman, harta benda, makanan dan yang lebih penting lagi dapat merusak induk semang host bagi beberapa penyakit tertentu. Induk semang adalah
suatu media yang paling baik untuk hidup dan berkembang biaknya bibit penyakit menular di dalam tubuh host tersebut kemudian setelah dewasa atau matang akan
menularkan kepada host lain melalui gigitan, sengatan, sekresi atau kotoran dari host terifeksi tersebut Suyono dan Budiman, 2010.
a. Nyamuk Nyamuk adalah vektor mekanis penyakit pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh parasit dan virus. Jenis nyamuk terdiri dari nyamuk Anopheles, Culicini nyamuk Culex dan Aedes dan Aedes aegypti. Beberapa jenis penyakit
yang ditularkan oleh nyamuk yaitu malaria, filariasis, demam kuning, Dengue Haemoragic Fever DHF, cikungunya dan encephalitis Chandra, 2006.
Sesuai siklus hidupnya nyamuk hidup nyamuk harus dekat dengan air, breeding places nyamuk berbeda sesuai dengan jenisnya. Culex dapat hidup
disemua jenis air. Aedes hanya mau hidup di air yang jernih atau bersih baralas dengan bahan buatan seperti drum, ban bekas, bak dan kaleng bukan tanah atau
alamiah sedangkan Anopheles bergantung pada jenis nyamuknya Suyono dan Budiman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
b. Lalat Lalat merupakan vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur
serta larva cacing. Keberadaan lalat erat hubungannya dengan sampah, oleh karena itu pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan sampah. Sampah yang mudah membusuk merupakan media tempat berkembangbiaknya lalat terutama sampah organik yang mudah membusuk,
baunya merangsang lalat untuk hinggap. Lalat sering kali memuntahkan makanannya, oleh sebab itu kemungkinan terjadinya penularan penyakit dapat
melalui aktivitas memuntahkan makanan dan disamping itu bulu-bulu kaki lalat sanggup membawa jutaan kuman berbahaya Sarudji dan Keman, 2010.
Luasnya penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat di alam sulit ditentukan. Lalat dipandang sebagai vektor penyakit tifus abdominalis,
salmonellosis, kolera, disentri basiler, amoeba, tuberkulosis, antrak, frambusia, konjungtivitis dan lainnya Chandra, 2006.
c. Binatang pengerat rodent Menurut Sarudji dan Keman 2010, binatang pengerat yang banyak
berkaitan dengan kesehatan masyarakat adalah tikus. Tikus juga menimbulkan kerugian terhadap manusia karena merusak dan mengotori bahan makanan atau
bahan lainnya. Hubungan tikus dengan kesehatan adalah tikus dapat berperan sebagai reservoir beberapa penyakit yang ditularkan kepada manusia yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Penyakit pes Penyakit pes mulanya adalah penyakit tikus dan pinjalnya yang disebabkan
oleh Yersinia pestis. Vektor ini menjadi inefektif setelah menggigit binatang yang darahnya mengandung penyebab penyakit pes. Bakteri tumbuh dan
terdapat dalam saluran makanan pinjal itu sendiri sehingga hal ini akan membahayakan siapa saja yang digigit karena darah yang dihisap sebagian
masuk melalui luka gigitannya sambil membawa Yersinia pestis. 2.
Murine typhus Murine typhus ditularkan dari tikus ke manusia oleh Xenopsylla cheopsis
kutu tikus. Pinjal yang telah menggigit tikus yang menderita Murine typhus adalah pinjal yang infeksius. Pinjal infeksius bila menggigit manusia pada
waktu menghisap darah pinjal yang infeksius ini berdefekasi. Kotoran pinjal masuk kedalam saluran darah melalui luka gigitan atau luka bekas di garuk
atau luka oleh sebab lainnya. 3. Leptospirosis
Seseorang terinfeksi penyakit ini karena kontak dengan air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran atau urin tikus. Disamping itu penularan
juga dapat melalui luka gigitan tikus yang menderita penyakit tersebut. 4. Salmonela
Banyak kasus peracunan makanan disebabkan oleh salmonela. salmonela menyebar dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah melalui
Universitas Sumatera Utara
makanan yang terkontaminasi oleh kotoran tikus yang mengandung salmonela.
d. Kecoa Kecoa sebagai vektor penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan
melalui makanan atau penyakit saluran pencernaan. Kecoa dapat beradaptasi dengan ekologi manusia dengan baik. Kecoa hidup pada saluran air kotor, toilet
bagian luar, pepohonan atau di lingkungan dapur dan juga kamar mandi. Karena sifatnya ini kecoa dapat berperan sebagai carrier dari penyakit diare, disentri,
typoid dan polio Sarudji dan Keman, 2010.
2.4.2. Zat Kimia
Sampah yang mudah membusuk memerlukan pengelolaan yang cepat, baik dalam pengumpulan maupun pembuangannya karena pembusukan sampah akan
menghasilkan zat kimia berupa gas. Gas yang dihasilkan oleh sampah adalah: 1. Hidrogen sulfida H
2
S Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk dan terjadi apabila bahan
organik mengalami proses pembusukan sebagai akibat kinerja bakteri. Tumbuhan atau sampah organik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS
berpotensi menimbulkan gas H
2
S. Gas ini dapat tersebar kemana-mana, mengarah sesuai dengan arah angin. Oleh karena itu Tempat Pembuangan Akhir Sampah
TPAS tidak dibenarkan berada di daerah ketinggian, daerah dekat permukiman atau di pinggir sungai. Timbunan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
Universitas Sumatera Utara
merupakan sarang penyebar penyakit atau sarang berkembang biaknya penyakit Sukandarrumidi, 2006.
Menurut Soemirat 2009, hidrogen sulfida lebih berat daripada udara sehingga H
2
S sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah. Hidrogen sulfida bersifat iritan bagi paru-paru dan digolongkan ke dalam asphyixiant. Aspiksia adalah
keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas karbondioksida. Aspiksia terjadi apabila konsentrasi gas pencemar tinggi sehingga
bersifat akut karena efek utama H
2
S adalah melumpuhkan pusat pernafasan sehingga pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan terhentinya pernafasan.
2. Metan CH
4
Gas metan CH
4
adalah gas yang lebih ringan dari udara, tidak berwarna dan tidak berbau. Gas metan terbentuk apabila bahan organik seperti sisa-sisa tumbuhan
yang sudah mati secara alamiah mengalami proses pembusukan. Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi terbentuknya gas metan CH4 karena sampah mudah
membusuk akibat aktivitas mikroorganisme dan sampah selalu diproduksi oleh aktivitas manusia sehari-hari Sukandarrumidi, 2006.
Sampah yang membusuk dalam jumlah besar akan mengakibatkan penyebaran bau yang sangat mengganggu yang dapat mengakibatkan sakit kepala karena
mengandung gas metan dari hasil pembusukan. Gas metan bersifat eksplosif yaitu mudah terbakar dengan sendirinya dan akan menghasilkan asap yang mengganggu
pernafasan sesak safas serta hasil pembakaran plastik sangat berbahaya karena termasuk zat karsinogen penyebab kanker Suyono dan Budiman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Lama Kerja
Menurut Suma’mur 2009, lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 8 jam. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan
lama kerja biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terjadi penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja
dengan waktu berkepanjangan akan menimbulkan terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan dan penyakit.
Bekerja yang melebihi 8 jam sehari mengakibatkan penurunan dalam total prestasi dan penurunan kecepatan kerja yang disebabkan kelelahan. Bekerja selama 8
jam per hari dapat diambil sebagai suatu kondisi yang optimal. Meskipun demikian waktu istirahat harus tetap diadakan Sedarmayanti, 2009.
2.4.4. Personal Hygiene
Personal hygiene dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia
untuk memelihara kesehatan. Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan dan kesehatan Potter, 2005. Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan
meminimalkan pintu masuk port de entry mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene
merupakan perawatan diri dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi, toileting dan kebersihan tubuh secara umum. Kebersihan diri diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
kenyamanan, keamanan dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan
risiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik. Personal hygiene
yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut dan penyakit saluran cerna
Saryono dan Widianti, 2011. 1. Kebersihan kulit
Kulit merupakan organ terbesar manusia, kulit berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya dari cidera, mengatur suhu, menghasilkan
minyak, mentransmisikan sensasi melalui reseptor syaraf, menghasilkan dan mengabsorpsi vitamin D Saryono dan Widianti, 2011.
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit
memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang masuk melewati kulit Isro’in dan Andarmoyo, 2012.
Menurut Potter 2005, pemeliharaan kulit tidak terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari. Hal yang
perlu dilakukan dalam pemeliharaan kulit adalah: a. Mandi dilakukan oleh setiap orang setidaknya 2 kali dalam sehari.
b. Membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih. c. Mandi dengan menggunakan sabun.
Universitas Sumatera Utara
d. Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari. e. Makan-makanan yang bergizi terutama sayur dan buah.
f. Menjaga kebersihan lingkungan. 2. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Tangan adalah bagian tubuh manusia yang paling sering berhubungan dengan mulut dan hidung secara langsung. Sehingga tangan merupakan salah
satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Apabila tangan manusia menyentuh tinja atau feses akan
terkontaminasi lebih dari 10 juta virus dan 1 juta bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Virus dan bakteri tidak dapat dilihat secara langsung
sehingga sering diabaikan dan mudah masuk kedalam tubuh manusia. sedangkan permasalaha kaki dan kuku disebabkan karena salah pemotongan kuku,
menggunakan alas kaki yang terlalu sempit dan terpaparnya zat kimia yang tajam Zein, 2010.
Menurut Zein 2010, cuci tangan memakai sabun, bagi sebagai besar masyarakat sudah menjadi kegiatan rutin sehari-hari. Tapi bagi sebagian
masyarakat lainnya cuci tangan pakai sabun belum menjadi kegiatan rutin, terutama bagi anak-anak. Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan
sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit terutama penyakit yang menyerang saluran cerna seperti diare dan penyakit
infeksi saluran pernafasan akut. Ada lima hal penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Sebelum makan dan sesudah makan. b. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
c. Sebelum memegang bayi. d. Sebelum menyiapkan makanan.
e. Setelah batuk atau bersin yang mencemari tangan. Menurut Isro’in dan Andarmoyo 2012, mengabaikan kebersihan tangan,
kaki dan kuku akan berdampak pada berbagai macam penyakit yang menghampirinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan kaki, tangan dan kuku adalah sebagai berikut: a. Hindari penggunaan sepatu yang sempit karena merupakan sebab utama
gangguan kaki dan bisa mengakibatkan katimumul kulit ari menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh.
b. Hindari penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah lama dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki.
c. Memotong kuku jari tangan dan kaki secara teratur. 3. Kebersihan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Kurangnya kebersihan rambut
seseorang akan membuat penampilan rambut tampak kusut, kusam, tidak rapi dan tampak acak-acakan selain itu dapat menimbulkan permasalahan atau
gangguan seperti gatal-gatal, adanya ketombe, adanya kutu rambut dan sebagainya Isro’in dan Andarmoyo, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Potter 2005, indikator status kesehatan seseorang dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan, distribusi dan pola rambut. Karekteristik rambut dapat
dipengaruhi oleh stress, emosional, obat-obatan, infeksi atau penyakit tertentu. Hal-hal yang diperlukan dalam perawatan rambut dan kulit kepala agar tetap
bersih dan sehat yaitu: a. Mencuci rambut sekurang-kurangnya dua kali seminggu.
b. Mencuci rambut dengan menggunakan sampo. c. Menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
2.4.5. Alat Pelindung Diri APD
Organ tubuh yang rentan mendapat serangan dari sumber luar adalah mata, kulit dan pernafasan. Untuk melindungi organ tersebut, diperlukan alat pelindung diri
yang harus dipakai pada organ yang akan dilindungi Harrington dan Gill, 2003. Perlindungan tubuh atau permukaan kulit berupa baju kerja, sarung tangan
kerja dan sepatu kerja dapat digunakan untuk mencegah: 1. Kerusakan kulit akibat reaksi alergi atau zat kimia yang korosif.
2. Penyebaran zat kimia melalui kulit. 3. Penyebaran panas atau dingin atau sinar radiasi.
Menurut Moeljosoedarmo 2008, alat pelindung diri APD adalah alat pelindung yang dikenakan dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan
pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang ada di lingkungan tempat kerja. Meskipun APD telah dipakai namun baiknya APD yang digunakan
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Alat pelindung diri harus dapat melindungi terhadap bahaya-bahaya dimana pekerja terpajan.
2. Alat atau pakaian pelindung diri harus ringan dan efisien dalam memberi perlindungan.
3. Sebagai pelengkap terhadap tubuh harus fleksibel namun efektif. 4. Pekerja yang memakai alat pelindung diri harus tidak terhalang gerakannya
maupun tanggapan panca indranya. 5. Alat pelindung diri harus tahan lama.
6. Alat pelindung diri harus tidak memiliki efek samping bahaya tambahan karena pemakaian baik oleh karena bentuknya, konstruksi, bahan atau mungkin
penyalahgunaan. Jenis-jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut:
1. Pakaian kerja Yaitu pakaian seluruh tubuh baju dan celana panjang yang dapat melindungi
kulit dari paparan debu, kotoran, pajanan panas, bahan kimia dan lainnya. Hindari bagian kaki yang terlalu panjang, terlalu lebar atau terlipat keluar dan
tidak menggunakan baju yang terlalu longgar atau sempit Harrington dan Gill, 2003.
2. Topi pengaman Topi pengaman yang terbuat dari aluminium umumnya digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan di luar gedung terkena radiasi sinar matahari seperti di lingkungan konstruksi dan lain-lain Moeljosoedarmo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelindung mata Pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari gas atau uap iritan dan
bermacam-macam radiasi termasuk sinar matahari. Pelindung mata ada yang berbentuk kacamata biasa, kacamata pelindung atau tameng muka Harrington
dan Gill, 2003. 4. Masker
Tujuan utamanya adalah untuk menghindari bahaya kerja dalam bentuk debu dan gas atau uap, maka mulut dan hidung harus ditutup dengan menggunakan masker
Harrianto, 2009. 5. Sarung tangan
Sarung tangan digunakan sebagai pelapis tangan dan dipakai dengan tujuan untuk melindungi tangan agar tetap hygiene bersih dan menghindari kecelakaan
atau penyakit akibat kerja Moeljosoedarmo, 2008. 6. Sepatu kerja
Sepatu pengaman umumnya dirancang untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda-benda keras, tersandung dan terpijak benda-benda tajam atau runcing.
Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia ataupun tempat kerja yang becek, tenaga kerja diberikan sepatu pengaman jenis boot yang
terbuat dari karet Moeljosoedarmo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Indeks Massa Tubuh IMT
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau IMT orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penilaian IMT dapat dilakukan secara langsung melalui
antropometri dengan cara mengukur Indeks Masa Tubuh IMT. Penggunaan IMT hanya berlaku pada orang dewasa berumur diatas 18 tahun, IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan dan IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus penyakit lainnya seperti adanya edema, ascites dan
hepatomegali pembesaran hati Supariasa at.al, 2001. Menurut Supariasa at.al 2001, masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan masyarakat dan penyebabnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait satu dengan yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Persediaan makanan di rumah
Gambar 2.2. Faktor Penyebab
Gizi Kurang
Persagi, 1999
dalam Supariasaat.al.
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada orang dewasa usia 18 tahun
keatas merupakan masalah penting karena mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu dan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Pemantauan keseimbangan
berat badan perlu dilakukan secara berkesinambungan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal Supariasa at.al. 2001.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: Gizi kurang
Penyakit infeksi Asupan makanan
Perawatan anak dan ibu hamil
Pelayanan kesehatan
Kemiskinan, kurang pendidikan dan kurang
keterampilan
Berat badan kg IMT =
Tinggi badan m X Tinggi badan m Atau
Berat badan kg dibagi kuadrat tinggi badan m Krisis ekonomi langsung
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan FAOWHO 1985 batas ambang IMT laki-laki dan perempuan berbeda, batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan
adalah 18,7-23,8. Kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh IMT Kategori
IMT
Kurus Kekurangan berat badan
18,5 Normal
18,5-25 Gemuk
Kelebihan berat badan 25
Sumber: Depkes, 1994 dalam Supariasa at.al Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under
weight atau kekurusan dan berat badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Berat badan di bawah normal
mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.
2.6. Landasan Teori