2.3. Pemulung dan Keluhan Kesehatan
Pemulung  adalah  seseorang  yang  memiliki  pekerjaan  sebagai  pencari  barang yang  sudah  tidak  dipakai  lagi.  Orang  yang  bekerja  dalam  proses  pemulungan  atau
sebagai  pemulung  adalah  orang  yang  bekerja  sebagai  pencari  sampah.  Masyarakat pemulung adalah sebuah komunitas yang unik dan berbeda dengan masyarakat umum
lainnya Damanhuri dan Padmi, 2010. Faktor  risiko  terganggunya  kesehatan  pemulung  pada  umumnya  seringkali
ditemukan  keluhan  sakit  perut,  sakit  kepala  dan  Infeksi  Saluran  Pernafasan  Akut ISPA. Sakit perut yang diderita diduga disebabkan pencemaran bakteri sampah pada
makanan  dan  minuman  yang  dikonsumsi  oleh  pemulung.  Sedangkan  sakit  kepala disebabkan  oleh  terhirupnya  gas  metan  dan  bau  busuk  yang  mencemarai  TPA  yang
timbul akibat proses pembusukan sampah Sinaga, 2008.
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Kesehatan
Menurut  Chandra  2007,  ditinjau  dari  sudut  ekologis,  ada  tiga  faktor  yang dapat menimbulkan suatu kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan, atau kematian pada
manusia. Tiga faktor tersebut terdiri atas agent penyakit, manusia dan lingkungannya. Manusia  dikatakan  sehat  apabila  ketiga  komponen  tersebut  dalam  keadaan  normal.
Namun, pada suatu keadaan saat keseimbangan dinamis tersebut terganggu misalnya saat  kualitas  lingkungan  hidup  menurun  sampai  tingkatan  tertentu  agent  penyakit
dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan sakit.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Lingkungan  adalah  segala  sesuatu  yang  ada  disekitarnya,  baik  berupa  benda hidup,  benda  mati,  benda  nyata  ataupun  abstrak,  termasuk  manusia  lainnya  serta
suasana  yang  terbantuk  karena  terjadinya  interaksi  diantara  elemen-elemen  di  alam tersebut Soemirat, 2009.
Menurut  Mulia  2005,  lingkungan  dapat  mempengaruhi  kesehatan  manusia jika  manusia tersebut terpapar exposed  dengan  lingkungan  yang tercemar terutama
pada  tingkat  yang  tidak  dapat  ditoleransi  keberadaannya.  Pada  dasarnya  pemaparan faktor-faktor lingkungan tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Gambar 2.1.  Mekanisme  Pemaparan  Faktor-Faktor Lingkungan Moeler, 1992
dalam Mulia.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor
Saluran pernafasan Kulit
Saluran pencernaan saluran pencernaan
Saluran pencernaan kulit
Makanan air
udara
Tanah Manusia
Universitas Sumatera Utara
fisik,  faktor  kimia,  dan  faktor  biologis.  Lingkungan  kerja  ataupun  jenis  pekerjaan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit Subaris dan Haryono, 2008.
Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah  TPAS  adalah  suatu  area  yang menampung sampah hasil pengangkutan dari Tempat Pembuangan Sementara TPS
maupun  langsung  dari  sumbernya  bak  atau  tong  sampah  dengan  tujuan  untuk mengurangi  permasalahan  kapasitas  atau  timbunan  sampah  yang  ada  di  masyarakat
umumnya.  Sebenarnya  setelah  sampah  sampai  pada  Tempat  Pembuangan  Akhir TPA dapat mengurangi permasalahan yang ada di masyarakat, namun permasalahan
baru  akan  terjadi  di  tempat  pembuangan  akhir  yang  pada  akhirnya  juga  akan merugikan masyarakat. Permasalahan akan terjadi apabila proses yang ada di Tempat
Pembuangan  Akhir  TPA  ini  dianggap  sudah  selesai  dengan  cara  open  dumping dibuang  pada  areal  atau  lahan  terbuka  dan  dibiarkan  berproses  sendiri  tanpa  ada
proses lebih lanjut. Sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir TPA akan memberikan  dampak,  baik  dari  segi  estetika  maupun  gangguan  lain  seperti
pencemaran  lingkungan  dan  terjadinya  gangguan  kesehatan  serta  bencana  atau kecelakaan Suyono dan Budiman, 2010.
Kondisi  lingkungan  kerja  pemulung  berada  di  lingkungan  terbuka  sehingga kondisinya  berhubungan  langsung  dengan  sengatan  matahari,  debu,  dan  bau  dari
sampah.  Dengan  kondisi  tersebut  dapat  menimbulkan  gangguan  kesehatan  atau penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya menjadi sumber
penularan penyakit Junaedi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
1.  Paparan terhadap cahaya matahari Pencahayaan  atau  penerangan  merupakan  salah  satu  komponen  agar  pekerja
dapat  bekerja  atau  mengamati  benda  yang  sedang  dikerjakan  secara  jelas,  cepat, nyaman  dan  aman.  Sumber  cahaya  berasal  dari  pencahayaan  buatan  seperti  lampu
pijar  dan  lampu  pelepasan  listrik  dan  pencahayaan  alam  yang  bersumber  dari  sinar matahari.  Sinar  matahari  adalah  suatu  pajanan  penting  bagi  orang  yang  bekerja  di
lingkungan terbuka atau di luar gedung Subaris dan Haryono, 2008. Menurut  Achmadi  2011,  dalam  pengertian  umum  sinar  matahari  adalah
sekumpulan gelombang spektrum elektromagnetik dengan berbagai  ragam panjang gelombang  dan  frekuensi.  Sinar  matahari  merupakan  pancaran  radiasi  dari  matahari
atau solar radiation. Bumi memiliki atmosfer yang bisa berfungsi sebagai filter, agar sinar  matahari tidak  secara utuh  mengenai permukaan  bumi  terutama  sinar  matahari
yang mengandung ultraviolet. Paparan  sinar  matahari  yang  baik  adalah  sinar  matahari  pagi  hari,  sebelum
pukul  09.00.  Pada  jam  tersebut,  matahari  akan  memberikan  sinar  yang  bermanfaat bagi tubuh, pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D dan untuk kesehatan
tulang  serta  pembentukan  kalsium.  Sinar  matahari  juga  bermanfaat  meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan jantung. Selain itu, dapat pula meningkatkan
metabolisme tubuh. Racun dapat dibuang dari tubuh melalui metabolisme, akan tetapi berjemur  di  atas  pukul  09.00  sinar  matahari  justru  berbahaya  bagi  kulit.  Hal  ini
dikarenakan sinar matahari  mengandung sinar ultraviolet A UVA dan ultraviolet B UVB  dapat  merusak  membran  sel  sehingga  mengakibatkan  kulit  merah  dan
Universitas Sumatera Utara
terbakar,  serta  merusak  sel-sel  kulit.  Akibatnya,  mekanisme  regenerasi  sel-sel  akan rusak.  Apabila  kulit  terpapar  sinar  matahari  cukup  lama  dan  dalam  intensitas  yang
cukup tinggi akan  mempercepat proses  premature skin aging penuaan kulit dini di samping pengaruh faktor lain seperti polusi dan asap rokok Moeljosoedarmo, 2008.
Dampak tidak langsung dari sinar matahari yang paling banyak terjadi adalah kanker  kulit.  Penduduk  yang  memiliki  kulit  berwarna  lebih  tahan  terhadap  bahaya
kanker  kulit  dibanding  penduduk  kulit  putih.  Perilaku  pemajanan  mempengaruhi distribusi dan kejadian penyakit kanker Achmadi, 2011.
Tenaga kerja di  luar gedung  memiliki risiko  yang tinggi untuk  mendapatkan efek  dari  sinar  matahari  namun  ada  beberapa  cara  yang  dapat  dipergunakan  untuk
melindungi  kulit  agar  tidak  terasa  panas,  terbakar,  kemerahan  atau  berwarna  coklat yaitu menggunakan pelindung seperti menggunakan krim pelindung cahaya matahari
maupun  menggunakan  pakaian  yang  tepat  seperti  memakai  baju  lengan  panjang, celana  panjang,  topi  dengan  penutup  leher,  menggunakan  kacamata  gelas  atau
kacamata plastik dan membatasi waktu pemaparan Moeljosoedarmo, 2008. 2.  Paparan terhadap bau-bauan
Fungsi  hidung dalam kaitanya dengan pekerjaan adalah sebagai  sarana untuk menghirup  oksigen  dan  udara,  maksudnya  adalah  udara  bersih  dan  tidak  tercemar
sehingga  dapat  menyelamatkan,  mengamankan  dan  membuat  nyaman  kehidupan khususnya  nyaman  dalam  bekerja.  Adanya  bau-bauan  disekitar  tempat  kerja  dapat
dianggap  sebagai  pencemaran  karena  mengganggu  konsentrasi  pekerja.  Bau-bauan
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi
terus-menerus dapat
mempengaruhi kepekaan
penciuman Sedarmayanti, 2009.
Hubungan  bau-bauan  dengan  kesehatan  kerja  adalah  bau-bauan  yang  tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Bau-bauan merupakan
jenis  pencemaran  udara  yang  tidak  hanya  mengganggu  penciuman  tetapi  juga menggambarkan  hygiene  kebersihan  lingkungan  pada  umumnya.  Cara  pengukuran
bau-bauan  yang  dapat  mengklarifikasikan  derajat  gangguan  kesehatan  belum  ada, sehingga  pengukurannya  masih  bersifat  subjektif.  Hal  ini  disebabkan  karena
seseorang  yang  mencium  bau  tertentu  dan  merasa  tidak  biasa  dengan  bau  tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau tersebut maka akhirnya menjadi terbiasa
karena  telah  terjadi  penyesuaian.  Penyesuaian  penciuman  apabila  indra  penciuman menjadi  kurang  peka  setelah  dirangsang  oleh  bau-bauan  secara  terus-menerus.
Sedangkan  kelelahan  penciuman  adalah  apabila  seseorang  tidak  mampu  mencium kadar  bau  yang  normal  setelah  mencium  kadar  bau  yang  lebih  besar
Notoatmodjo, 2003. Menurut  Sarudji  dan  Keman  2010,  tempat  pembuangan  sampah  padat
sebagai  sumber  pencemaran  udara  karena  gas  yang  dihasilkan  dari  proses dekomposisi  khususnya  sampah  organik  yang  dapat  mengurai.  Pengaruh  sampah
dalam  pencemaran  lingkungan  dapat  ditinjau  melalui  beberapa  aspek,  secara  fisik sampah  dapat  mengotori  lingkungan  sehingga  memberikan  kesan  kotor  dan  tidak
estetik  terlebih  apabila  sampah  itu  membusuk  serta  menimbulkan  bau  yang  tidak enak.
Universitas Sumatera Utara
3.  Kontak dengan vektor Vektor adalah jenis serangga yang dapat memindahkan atau menularkan suatu
penyakit  infectiuous  agent  dari  sumber  infeksi  kepada  induk  semang  yang  rentan susceptible  host.  Binatang  pengganggu  umumnya  merupakan  binatang  mengerat
yang dapat merusak tanaman, harta benda, makanan dan yang lebih penting lagi dapat merusak  induk semang  host  bagi  beberapa penyakit tertentu. Induk semang adalah
suatu  media  yang  paling  baik  untuk  hidup  dan  berkembang  biaknya  bibit  penyakit menular  di  dalam  tubuh  host  tersebut  kemudian  setelah  dewasa  atau  matang  akan
menularkan kepada host lain melalui gigitan, sengatan, sekresi atau kotoran dari host terifeksi tersebut Suyono dan Budiman, 2010.
a.  Nyamuk Nyamuk adalah  vektor  mekanis penyakit pada  manusia dan  hewan  yang
disebabkan oleh parasit dan virus. Jenis nyamuk terdiri dari nyamuk  Anopheles, Culicini nyamuk Culex dan Aedes dan Aedes aegypti. Beberapa jenis penyakit
yang  ditularkan  oleh  nyamuk  yaitu  malaria,  filariasis,  demam  kuning,  Dengue Haemoragic Fever DHF, cikungunya dan encephalitis Chandra, 2006.
Sesuai  siklus  hidupnya  nyamuk  hidup  nyamuk  harus  dekat  dengan  air, breeding  places  nyamuk  berbeda  sesuai  dengan  jenisnya.  Culex  dapat  hidup
disemua  jenis  air.  Aedes  hanya  mau hidup di  air  yang  jernih atau bersih  baralas dengan bahan buatan seperti drum, ban bekas, bak dan kaleng bukan tanah atau
alamiah  sedangkan  Anopheles  bergantung  pada  jenis  nyamuknya  Suyono  dan Budiman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
b.  Lalat Lalat  merupakan  vektor  mekanis  bakteri  patogen,  protozoa,  dan  telur
serta  larva  cacing.  Keberadaan  lalat  erat  hubungannya  dengan  sampah,  oleh karena  itu pemberantasan  lalat akan  melibatkan kegiatan  yang  berkaitan dengan
pengelolaan sampah. Sampah  yang  mudah  membusuk  merupakan  media tempat berkembangbiaknya  lalat  terutama  sampah  organik  yang  mudah  membusuk,
baunya  merangsang  lalat  untuk  hinggap.  Lalat  sering  kali  memuntahkan makanannya,  oleh  sebab  itu  kemungkinan  terjadinya  penularan  penyakit  dapat
melalui aktivitas  memuntahkan  makanan dan disamping  itu bulu-bulu kaki  lalat sanggup membawa jutaan kuman berbahaya Sarudji dan Keman, 2010.
Luasnya  penularan  penyakit  yang  disebabkan  oleh  lalat  di  alam  sulit ditentukan.  Lalat  dipandang  sebagai  vektor  penyakit  tifus  abdominalis,
salmonellosis,  kolera,  disentri  basiler,  amoeba,  tuberkulosis,  antrak,  frambusia, konjungtivitis dan lainnya Chandra, 2006.
c.  Binatang pengerat rodent Menurut  Sarudji  dan  Keman  2010,  binatang  pengerat  yang  banyak
berkaitan  dengan  kesehatan  masyarakat  adalah  tikus.  Tikus  juga  menimbulkan kerugian  terhadap  manusia  karena  merusak  dan  mengotori  bahan  makanan  atau
bahan  lainnya.  Hubungan  tikus  dengan  kesehatan  adalah  tikus  dapat  berperan sebagai reservoir beberapa penyakit yang ditularkan kepada manusia yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1.  Penyakit pes Penyakit pes  mulanya  adalah penyakit tikus dan  pinjalnya  yang disebabkan
oleh Yersinia pestis. Vektor ini menjadi inefektif setelah menggigit binatang yang  darahnya  mengandung  penyebab  penyakit  pes.  Bakteri  tumbuh  dan
terdapat  dalam  saluran  makanan  pinjal  itu  sendiri  sehingga  hal  ini  akan membahayakan  siapa  saja  yang  digigit  karena  darah  yang  dihisap  sebagian
masuk melalui luka gigitannya sambil membawa Yersinia pestis. 2.
Murine typhus Murine  typhus  ditularkan  dari  tikus  ke  manusia  oleh  Xenopsylla  cheopsis
kutu tikus. Pinjal yang telah menggigit tikus yang menderita Murine typhus adalah  pinjal  yang  infeksius.  Pinjal  infeksius  bila  menggigit  manusia  pada
waktu menghisap darah pinjal yang infeksius ini berdefekasi. Kotoran pinjal masuk kedalam saluran darah melalui luka gigitan atau luka bekas di  garuk
atau luka oleh sebab lainnya. 3.  Leptospirosis
Seseorang  terinfeksi  penyakit  ini  karena  kontak  dengan  air  atau  makanan yang  terkontaminasi  oleh  kotoran  atau  urin  tikus.  Disamping  itu  penularan
juga dapat melalui luka gigitan tikus yang menderita penyakit tersebut. 4.  Salmonela
Banyak  kasus  peracunan  makanan  disebabkan  oleh    salmonela.  salmonela menyebar  dengan  berbagai  cara,  salah  satu  diantaranya  adalah  melalui
Universitas Sumatera Utara
makanan  yang  terkontaminasi  oleh  kotoran  tikus  yang  mengandung salmonela.
d.  Kecoa Kecoa  sebagai  vektor  penyakit,  khususnya  penyakit  yang  ditularkan
melalui  makanan  atau  penyakit  saluran  pencernaan.  Kecoa  dapat  beradaptasi dengan ekologi manusia dengan baik. Kecoa hidup pada saluran air kotor, toilet
bagian luar, pepohonan atau di lingkungan dapur dan juga kamar mandi. Karena sifatnya  ini  kecoa  dapat  berperan  sebagai  carrier  dari  penyakit  diare,  disentri,
typoid dan polio Sarudji dan Keman, 2010.
2.4.2. Zat Kimia
Sampah  yang  mudah  membusuk  memerlukan  pengelolaan  yang  cepat,  baik dalam  pengumpulan  maupun  pembuangannya  karena  pembusukan  sampah  akan
menghasilkan zat kimia berupa gas. Gas yang dihasilkan oleh sampah adalah: 1.  Hidrogen sulfida H
2
S Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk dan terjadi apabila bahan
organik  mengalami  proses  pembusukan  sebagai  akibat  kinerja  bakteri.  Tumbuhan atau  sampah  organik  yang  dibuang  di  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah  TPAS
berpotensi  menimbulkan  gas  H
2
S.  Gas  ini  dapat  tersebar  kemana-mana,  mengarah sesuai  dengan  arah  angin.  Oleh  karena  itu  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah
TPAS tidak dibenarkan berada di daerah ketinggian, daerah dekat permukiman atau di  pinggir  sungai.  Timbunan  sampah  yang  tidak  dikelola  dengan  baik  dapat
Universitas Sumatera Utara
merupakan  sarang  penyebar  penyakit  atau  sarang  berkembang  biaknya  penyakit Sukandarrumidi, 2006.
Menurut  Soemirat  2009,  hidrogen  sulfida  lebih  berat  daripada  udara sehingga H
2
S sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah. Hidrogen sulfida bersifat iritan bagi paru-paru dan digolongkan ke dalam asphyixiant. Aspiksia adalah
keadaan  dimana  darah  kekurangan  oksigen  dan  tidak  mampu  melepas karbondioksida.  Aspiksia  terjadi  apabila  konsentrasi  gas  pencemar  tinggi  sehingga
bersifat akut karena efek utama H
2
S adalah melumpuhkan pusat pernafasan sehingga pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan terhentinya pernafasan.
2. Metan CH
4
Gas metan CH
4
adalah gas yang lebih ringan dari udara, tidak berwarna dan tidak  berbau.  Gas  metan terbentuk apabila  bahan  organik seperti sisa-sisa tumbuhan
yang sudah mati secara alamiah mengalami proses pembusukan. Sampah adalah salah satu  kontributor  besar  bagi  terbentuknya  gas  metan  CH4  karena  sampah  mudah
membusuk  akibat  aktivitas  mikroorganisme  dan  sampah  selalu  diproduksi  oleh aktivitas manusia sehari-hari Sukandarrumidi, 2006.
Sampah yang membusuk dalam jumlah besar akan mengakibatkan penyebaran bau  yang  sangat  mengganggu  yang  dapat  mengakibatkan  sakit  kepala  karena
mengandung  gas  metan  dari  hasil  pembusukan.  Gas  metan  bersifat  eksplosif  yaitu mudah  terbakar  dengan  sendirinya  dan  akan  menghasilkan  asap  yang  mengganggu
pernafasan  sesak  safas  serta  hasil  pembakaran  plastik  sangat  berbahaya  karena termasuk zat karsinogen penyebab kanker Suyono dan Budiman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Lama Kerja
Menurut  Suma’mur  2009,  lamanya  seseorang  bekerja  dengan  baik  dalam sehari  pada  umumnya  8  jam.  Memperpanjang  waktu  kerja  lebih  dari  kemampuan
lama  kerja  biasanya  tidak  disertai  efisiensi,  efektivitas  dan  produktivitas  kerja  yang optimal,  bahkan  biasanya  terjadi  penurunan  kualitas  dan  hasil  kerja  serta  bekerja
dengan  waktu  berkepanjangan  akan  menimbulkan  terjadinya  kelelahan,  gangguan kesehatan dan penyakit.
Bekerja  yang  melebihi  8  jam  sehari  mengakibatkan  penurunan  dalam  total prestasi dan penurunan kecepatan kerja yang disebabkan kelelahan. Bekerja selama 8
jam  per  hari  dapat  diambil  sebagai  suatu  kondisi  yang  optimal.  Meskipun  demikian waktu istirahat harus tetap diadakan Sedarmayanti, 2009.
2.4.4. Personal Hygiene
Personal hygiene dari bahasa Yunani yaitu personal  yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia
untuk  memelihara  kesehatan.  Kebersihan  perorangan  sangat  penting  untuk diperhatikan.  Pemeliharaan  kebersihan  perorangan  diperlukan  untuk  kenyamanan
individu, keamanan dan kesehatan Potter, 2005. Personal  hygiene  menjadi  penting  karena  personal  hygiene  yang  baik  akan
meminimalkan pintu  masuk  port de entry  mikroorganisme  yang  ada dimana-mana dan  pada  akhirnya  mencegah  seseorang  terkena  penyakit.  Personal  hygiene
merupakan  perawatan  diri  dimana  seseorang  merawat  fungsi-fungsi  tertentu  seperti mandi, toileting dan kebersihan tubuh secara umum. Kebersihan diri diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
kenyamanan,  keamanan  dan  kesehatan  seseorang.  Kebersihan  diri  merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan
risiko  seseorang  terhadap  kemungkinan  terjangkitnya  suatu  penyakit  terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik. Personal hygiene
yang  tidak  baik  akan  mempermudah  tubuh  terserang  berbagai  penyakit  seperti penyakit  kulit,  penyakit  infeksi,  penyakit  mulut  dan  penyakit  saluran  cerna
Saryono dan Widianti, 2011. 1.  Kebersihan kulit
Kulit  merupakan  organ  terbesar  manusia,  kulit  berfungsi  untuk melindungi  jaringan  dibawahnya  dari  cidera,  mengatur  suhu,  menghasilkan
minyak,  mentransmisikan  sensasi  melalui  reseptor  syaraf,  menghasilkan  dan mengabsorpsi vitamin D Saryono dan Widianti, 2011.
Kulit  merupakan  pembungkus  yang  elastik  yang  melindungi  tubuh  dari pengaruh lingkungan. Kulit sebagai organ  yang berfungsi sebagai proteksi, kulit
memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang masuk melewati kulit Isro’in dan Andarmoyo, 2012.
Menurut Potter  2005, pemeliharaan kulit tidak terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari. Hal  yang
perlu dilakukan dalam pemeliharaan kulit adalah: a.  Mandi dilakukan oleh setiap orang setidaknya 2 kali dalam sehari.
b.  Membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih. c.  Mandi dengan menggunakan sabun.
Universitas Sumatera Utara
d.  Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari. e.  Makan-makanan yang bergizi terutama sayur dan buah.
f.  Menjaga kebersihan lingkungan. 2.  Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Tangan  adalah  bagian  tubuh  manusia  yang  paling  sering  berhubungan dengan  mulut  dan  hidung  secara  langsung.  Sehingga  tangan  merupakan  salah
satu  penghantar  utama  masuknya  kuman  penyebab  penyakit  ke  dalam  tubuh manusia.  Apabila  tangan  manusia  menyentuh  tinja  atau  feses  akan
terkontaminasi  lebih  dari  10  juta  virus  dan  1  juta  bakteri  yang  dapat menimbulkan  penyakit.  Virus  dan  bakteri  tidak  dapat  dilihat  secara  langsung
sehingga sering diabaikan dan mudah masuk kedalam tubuh manusia. sedangkan permasalaha  kaki  dan  kuku  disebabkan  karena  salah  pemotongan  kuku,
menggunakan alas kaki yang terlalu sempit dan terpaparnya zat kimia yang tajam Zein, 2010.
Menurut  Zein  2010,  cuci  tangan  memakai  sabun,  bagi  sebagai  besar masyarakat  sudah  menjadi  kegiatan  rutin  sehari-hari.  Tapi  bagi  sebagian
masyarakat  lainnya  cuci  tangan  pakai  sabun  belum  menjadi  kegiatan  rutin, terutama  bagi  anak-anak.  Cuci  tangan  pakai  sabun  dapat  menghilangkan
sejumlah  besar  virus  dan  bakteri  yang  menjadi  penyebab  berbagai  penyakit terutama  penyakit  yang  menyerang  saluran  cerna  seperti  diare  dan  penyakit
infeksi  saluran  pernafasan  akut.  Ada  lima  hal  penting  untuk  melakukan  cuci tangan pakai sabun, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a.  Sebelum makan dan sesudah makan. b.  Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
c.  Sebelum memegang bayi. d.  Sebelum menyiapkan makanan.
e.  Setelah batuk atau bersin yang mencemari tangan. Menurut Isro’in dan Andarmoyo 2012, mengabaikan kebersihan tangan,
kaki  dan  kuku  akan  berdampak  pada  berbagai  macam  penyakit  yang menghampirinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan kaki, tangan dan kuku adalah sebagai berikut: a.  Hindari  penggunaan  sepatu  yang  sempit  karena  merupakan  sebab  utama
gangguan  kaki  dan  bisa  mengakibatkan  katimumul  kulit  ari  menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh.
b.  Hindari  penggunaan  kaos  kaki  yang  sempit,  sudah  lama  dan  kotor,  karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki.
c.  Memotong kuku jari tangan dan kaki secara teratur. 3.  Kebersihan rambut
Penampilan  dan  kesejahteraan  seseorang  seringkali  tergantung  dari  cara penampilan  dan  perasaan  mengenai  rambutnya.  Kurangnya  kebersihan  rambut
seseorang  akan  membuat  penampilan  rambut  tampak  kusut,  kusam,  tidak  rapi dan  tampak  acak-acakan  selain  itu  dapat  menimbulkan  permasalahan  atau
gangguan  seperti  gatal-gatal,  adanya  ketombe,  adanya  kutu  rambut  dan sebagainya Isro’in dan Andarmoyo, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Potter 2005, indikator status kesehatan seseorang dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan, distribusi dan pola rambut. Karekteristik rambut dapat
dipengaruhi  oleh  stress,  emosional,  obat-obatan,  infeksi  atau  penyakit  tertentu. Hal-hal  yang  diperlukan  dalam  perawatan  rambut  dan  kulit  kepala  agar  tetap
bersih dan sehat yaitu: a.  Mencuci rambut sekurang-kurangnya dua kali seminggu.
b.  Mencuci rambut dengan menggunakan sampo. c.  Menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
2.4.5. Alat Pelindung Diri APD
Organ  tubuh  yang  rentan  mendapat  serangan  dari  sumber  luar  adalah  mata, kulit dan pernafasan. Untuk melindungi organ tersebut, diperlukan alat pelindung diri
yang harus dipakai pada organ yang akan dilindungi Harrington dan Gill, 2003. Perlindungan  tubuh  atau  permukaan  kulit  berupa  baju  kerja,  sarung  tangan
kerja dan sepatu kerja dapat digunakan untuk mencegah: 1.  Kerusakan kulit akibat reaksi alergi atau zat kimia yang korosif.
2.  Penyebaran zat kimia melalui kulit. 3.  Penyebaran panas atau dingin atau sinar radiasi.
Menurut  Moeljosoedarmo  2008,  alat  pelindung  diri  APD  adalah  alat pelindung  yang  dikenakan  dipakai  oleh  tenaga  kerja  secara  langsung  untuk  tujuan
pencegahan  kecelakaan  yang  disebabkan  oleh  faktor-faktor  yang  ada  di  lingkungan tempat  kerja.  Meskipun  APD  telah  dipakai  namun  baiknya  APD  yang  digunakan
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.  Alat  pelindung  diri  harus  dapat  melindungi  terhadap  bahaya-bahaya  dimana pekerja terpajan.
2.  Alat  atau  pakaian    pelindung  diri  harus  ringan  dan  efisien  dalam  memberi perlindungan.
3.  Sebagai pelengkap terhadap tubuh harus fleksibel namun efektif. 4.  Pekerja  yang  memakai  alat  pelindung  diri  harus  tidak  terhalang  gerakannya
maupun tanggapan panca indranya. 5.  Alat pelindung diri harus tahan lama.
6.  Alat pelindung diri harus tidak memiliki efek samping bahaya tambahan karena pemakaian  baik  oleh  karena  bentuknya,  konstruksi,  bahan  atau  mungkin
penyalahgunaan. Jenis-jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut:
1.  Pakaian kerja Yaitu  pakaian  seluruh  tubuh  baju  dan  celana  panjang  yang  dapat  melindungi
kulit  dari  paparan  debu,  kotoran,  pajanan  panas,  bahan  kimia  dan  lainnya. Hindari  bagian  kaki  yang  terlalu  panjang,  terlalu  lebar  atau  terlipat  keluar  dan
tidak  menggunakan  baju  yang  terlalu  longgar  atau  sempit  Harrington  dan  Gill, 2003.
2.  Topi pengaman Topi  pengaman  yang  terbuat  dari  aluminium  umumnya  digunakan  untuk
pekerjaan-pekerjaan  di  luar  gedung  terkena  radiasi  sinar  matahari  seperti  di lingkungan konstruksi dan lain-lain Moeljosoedarmo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
3.  Pelindung mata Pelindung  mata  digunakan  untuk  melindungi  mata  dari  gas  atau  uap  iritan  dan
bermacam-macam  radiasi  termasuk  sinar  matahari.  Pelindung  mata  ada  yang berbentuk  kacamata  biasa,  kacamata  pelindung  atau  tameng  muka  Harrington
dan Gill, 2003. 4.  Masker
Tujuan utamanya adalah untuk menghindari bahaya kerja dalam bentuk debu dan gas atau uap, maka mulut dan hidung harus ditutup dengan menggunakan masker
Harrianto, 2009. 5.  Sarung tangan
Sarung  tangan  digunakan  sebagai  pelapis  tangan  dan  dipakai  dengan  tujuan untuk melindungi tangan agar tetap hygiene bersih dan menghindari kecelakaan
atau penyakit akibat kerja Moeljosoedarmo, 2008. 6.  Sepatu kerja
Sepatu  pengaman  umumnya  dirancang  untuk  melindungi  kaki  dari  kejatuhan benda-benda  keras,  tersandung  dan  terpijak  benda-benda  tajam  atau  runcing.
Untuk  pekerjaan  yang  berhubungan  dengan  bahan-bahan  kimia  ataupun  tempat kerja  yang  becek,  tenaga  kerja  diberikan  sepatu  pengaman  jenis  boot  yang
terbuat dari karet Moeljosoedarmo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Indeks Massa Tubuh IMT
IMT  merupakan  alat  yang  sederhana  untuk  memantau  IMT  orang  dewasa khususnya  yang  berkaitan  dengan  kekurangan  dan  kelebihan  berat  badan,  maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penilaian IMT dapat dilakukan secara langsung melalui
antropometri  dengan  cara  mengukur  Indeks  Masa  Tubuh  IMT.  Penggunaan  IMT hanya  berlaku  pada  orang  dewasa  berumur  diatas  18  tahun,  IMT  tidak  dapat
diterapkan  pada  bayi,  anak,  remaja,  ibu  hamil  dan  olahragawan  dan  IMT  tidak  bisa diterapkan pada keadaan khusus penyakit lainnya seperti adanya edema, ascites dan
hepatomegali pembesaran hati Supariasa at.al, 2001. Menurut Supariasa at.al 2001, masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan  masyarakat  dan  penyebabnya  dipengaruhi    oleh  berbagai  faktor  yang terkait satu dengan yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Persediaan makanan di rumah
Gambar 2.2.   Faktor Penyebab
Gizi Kurang
Persagi, 1999
dalam Supariasaat.al.
Masalah  kekurangan  atau  kelebihan  gizi  pada  orang  dewasa  usia  18  tahun
keatas  merupakan  masalah  penting  karena  mempunyai  risiko  penyakit-penyakit tertentu  dan  dapat  mempengaruhi  produktivitas  kerja.  Pemantauan  keseimbangan
berat badan perlu dilakukan secara berkesinambungan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal Supariasa at.al. 2001.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: Gizi kurang
Penyakit infeksi Asupan makanan
Perawatan anak dan ibu hamil
Pelayanan kesehatan
Kemiskinan, kurang pendidikan dan kurang
keterampilan
Berat badan kg IMT =
Tinggi badan m X Tinggi badan m Atau
Berat badan kg dibagi kuadrat tinggi badan m Krisis ekonomi langsung
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  FAOWHO  1985  batas  ambang  IMT  laki-laki  dan  perempuan berbeda,  batas  ambang  normal  laki-laki  adalah  20,1-25,0  dan  untuk  perempuan
adalah  18,7-23,8.  Kategori  ambang  batas  IMT  untuk  orang  Indonesia  dapat  dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh IMT Kategori
IMT
Kurus Kekurangan berat badan
18,5 Normal
18,5-25 Gemuk
Kelebihan berat badan 25
Sumber: Depkes, 1994 dalam Supariasa at.al Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under
weight  atau  kekurusan  dan  berat  badan  yang  berada  di  atas  batas  maksimum dinyatakan  sebagai  over  weight  atau  kegemukan.  Berat  badan  di  bawah  normal
mempunyai  risiko  terhadap  penyakit  infeksi,  sementara  yang  berada  di  atas  ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.
2.6. Landasan Teori