Kerangka Konsep Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis Multivariat

pemeriksaan feses, darah dan kulit simpul 3 sehingga dapat diketahui dampaknya terhadap keluhan kesehatan simpul 4. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah lingkungan tempat pembungan akhir sampah yang berperan dalam proses kejadian penyakit atau keluhan kesehatan.

2.7. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah: - Baik - Tidak baik Personal Hygiene: - Baik - Tidak baik Keluhan kesehatan Pemulung Lama kerja Zat kimia: - Gas hidrogen sulfida H 2 S - Gas metan CH 4 Alat pelindung diri Indeks Massa Tubuh IMT Karakteristik responden: - Umur - Pendidikan Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan terikat melalui pengujian hipotesis. Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat point time opproach artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja Notoatmodjo, 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di tempat pembuangan akhir sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan alasan tingginya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sampah seperti ISPA yang merupakan penyakit peringkat pertama dari 10 penyakit terbesar, diare merupakan kasus terbesar kedua dan penyakit kulit skabies termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Puskesmas Terjun pada tahun 2011. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan September 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi subjek yaitu seluruh pemulung yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah di Kelurahan Terjun Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Marelan yang berjumlah 450 orang dan populasi objek yang digunakan adalah udara ambien yang ada di tempat pembuangan akhir sampah dan di luar tempat pembuangan akhir sampah yang dijadikan sebagai titik kontrol. 3.3.2. Sampel Adapun besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Notoatmodjo 2005, sebagai berikut: N n = 1 + N d 2 450 n = = 81,82 = 82 1 + 450 0,1 2 Dimana: n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 pemulung yang akan diambil secara purposive sampling. Kriteria inklusi: 1. Pemulung laki-laki dan perempuan yang berusia 18 tahun. 2. Pemulung yang memiliki pendidikan minimal sekolah dasar SD. 3. Pemulung yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah. 4. Pemulung yang tidak memiliki penyakit menahun. Universitas Sumatera Utara 5. Pemulung yang tidak merokok. 6. Bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi: 1. Pemulung baik laki-laki maupun perempuan yang berusia 18 tahun 2. Pemulung yang tidak pernah mendapatkan pendidikan tidak sekolah 3. Pemulung yang bekerja diluar area tempat pembuangan akhir sampah 4. Pemulung yang memiliki riwayat penyakit menahun 5. Pemulung yang memiliki kebiasaan merokok 6. Pemulung yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian. Sampel udara yang akan diambil terdiri dari 3 lokasi yaitu lokasi 1 ada 2 titik sumber gas, lokasi 2 ada 2 titik sampel kontrol dan tempat pemulung melakukan aktivitas 6 titik diambil sesuai dengan arah angin.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer dan data sekunder sebagai berikut:

3.4.1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: a. Wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan pedoman wawancara kuesioner dan hasil penimbangan berat badan dan hasil pengukuran tinggi badan yang akan digunakan untuk mengukur Indeks Masa Tubuh IMT dengan cara perhitungan IMT. Universitas Sumatera Utara b. Data konsentrasi gas hidrogen sulfida H 2 S dan metan CH 4 diperoleh melalui pengukuran langsung di titik sampel yaitu lokasi 1 ada 2 titik sumber gas I dan sumber gas II, lokasi 2 ada 2 titik sampel kontrol I dan sampel kontrol II dan tempat pemulung melakukan aktivitas 6 titik yaitu 25 m dari sumber gas I, 50 m dari sumber gas I, 50 m dari sumber gas 1, 50 m dari sumber gas II, 20 m dari sumber gas II dan 50 m dari sumber gas I yang diambil sesuai dengan arah angin Cara pengukuran hidrogen sulfida H 2 S dan metan CH 4 SNI 19-7119.7- 2005 yaitu: a. Prinsip Gas hidrogen sulfida H 2 S atau metan CH 4 dari sumber dialirkan kedalam larutan penyerap dengan menggunakan pompa vakum. Hidrogen sulfida H 2 S atau metan CH 4 direaksikan dengan p-aminodimetilanilin dan besi dalam keadaan asam yang tinggi membentuk senyawa metilen biru dan diukur serapannya dengan panjang gelombang 670 mn menggunakan spektrofotometer. b. Alat yang digunakan adalah midget impinger, flow meter, pompa vakum, generator set dan spektrofotometer c. Pengambilan sampel 1. Susun peralatan pengambilan sampel dengan posisi alat setinggi 0,5 – 1 m dari permukaan tanah. 2. Masukkan 20 ml larutan penyerap H 2 S atau CH 4 ke dalam midget impinger. 3. Midget impinger dirangkaikan dengan pompa vakum dan diatur kecepatan aliran udara pada 2 Lmenit. Universitas Sumatera Utara 4. Pengambilan sampel dilakukan selama 1 jam dan pertahankan suhu pipa selama pengambilan sampel. 5. Catat temperatur dan tekanan sumber gas pada saat pengambilan sampel dengan menggunakan termometer dan manometer pada gas meter. 6. Matikan pompa, tutup aliran gas dan baca petunjuk akhir volum pada gas meter, V 2 L. 7. Setelah pengambilan sampel uji, diamkan selama 20 menit untuk menghilangkan pengganggu. d. Prosedur pembuatan kurva dan kalibrasi 1. Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat. 2. Siapkan 5 buah tabung sampel 25 mL, 0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL larutan kerja H 2 S atau CH 4 ke dalam masing-masing labu ukur. 3. Tambahkan 0,5 ml larutan uji p-aminodimetilanilin dan 3 tetes larutan Fel3 kemudian tambahkan larutan penyerap sampai tanda batas. 4. Tunggu sampai 30-60 menit, baca absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 670 nm. 5. Hitung konsentrasi H 2 S atau CH 4 dalam satu seri larutan tersebut. 6. Dibuat kurva yang menyatakan hubungan absorbansi dengan konsentrasi H 2 S atau CH 4. e. Cara analisa 1. Ambil 10 ml larutan sampel dalam midget masukkan ke dalam labu takar 25 ml dan tambahkan 5 ml air suling sebagai pembilas. Universitas Sumatera Utara 2. Sebanyak 0,5 ml larutan p-aminodimetilanin dan 3 tetes FecL3 ditambahkan ke dalam labu takar. 3. Air suling ditempatkan sampai tanda batas, dihomogenkan dan diamkan selam 30-60 menit. 4. Campuran larutan di atas diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 680 nm. 5. Untuk pengujian blanko, ulangi seperti langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan penyerap sebanyak 10 ml.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pencatataan dan pelaporan Puskesmas Terjun dan Kecamatan Medan Marelan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Medan.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen dipergunakan perlu di uji validitas dan reabilitasnya. Validitas menunjukan sejauhmana instrumen mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas ini dilakukan pada 30 responden yaitu pemulung yang ada di TPA Namo Bintang, dengan pertimbangan TPA Namo Bintang memiliki persamaan atau karakteristik yang hampir sama dengan yang diteliti dan diukur. Dengan korelasi pearson product moment. Uji validitas bertujuan untuk menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dengan cara melakukan korelasi antara skor masing- masing variabel item dengan skor totalnya yang ditunjukkan dengan skor item correct Universitas Sumatera Utara corelation pada analisis reliability statistics. Bila skor r hitung r tabel, maka valid dan bila skor r hitung r tabel, maka tidak valid Riyanto, 2011. Suatu instrumen dianggap valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur Sugiono, 2009 dan kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Riyanto, 2011. Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen penelitian adalah reliabilitas. Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya reliabel. Semakin reliabel suatu instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama apabila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama. Metode pengukuran yang sering digunakan adalah metode Cronbach’s Alpha yang akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0 – 1 yang dapat dikelompokan dalam lima kelas. Nilai masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Nilai Cronbach’s Alpha dan Tingkat Reliabilitas Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang reliabel 0,201 – 0,40 Sedikit reliabel 0,401 – 0,60 Cukup reliabel 0,601 – 0,80 Reliabel 0,801 – 1,00 Sangat reliabel Sumber: Nugroho, 2011 Universitas Sumatera Utara Hasil uji validitas yang dilakukan pada 30 responden yaitu pemulung yang ada di TPA Namo Bintang diperoleh hasil bahwa kuesioner lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan dan kontak dengan vektor, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku, kaki dan kebersihan rambut dan keluhan kesehatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit adalah valid r hitung r tabel. Hasil uji reliabilitas seluruh kuesioner adalah reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha pada kuesioner lingkungan tempat pembuangan akhir sampah berdasarkan paparan terhadap cahaya matahari 0,700, paparan terhadap bau-bauan O,723, kontak dengan vektor 0,904. Personal hygiene berdasarkan kebersihan kulit 0,848, kebersihan tangan, kaki dan kuku O,875, kebersihan rambut O,876, alat pelindung diri 0,817 dan keluhan kesehatan berdasarkan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit 0,961.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variabel independen dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan dan kontak dengan vektor, zat kimia gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan CH 4 , lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku, dan kebersihan rambut, alat pelindung diri dan IMT. Variabel dependen dalam penelitian adalah keluhan kesehatan. Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Definisi Operasional

1. Pemulung adalah seseorang yang bekerja mencari sampah atau barang bekas di tempat pembuangan akhir sampah. 2. Lingkungan tempat pembuangan akhir sampah yaitu suatu area atau lahan yang digunakan untuk menampung sampah. Lingkungan TPA sampah terdiri dari: a. Paparan terhadap cahaya matahari adalah waktu pajanan cahaya matahari bagi pemulung yang bekerja di lingkungan terbuka yaitu di tempat pembuangan akhir sampah yang dibedakan sebelum atau sesudah jam 09.00 WIB. b. Paparan terhadap bau-bauan yaitu ada atau tidaknya bau atau aroma sampah yang tercium oleh pemulung di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah. c. Kontak dengan vektor adalah adanya kontak dengan vektor nyamuk, lalat, tikus maupun kecoa terhadap pemulung baik langsung maupun melalui perantara makanan yang terkontaminasi oleh vektor tersebut. Hasil penilaian lingkungan tempat pembuangan akhir sampah dikatakan baik apabila ketiga item lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor adalah baik. Tempat pembuangan akhir sampah dikatakan tidak baik apabila salah satu dari item paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor tidak baik. 3. Zat kimia yaitu berupa gas yang dihasilkan dari pembusukan sampah, yang terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Gas hidrogen sulfida H 2 S yaitu gas yang dihasilkan sampah dan berbau telur busuk yang diukur menggunakan spektrofotometer dengan posisi alat setinggi 0,5 – 1 m dari permukaan tanah pada sumber gas 1 dan 2, jarak 25 m dan 50 m dari sumber gas 1 dan pada jarak 20 m dan 50 m dari sumber gas 2 dalam satuan ppm. b. Gas metan CH 4 adalah gas yang lebih ringan dari udara, tidak berwarna, tidak berbau dan mudah terbakar yang dihasilkan oleh pembusukan sampah yang diukur menggunakan spektrofotometer dengan posisi alat setinggi 0,5 – 1 m dari permukaan tanah pada sumber gas 1 dan 2, jarak 25 m dan 50 m dari sumber gas 1, jarak 20 m dan 50 m dari sumber gas 2, dan pada jarak 600 m dari TPA sebagai titik kontrol dalam satuan ppm. 4. Lama kerja yaitu waktu yang digunakan pemulung untuk bekerja dengan lama waktu kerja dalam hitungan jamhari baik siang ataupun malam hari. 5. Personal hygiene yaitu kebersihan perorangan dengan cara perawatan diri untuk kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan yang terdiri dari: a. Kebersihan kulit yaitu kebersihan tubuh yang dilakukan untuk melindungi bagian tubuh dari pengaruh lingkungan tempat pembuangan akhir sampah. b. Kebersihan tangan, kaki dan kuku adalah kebersihan yang dilakukan pemulung dengan cara mencuci tangan memakai sabun, memotong kuku jari tangan dan kaki secara teratur. c. Kebersihan rambut adalah kebersihan yang diperlukan untuk mencegah gangguan atau masalah kesehatan rambut dan kulit kepala. Universitas Sumatera Utara Hasil penilaian personal hygiene dikatakan baik apabila ketiga item pada personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku dan kaki, dan kebersihan rambut adalah baik. Personal hygiene dikatakan tidak baik apabila salah satu dari item kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku dan kaki, dan kebersihan rambut tidak baik. 6. Alat pelindung diri adalah alat pengaman yang dipakai oleh pemulung di lingkungan tempat tempat pembuangan sampah yang terdiri dari pakaian kerja, topi pengaman, masker, sarung tangan dan sepatu kerja. 7. Indeks Massa Tubuh IMT adalah penilaian IMT pemulung yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan. 8. Keluhan kesehatan adalah gangguan kesehatan atau gejala penyakit pada sistem pernafasan batuk, nyeri dada dan sesak nafas, sistem pencernaan diare dan penyakit kulit gatal-gatal dan kemerahan pada kulit yang dialami oleh pemulung di tempat pembuangan akhir sampah dalam 3 bulan terakhir.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Variabel Independen

Pengukuran variabel independen menggunakan skala ukur ordinal. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pertanyaan indikator. Indikator dibagi dalam beberapa tingkatan dan diberikan skornilai. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Independen No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur dan Metode Skala Ukur Hasil Ukur kategori 1. Lingkungan TPA Penggabungan secara keseluruhan dari penilaian paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan dan kontak dengan vektor. Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik jika tidak ada kategori tidak baik 2. Tidak baik jika kategori tidak baik ≥ 1 1. Baik 2. Tidak baik  Paparan terhadap cahaya matahari Waktu pajanan cahaya matahari bagi pemulung yang bekerja di lingkungan terbuka yaitu lingkungan TPAS dalam satuan jamhari Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik jika jawaban ≤ 09.00 WIB 2. Tidak baik jika jawaban 10.00-14.00 WIB 1. Baik 2. Tidak baik  Paparan terhadap bau- bauan Ada atau tidaknya bau atau aroma sampah yang tercium oleh pemulung di lingkungan TPAS. Observasi dan kuesioner Wawancara Ordinal 1. Bau jika jawaban Ya ≥ 1 2. Tidak bau jika tidak ada jawaban Ya 1. Bau 2. Tidak bau  Kontak dengan vektor Adanya kontak dengan vektor nyamuk, lalat, tikus maupun kecoa terhadap pemulung baik langsung maupun melalui perantara makanan yang terkontaminasi oleh vektor tersebut. Observasi dan kuesioner Wawancara Ordinal 1. Ada jika jawaban Ya ≥ 1 2. Tidak ada jika tidak ada jawaban Ya 1. Ada 2. Tidak ada Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan 2. Zat kimia  Hidrogen hidrogen sulfida H 2 S Gas yang di hasilkan sampah dan berbau telur busuk yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan satuan ppm. Spektropho tometer Pengukuran Ordinal 1. NAB 0,02 ppm 2. NAB 0,02 ppm Kep. Men LH No.50 Tahun 1996 1. NAB 2. NAB  Gas metan CH 4 gas yang lebih ringan dari udara, tidak berwarna, tidak berbau dan mudah terbakar yang diukur menggunakan spektrofotometer dalam satuan ppm. Spektropho tometer Pengukuran Ordinal 1. NAB titik kontrol 2. NAB titik kontrol 1. NAB 2. NAB 3. Lama kerja waktu yang digunakan pemulung untuk bekerja dalam hitungan jamhari baik siang ataupun malam hari. Kuesioner wawancara Ordinal 1. Baik jika bekerja selama 8 jamhari 2. Tidak baik jika ≥ 10 jamhari 1. Baik 2. Tidak baik 4. Personal hygiene Penggabungan secara keseluruhan dari penilaian kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, dan kebersihan rambut Kuesioner wawancara Ordinal 1. Baik jika tidak ada kategori tidak baik 2. Tidak baik jika kategori tidak baik ≥ 1 1. Baik 2. Tidak baik  Kebersih an kulit kebersihan tubuh untuk melindungi bagian tubuh dari pengaruh lingkungan TPAS Observasi dan kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik jika jawaban Ya ≥ 50 2. Tidak baik jika jawaban Ya 50 1. Baik 2. Tidak baik Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan  Kebersiha n tangan, kaki dan kuku kebersihan yang dilakukan pemulung dengan cara mencuci tangan memakai sabun, memotong kuku jari tangan dan kaki secara teratur. Observasi dan kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik jika jawaban Ya ≥ 50 2. Tidak baik jika jawaban Ya 50 1. Baik 2. Tidak baik  Kebersiha n rambut kebersihan yang diperlukan untuk mencegah masalah kesehatan rambut dan kulit kepala. Observasi dan kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik jika jawaban Ya ≥ 50 2. Tidak baik jika jawaban Ya 50 1. Baik 2. Tidak baik  Personal hygiene Kebersihan diri pemulung dengan cara perawatan diri untuk kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan. Kuesioner Kompilasi Ordinal 1. Baik jika tidak ada kategori tidak baik 2. Tidak baik jika kategori tidak baik ≥ 1 1. Baik 2. Tidak baik 5. Alat pelindung diri Alat pelindung diri terdiri dari pakaian kerja, topi pengaman, pelindung mata, masker, sarung tangan dan sepatu kerja. Observasi dan kuesioner Wawancar a Ordinal 1. Lengkap jika skor jawaban 100 2. Tidak lengkap jika skor jawaban 100 1. lengkap 2. Tidak lengkap 6. Indeks Masa Tubuh IMT Penilaian IMT pemulung yang berkaitandengan kekurangan dan kelebihan berat badan BB dengan mengukur TB dan BB. Timbangan dan meteran Pengukuran Ordinal 1. Gemuk 25 2. Normal 18,5-25

3. Kurus 18,5 1. Gemuk

2. Normal

3. Kurus

Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pertanyaan indikator, dibagi dalam beberapa tingkatan dan diberikan skornilai, dengan cara: 1. Jika responden menjawab kuesioner dengan jawaban Ya ≥ 1 dari total 36 pertanyaan yang terdiri dari 18 pertanyaan sistem pernafasan, 6 pertanyaan sistem pencernaan dan 12 pertanyaan penyakit kulit maka responden tersebut mengalami keluhan kesehatan. 2. Jika responden menjawab kuesioner dengan tidak ada jawaban Ya dari total 36 pertanyaan yang terdiri dari 18 pertanyaan sistem pernafasan, 6 pertanyaan sistem pencernaan dan 12 pertanyaan penyakit kulit maka responden tersebut tidak mengalami keluhan kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3. berikut ini: Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Dependen No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur dan Metode Skala Ukur Hasil Ukur Kategori 1. keluhan kesehatan gangguan kesehatan atau gejala penyakit pada sistem pernafasan sistem pencernaan dan penyakit kulit Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Ada jika jawaban Ya ≥ 1 2. Tidak ada jika tidak ada jawaban Ya 1. Ada 2. Tidak ada Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Analisis Data

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian yaitu variabel independen yang terdiri dari lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, zat kimia gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan CH 4 , lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut, alat pelindung diri dan IMT. Variabel dependen yaitu keluhan kesehatan dengan penyajian dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan dan kontak dengan vektor, zat kimia gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan CH 4 , lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut, alat pelindung diri dan IMT terhadap keluhan kesehatan melalui tabulasi silang dan kemudian analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95.

3.7.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat yaitu untuk melihat pengaruh antara variabel keluhan kesehatan dengan seluruh variabel yang diteliti yaitu lingkungan tempat pembuangan Universitas Sumatera Utara akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut dan IMT sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap keluhan kesehatan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda multiple regression. Persamaan regresi logistik berganda adalah sebagai berikut: Keterangan: Y = Variabel dependen keluhan kesehatan a = Konstanta regresi logistik b 1 ....b 3 = Koefisien regresi logistik X 1 = Lingkungan TPA X 2 = Personal hygiene X 3 = Indeks Massa Tubuh IMT Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografis

Medan Marelan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Utara kota Medan Sumatera Utara. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas wilayah ± 44,47 KM² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan Kecamatan Medan Belawan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan. Kecamatan Medan Marelan terdiri dari lima Kelurahan yaitu kelurahan Labuhan Deli, kelurahan Paya Pasir, kelurahan Rengas Pulau, kelurahan Tanah Enam Ratus dan kelurahan Terjun.

4.1.2. Kondisi Kependudukan

Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk 139.820 jiwa yang terdiri dari 70.903 jiwa penduduk laki-laki dan 68.917 jiwa penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk 5.870 KM². Penelitian dilakukan di kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, kelurahan Terjun memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 16,05 KM 2 yang terdiri dari 22 lingkungan. Sebagian besar lahan pada kelurahan Terjun di gunakan Universitas Sumatera Utara untuk TPA sampah yaitu seluas 14 Ha tepatnya di lingkungan enam dan TPA Terjun mulai beroperasi sejak 7 Januari 1993 dengan menggunakan sistem open dumping. Jumlah sampah yang dibuang di TPA Terjun yang berasal dari kota Medan berjumlah ± 1.984 M 3 per hari. Untuk mengurangi jumlah sampah, upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan kembali benda-benda yang masih memiliki nilai ekonomis dengan cara mendaur ulang sampah atau pemanfaatan kembali secara langsung. Kegiatan tersebut dilakukan oleh pemulung yang bekerja di TPA tersebut.

4.1.3. Penyakit terbesar

Data 10 penyakit terbesar di Puskesmas Terjun kecamatan Medan Marelan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Penyakit Terbesar Puskesmas Terjun kecamatan Medan Marelan Tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1. ISPA 2778 2. Diare 1661 3. Gigi 1502 4. Gastritis 526 5. Hipertensi 489 6. Diabetes Melitus 359 7. Mata 327 8. TB Paru 311 9. Skabies 117 10. Kecacingan 93 Sumber: Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan,2011 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang tertinggi di wilayah Puskesmas Terjun adalah ISPA dengan jumlah penderita 2778 jiwa. Universitas Sumatera Utara Sedangkan penyakit yang jumlah penderitanya paling rendah adalah kecacingan yaitu 93 jiwa.

4.2. Analisis Univariat

Untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian yaitu variabel independen yang terdiri dari lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku, kaki dan kebersihan rambut dan IMT. Variabel dependen yaitu keluhan kesehatan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

4.2.1. Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini: Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Umur Responden Jumlah n Persentase 18 – 28 29 – 39 40 – 50 50 34 27 14 7 41,5 32,9 17,1 8,5 Total 82 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa berdasarkan umur, proporsi umur tertinggi adalah kelompok umur 18 – 28 tahun yaitu sebanyak 34 orang 41,5 dan yang terendah pada kelompok umur 50 tahun yaitu sebanyak 7 orang 8,5. Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Pendidikan Responden Jumlah n Persentase SD SLTA SM 36 32 14 43,9 39,0 17,1 Total 82 100 Tabel 4.3. di atas menunjukan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pendidikan responden adalah SD yaitu sebanyak 36 orang 43,9 dan minoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 14 orang 17,1.

4.2.2. Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Lingkungan tempat pembuangan akhir sampah responden berdasarkan paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan, dan kontak dengan vektor. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini : Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Paparan terhadap Cahaya Matahari di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Jawaban ≤09.00 WIB

09.00 WIB

n n 1. 2. Jam berapa pergi kerja ke tempat pembuangan akhir sampah? Jam berapa mulai terkena cahaya matahari? 5 5 6,1 6,1 77 77 93,9 93,9 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.4. di atas diketahui bahwa paparan terhadap cahaya matahari bagi responden yang bekerja di kelurahan Terjun kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5. Distribusi Berdasarkan Kategori Paparan terhadap Cahaya Matahari di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Paparan Terhadap Cahaya Matahari Jumlah n Persentase Baik jam ≤09.00 WIB 5 6,1 Tidak Baik jam 09.00 WIB 77 93,9 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.5. di atas tentang paparan terhadap cahaya matahari diketahui bahwa mayoritas responden yang bekerja di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan mendapat paparan terhadap cahaya matahari tidak baik yaitu sebanyak 77 orang 93,9. Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Paparan terhadap Bau-bauan di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak n n 1. 2. 3. 4. Mencium bau telur busuk di lingkungan tempat pembuangan sampah? Mencium bau tersebut setiap hari? Terganggu dengan bau sampah tersebut? Ada upaya anda untuk mengurangi bau sampah? 49 47 37 34 59,8 57,3 45,1 41,5 33 35 45 48 40,2 42,7 54,9 58,5 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.6. di atas diketahui bahwa paparan terhadap bau-bauan pada responden yang bekerja di kelurahan Terjun kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7. Distribusi Berdasarkan Kategori Paparan terhadap Bau-bauan di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Paparan terhadap Bau-bauan Jumlah n Persentase Bau 49 59,8 Tidak Bau 33 40,2 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.7. di atas tentang paparan terhadap bau-bauan diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan mendapat paparan terhadap bau-bauan yaitu sebanyak 49 orang 59,8. Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kontak dengan Vektor di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak n n 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Nyamuk Ada nyamuk di tempat pembuangan sampah? Pernah menemukan jentik atau nyamuk di dalam ban, kaleng bekas atau tempat genangan air? Sering digigit nyamuk saat sedang bekerja? Menggunakan pelindung diri Seperti autan atau sejenisnya agar tidak digigit nyamuk? Lalat Disaat sedang makan, lalat hinggap di makanan anda? Lalat juga hinggap di minuman anda? Tetap makan dan minum bekas hinggapan lalat tersebut? Keberadaan lalat mengganggu aktivitas kerja anda? 44 41 32 28 48 49 54 55 53,7 50 39 34,1 58,5 59,8 65,9 67,1 38 41 50 54 34 33 28 27 46,3 50 61 65,9 41,5 40,2 34,1 32,9 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Lanjutan 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Tikus Terganggu dengan keberadaan tikus? Tikus merusak atau mengotori barang-barang, anda mencuci kembali barang tersebut sebelum digunakan? Tikus makan makanan anda? Tetap makan makanan yang telah dicemari oleh tikus? Kecoa Makanan anda pernah dihinggapi kecoa? Makanan yang dihinggapi kecoa tetap anda makan ? Keberadaan kecoa membuat anda Tidak nyaman? Pernah melakukan upaya untuk memberantas kecoa? 21 21 17 14 26 22 38 20 25,6 25,6 20,7 17,1 31,7 26,8 46,3 24,4 61 61 65 68 56 60 44 62 74,4 74,4 79,3 82,9 68,3 73,2 53,7 75,6 Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.8 tersebut maka dapat diketahui bahwa kontak dengan vektor responden yang bekerja di kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.9. di bawah ini: Tabel 4.9. Distribusi Berdasarkan Kategori Mengenai Kontak dengan Vektor di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kontak Dengan Vektor Jumlah n Persentase Ada 55 67,1 Tidak ada 27 32,9 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.9. di atas tentang kontak dengan vektor diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan ada kontak dengan vektor yaitu sebanyak 55 orang 67,1. Hasil penilaian lingkungan tempat pembuangan akhir sampah berdasarkan jawaban responden per item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Distribusi Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di TPA Terjun Kecamatan MedanMarelan Tahun 2012. Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Jumlah n Persentase Baik Tidak baik 27 55 32,9 67,1 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.10. tersebut mengenai lingkungan tempat pembuangan akhir sampah diperoleh hasil bahwa mayoritas responden kontak dengan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah tidak baik yaitu sebanyak 55 orang 67,1.

4.2.3. Zat Kimia

Pengukuran zat kimia di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah terdiri dari gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metan CH 4 . Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.11. berikut : Tabel 4.11. Hasil Pemantauan Udara Ambient di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Sampling Point Parameter H 2 S ppm CH 4 ppm 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. TPA Sumber Gas 1 TPA Sumber Gas II 25 m dari sumber gas 1 50 m dari sumber gas 1 50 m dari sumber gas 1 50 m dari sumber gas II 20 m dari sumber gas II 50 m dari sumber gas 1 Kontrol Kontrol 0,01803 0,02949 0,01507 0,00897 0,01488 0,01191 0,02086 0,01790 0,00896 0,01197 240 810 285 160 145 175 255 150 80 95 Nilai Ambang Batas NAB 0,02 Kontrol Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Distribusi Pengukuran Zat Kimia Gas Hidrogen Sulfida H 2 S dan Gas Metan CH 4 di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Zat Kimia Jumlah n Persentase 1. Hidrogen Sulfida H 2 S NAB NAB 8 2 80 20 Total 10 100 2. Gas Metan CH 4 Control Control 2 8 20 80 Total 10 100 Berdasarkan tabel 4.12. di atas mengenai zat kimia diperoleh hasil pengukuran gas hidrogen sulfida H 2 S di lingkungan tempat pembuangan sampah mayoritas masih dalam nilai ambang batas NAB yaitu sebanyak 8 titik sampel 80. Sedangkan hasil pengukuran gas metan CH 4 mayoritas kontrol yaitu sebanyak 8 titik sampel 80. Tabel 4.13. Distribusi Kategori Zat Kimia Gas Hidrogen Sulfida H 2 S pada Lokasi 1 Tempat Responden bekerja di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Gas Hidrogen Sulfida H 2 S Jumlah n Persentase NAB NAB 28 54 34,1 65,9 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.13. mengenai zat kimia Gas Hidrogen Sulfida H 2 S diketahui bahwa mayoritas responden bekerja di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang memiliki kadar gas Universitas Sumatera Utara hidrogen sulfida H 2 S melebihi NAB yaitu pada lokasi I sumber gas II sebanyak 54 orang 65,9. Tabel 4.14. Distribusi Kategori Zat Kimia Gas Metan CH 4 pada Lokasi 1 Tempat Responden bekerja di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Gas Metan CH 4 Jumlah n Persentase Control Control 82 100 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.14. di atas diketahui bahwa seluruh responden bekerja di TPA sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang memiliki kadar gas metan CH 4 melebihi control yaitu pada lokasi I sumber gas 1 dan sumber gas II sebanyak 82 orang 100.

4.2.4. Lama Kerja

Lama kerja responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut: Tabel 4.15. Distribusi Lama Kerja Responden di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Lama Kerja Jumlah n Persentase Baik bekerja ≤8 jamhari Tidak baik bekerja 8 jamhari 21 61 25,6 74,4 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.15. di atas diketahui bahwa mayoritas responden bekerja di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan lama kerja 8 jamhari sebanyak 61 orang 74,4. Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Personal Hygiene

Personal hygiene responden berdasarkan kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku dan kebersihan rambut. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.16. berikut ini : Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Kulit di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Ya Tidak n n 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Segera mandi setelah selesai Bekerja dari tempat pembuangan sampah? Mandi 2 kali sehari secara teratur? Mandi dengan menggunakan air bersih? Mandi dengan menggunakan sabun? Menggunakan peralatan mandi seperti sabun dan handuk sendiri? Mengganti pakaian kerja setiap hari? Menggunakan krim kulit saat bekerja? Tidak menggunakan pakaian berwarna hitam saat bekerja ? Tidak menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan sintetis serat buatan, daya serap rendah dan kaku? Selalu mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi terutama suyur dan buah 62 69 73 79 44 46 45 48 44 43 75,6 84,1 89 96,3 53,7 56,1 54,9 58,5 53,7 52,4 20 13 9 3 38 36 37 34 38 39 24,4 15,6 11 3,7 46,3 43,9 45,1 41,5 46,3 47,6 Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.16. tersebut tentang personal hygiene diketahui bahwa kebersihan kulit responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Distribusi Berdasarkan Kategori Mengenai Personal Hygiene pada Kebersihan Kulit di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Kulit Jumlah n Persentase Baik 44 53,7 Tidak Baik 38 46,3 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.17. diatas diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki kebersihan kulit yang baik yaitu sebanyak 44 orang 53,7. Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Personal Hygiene pada Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Ya Tidak N n 1. 2. 3. 4. 5. 6. Selalu menggunakan sabun saat mencuci tangan? Mencuci tangan sebelum makan? Mencuci tangan sesudah makan? Hanya mengelap tangan saja sebelum atau sesudah makan? Mengganti sarung tangan setiap hari? Segera mencuci tangan setelah memegang plastik-plastik bekas? 24 55 42 16 40 29 29,3 67,1 51,2 19,5 48,8 35,4 58 27 40 66 42 53 70,7 32,9 48,8 80,5 51,2 64,6 7. 8. 9. 10. Kuku tangan dan kaki anda dalam keadaan bersih? Memotong kuku tangan dan kaki anda secara teratur? Selalu menjaga kulit serta sela-sela Jari kaki anda tetap kering? Segera mencuci tangan dan kaki setelah bekerja? 30 18 21 79 36,6 22 25,6 96,3 52 54 61 3 63,4 65,6 74,4 3,7 Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.18. tentang personal hygiene disimpulkan bahwa kebersihan tangan, kaki dan kuku responden di Kelurahan Terjun Kecematan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. Distribusi Berdasarkan Kategori Mengenai Personal Hygiene pada Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Tangan, kaki, kuku Jumlah n Persentase Baik 16 19,5 Tidak Baik 66 80,5 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.19. tersebut diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki kebersihan tangan, kaki, dan kuku tidak baik yaitu sebanyak 66 orang 80,5. Tabel 4.20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Personal Hygiene Berdasarkan Kebersihan Rambut di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Ya Tidak n n 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mencuci rambut secara teratur? Mencuci rambut sekurang-kurangnya 2 kali seminggu? Menggunakan sumber air yang bersih saat mencuci rambut? Mencuci rambut dengan menggunakan shampo? Menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri? Rambut saat ini dalam keadaan bersih? Memotong rambut secara rutin? 12 33 69 77 11 14 12 40,2 79,3 84,1 93,9 13,4 92,7 53,7 70 49 13 5 71 68 70 59,8 20,71 15,9 6,1 86,6 7,3 46,3 8. 9. 10. Kulit kepala tidak berketobe? Tidak mempunyai kutu rambut? Menjaga kelembapan rambut dengan menggunakan krim rambut? 60 40 33 47,6 48,8 40,2 22 42 49 52,4 51,2 59,8 Berdasarkan Tabel 4.20. mengenai personal hygiene pada kebersihan rambut responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Distribusi Berdasarkan Kategori Mengenai Personal Hygiene pada Kebersihan Rambut di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Rambut Jumlah n Persentase Baik 12 14,6 Tidak Baik 70 85,4 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.21. diatas diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki kebersihan rambut yang tidak baik yaitu sebanyak 70 orang 46,3. Penilaian personal hygiene berdasarkan jawaban responden per item pertanyaan maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini: Tabel 4.22. Distribusi Personal Hygiene pada Responden di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Personal Hygiene Jumlah n Persentase Baik Tidak baik 44 38 53,7 46,3 Total 82 100 Berdasarkan tabel 4.22. tersebut diperoleh hasil bahwa mayoritas responden di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki personal hygiene baik yaitu sebanyak 44 orang 53,7.

4.2.6. Alat Pelindung Diri

Hasil penelitian mengenai alat pelindung diri diperoleh hasil penelitian pada tabel 4.23. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23. Distribusi Alat Pelindung Diri Responden di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan selalu Kadang- kadang Tidak pernah n n n 1. 2. 3. 4. 5. Memakai baju panjang dan celana panjang Memakai penutup kepala topi saat bekerja Menggunakan masker atau penutup mulut dan hidung saat bekerja. Menggunakan sarung tangan saaat bekerja Menggunakan sepatu pengaman seperti sepatu boot saat bekerja. 39 69 17 45 73 47,7 84,1 20,7 54,9 89 41 10 11 22 5 50 12,2 13,4 26,8 6, 1 2 3 54 15 4 2,4 3,7 65,9 18,3 4,9 Berdasarkan tabel 4.23. mengenai alat pelindung diri responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini: Tabel 4.24. Distribusi Berdasarkan Kategori Mengenai Alat Pelindung Diri Responden di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Alat Pelindung Diri Jumlah n Persentase Lengkap Tidak lengkap 17 65 20,7 79,3 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.24. di atas diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan menggunakan alat pelindung diri tidak lengkap yaitu sebanyak 65 orang 79,3.

4.2.7. Indeks Massa Tubuh IMT

Berdasarkan hasil ukur yang terdiri dari Berat Badan BB dan Tinggi Badan TB pada responden, dapat dilihat pada tabel 4.25. Berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25. Distribusi Jawaban Responden Mengenai IMT di TPA Sampah Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 IMT Jumlah n Persentase Gemuk 25 16 19,5 Normal 18,5-25 57 69,5 Kurus 18,5 9 11 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.25. di atas diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki IMT normal yaitu sebanyak 57 orang 69,5.

4.2.8. Keluhan Kesehatan

Keluhan kesehatan responden mengenai sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.26. sebagai berikut: Tabel 4.26. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keluhan Kesehatan di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 No Pertanyaan Ya Tidak N n 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sistem Pernafasan Batuk Sering mengalami batuk? Batuk terjadi terus menerus? Batuknya berdahak? Jika anda batuk, batuk terjadi lebih dari 14 hari? Pada saat batuk, disertai rasa sakit ataua nyeri dada? Pada saat batuk, menggangu aktifitas anda bekerja? 49 48 33 42 41 43 59,8 58,5 40,2 51,2 50 52,4 33 34 49 40 41 39 40,2 41,5 59,8 48,8 50 47,6 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26. Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nyeri Dada Pernah merasakan nyeri dada? Nyeri dada sering terjadi ? Nyeri terasa tajam dan menusuk? Nyeri dada bukan berasal dari ulu hati dan disertai dengan adanya rasa mual? Pada saat terasa nyeri, dada terasa berat? Pada saat nyeri dada, anda merasakan Tidak nyaman,yang cukup mengganggu di daerah dada? 30 29 29 20 25 30 36,6 35,4 35,4 24,4 30,5 36,6 52 53 53 62 57 52 63,4 64,4 64,4 75,6 69,5 63,4 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sesak Nafas Pernah mengalami keluhan sesak nafas? Sesak nafas sering terjadi? Sesak nafas sewaktu bekerja? Suara sesak disertai bunyi mengi? Sesak nafas disertai nyeri dada? Apabila sesak nafas, disertai dengan batuk? 23 18 14 5 13 12 28 22 17,1 6,1 15,9 14,6 59 64 68 77 69 70 72 78 82,9 93,9 84,1 85,4 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pencernaan Sering mengalami diare? Pada saat diare, disertai sakit atau nyeri yang menyebar pada perut bagian bawah? Merasakan sakit perut yang mendadak? Pernah buang air besar yang disertai darah? Pernah diare setelah makan atau minum di tempat pembuangan akhir sampah? Pernah diare disertai dengan muntah ? 19 17 15 3 45 12 23,2 20,7 18,3 3,7 54,9 14,6 63 65 67 79 37 70 76,9 79,3 81,7 96,3 45,1 85,4 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kulit Gatal-gatal Sering mengalami keluhan gatal-gatal? kulit yang gatal disertai nanah? Rasa gatal timbul pada malam hari? Daerah yang gatal disertai bintik-bintik padat? Setelah makan-makanan tertentu, terjadi alergi pada kulit? Gatal-gatal terjadi pada saat kulit berkeringat? 52 22 23 31 17 27 63,4 26,2 28 37,8 20,7 32,9 30 60 59 51 65 55 36,6 73,2 72 62,2 79,3 67,1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kulit Kemerahan Kulit anda sering terjadi kemerahan? Kemerahan pada kulit terjadi pada saat anda sedang bekerja siang? Kulit tersa panas dan terbakar? Kulit yang kemerahan disertai rasa gatal? Kulit yang kemerahan hanya pada daerah yang tidak tertutup? Kulit anda rentan atau mudah merah sensitif? 68 59 58 64 57 49 82,9 71 70,7 78 69,5 59 14 23 24 18 25 33 17,1 28 29,3 22 30,5 40,2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.26 diatas mengenai keluhan kesehatan responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.27 di bawah ini: Tabel 4.27. Distribusi Berdasarkan Kategori Keluhan Kesehatan di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Keluhan Kesehatan Jumlah n Persentase Ada 68 82,9 Tidak Ada 14 17,1 Total 82 100 Berdasarkan Tabel 4.27. diatas diketahui bahwa mayoritas responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki keluhan kesehatan yaitu sebanyak 68 orang 82,9.

4.3. Analisa bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan, dan kontak dengan vektor, zat kimia, lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut alat pelindung diri dan IMT terhadap variabel dependen yaitu keluhan kesehatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit melalaui tabulasi silang dan kemudian anlisis statistik dengan uji chi square pada tingkat kepercayaaan 95. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Analisis Hubungan Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah

dengan Keluhan Kesehatan Berdasarkan hasil analisis hubungan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah yang terdiri dari paparan dengan cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan, dan kontak dengan vektor dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.28. sebagai berikut: Tabel 4.28. Hubungan Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Berdasarkan Paparan terhadap Cahaya Matahari, Paparan terhadap Bau-Bauan, dan Kontak dengan Vektor dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N N N Paparan terhadap Cahaya Matahari Baik Tidak Baik 2 66 40,0 85,7 3 11 60,0 14,3 5 77 100 100 0,033 Paparan terhadap Bau-bauan Bau Tidak bau 39 29 79,6 87,9 10 4 20,4 12,1 49 33 100 100 0,497 Kontak dengan Vektor Ada Tidak ada 44 24 80,0 88,9 11 3 20,0 11,1 55 27 100 100 0,369 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.28 di atas pada variabel paparan terhadap cahaya matahari diketahui bahwa dari 5 responden yang terpapar cahaya matahari baik yang ada keluhan kesehatan hanya 2 orang 40,0 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 3 orang 60. Sedangkan 77 responden yang mendapat paparan terhadap cahaya matahari yang Universitas Sumatera Utara tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 66 orang 85,7 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan yaitu 11 orang 14,3 Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact diperoleh nilai p=0,033 p0,05 yang berarti ada hubungan paparan terhadap cahaya matahari dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil tabulasi silang pada variabel paparan terhadap bau-bauan diketahui bahwa dari 49 responden yang terpapar bau-bauan mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 39 orang 79,6 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 10 orang 20,4. Sedangkan 33 responden yang tidak memiliki paparan terhadap bau-bauan mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 29 orang 87,9 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 4 orang 12,1. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,497 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan paparan terhadap bau-bauan dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil tabulasi silang pada variabel kontak dengan vektor diketahui bahwa dari 55 responden yang kontak dengan vektor mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 44 orang 80,0 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 11 orang 20,4. Sedangkan 27 responden yang tidak kontak dengan vektor mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 24 orang 88,9 Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 3 orang 11,1. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact didapat nilai p=0,369 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan kontak dengan vektor dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil analisis hubungan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah dengan keluhan kesehatan, diperoleh hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.29 di bawah ini: Tabel 4.29. Hubungan Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N n N Baik Tidak baik 26 42 96,3 76,4 1 13 3,7 23,6 27 55 100 100 0,029 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.29 diatas mengenai lingkungan tempat pembuangan akhir sampah diketahui bahwa dari 27 responden yang kontak dengan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah yang baik hampir seluruhnya ada keluhan kesehatan yaitu 26 orang 96,3 dan responden yang tidak ada keluhan kesehatan hanya 1 orang 3,7. Sedangkan 55 responden yang kontak dengan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah tidak baik mayoritas ada keluhan Universitas Sumatera Utara kesehatan yaitu sebanyak 42 orang 76,4 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 13 orang 23,6. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact diperoleh nilai p=0,029 p0,05 yang berarti ada hubungan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.

4.30. Analisis Hubungan Zat Kimia dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis zat kimia yang terdiri dari gas hidrogen sulfida H 2 S dan gas metana CH 4 dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.30. di bawah ini : Tabel 4.30. Hubungan Zat Kimia Gas Hidrogen Sulfida H 2 S dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Gas Hidrogen Sulfida H 2 S Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N N N NAB NAB 19 49 67,9 90,7 9 5 32,1 9,3 28 54 100 100 0,014 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.30. di atas menunjukan bahwa dari 28 responden yang bekerja di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah yang mengandung kadar gas hidrogen sulfida H 2 S yang memenuhi syarat, mayoritas responden ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 19 orang 67,9 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 9 orang 32,1. Sedangkan dari 54 responden yang bekerja di lingkungan tempat Universitas Sumatera Utara pembuangan akhir sampah yang memiliki kadar hidrogen sulfida H 2 S yang tidak memenuhi syarat, mayoritas responden ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 49 orang 90,7 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 5 orang 9,3. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact didapat nilai p=0,014 p0,05 yang berarti ada hubungan zat kimia pada hidrogen sulfida H 2 S dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Tabel 4.31. Hubungan Zat Kimia Gas Metana CH 4 dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Gas Metan CH 4 Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total n n N Control 68 82,9 14 17,1 82 100 - Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.31. di atas menunjukan bahwa dari 82 responden yang bekerja di lingkungan yang memiliki kadar gas metan CH 4 yang melebihi control mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 68 orang 82,9 dan yang tidak ada keluhan kesehatan sebanyak 14 orang 17,1. Berdasarkan hasil penelitian, data tidak dianalisis karena data bersifat sama homogen. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Analisis Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis lama kerja terhadap keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.32. sebagai berikut: Tabel 4.32. Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Lama Kerja Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total n n N Baik Tidak baik 14 54 66,7 88,5 7 7 33,3 11,5 21 61 100 100 0,039 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.32. diatas menunjukan bahwa dari 21 responden yang memilki lama kerja yang baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 14 orang 66,7 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 7 orang 33,3. Sedangkan dari 61 responden yang memiliki waktu kerja yang tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 54 orang 88,5 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 7 orang 11,5. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact diperoleh nilai p=0,039 p0,005 yang berarti ada hubungan lama kerja dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Analisis Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis personal hygiene terdiri kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, dan kuku dan kebersihan rambut dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.33. berikut: Tabel 4.33. Hubungan Personal Hygiene berdasarkan Kebersihan Kulit, Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku, dan Kebersihan Rambut dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Personal Hygiene Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N N n Kebersihan Kulit Baik Tidak Baik 40 28 90,9 73,7 4 10 9,1 26,3 44 38 100 100 0,018 Kebersihan Tangan, Kuku dan Kaki Baik Tidak Baik 10 58 62,5 87,9 6 8 37,5 12,1 16 66 100 100 0,026 Kebersihan Rambut Baik Tidak Baik 9 59 75,0 84,3 3 11 25,0 15,7 12 70 100 100 0,422 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.33. diatas menunjukan bahwa pada variabel kebersihan kulit terdapat 44 responden yang memilki kebersihan kulit yang baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 40 orang 90,9 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 4 orang 9,1. Sedangkan 38 responden yang memiliki kebersihan kulit yang tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 28 orang 73,7 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 10 orang 26,3. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,018 p0,05 yang berarti ada hubungan kebersihan kulit dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil tabulasi silang variabel kebersihan tangan, kaki dan kuku dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang memilki kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 10 orang 62,5 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 6 orang 37,5. Sedangkan dari 66 responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki,dan kuku yang tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 58 orang 87,9 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 8 orang 12,1. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact diperoleh nilai p=0,026 p0,05 yang berarti ada hubungan kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil tabulasi silang variabel kebersihan rambut dapat diketahui bahwa dari 12 responden yang memiliki kebersihan rambut yang baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 75,0 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 3 orang 25,0. Sedangkan 70 responden yang memiliki kebersihan rambut yang tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak Universitas Sumatera Utara 59 orang 84,3 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 11 orang 15,7. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji fisher exact diperoleh nilai p=0,422 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan kebersihan rambut dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Hasil analisis hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan diperoleh hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.34 berikut: Tabel 4.34. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Personal Hygiene Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N N n Baik Tidak Baik 41 27 93,2 71,1 3 11 6,8 28,9 44 38 100 100 0,018 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.34.di atas menunjukan bahwa dari 44 responden yang memiliki personal hygiene baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 41 orang 93,2 dan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 3 orang 6,8. Sedangkan 38 responden yang memiliki personal hygiene tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 27 orang 71,1 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 11 orang 28,9. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis bivariat dengan uji chi square di peroleh nilai p=0,018 p0,05 yang berarti ada hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.

4.3.5. Analisis Hubungan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis hubungan alat pelindung diri dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.35. berikut: Tabel 4.35. Hubungan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Alat Pelindung Diri Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N N n Lengkap Tidak lengkap 9 59 52,9 90,8 8 6 47,1 9,2 17 65 100 100 0,001 Berdasarkan hasil tabulasi silang tabel 4.35. diatas menunjukan bahwa dari 17 responden yang memakai alat pelindung diri yang lengkap sebagian ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 52,9 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 8 orang 47,1. Sedangkan dari 65 responden yang memakai alat pelindung diri yang tidak lengkap mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 59 orang 90,8 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 6 arang 9,2. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Fisher Exact diperoleh nilai p=0,001 p0,05 yang berarti ada hubungan alat pelindung diri dengan keluhan Universitas Sumatera Utara kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.

4.3.6. Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh IMT dengan Keluhan

Kesehatan Berdasarkan hasil analisis hubungan IMT dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.36. Sebagai berikut: Tabel 4.36. Hubungan IMT dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Berdasarkan hasil analisa hubungan IMT dengan keluhan kesehatan diperoleh hasil penelitian pada tabel 4.36 di bawah ini: IMT Keluhan Kesehatan p Value Ada Tidak Ada Total N n n Gemuk Normal Kurus 13 46 9 81,3 80,7 100 3 11 18,8 9,7 16 57 9 100 100 100 0,353 Berdasarkan hasil tabulasi silang tabel 4.36. diatas pada variabel IMT dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang memilki IMT gemuk mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 13 orang 81,3 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 3 orang 18,8. Dari 57 responden yang memiliki IMT yang normal mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 46 orang 80,7 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 11 orang 9,7. Dan dari 9 responden yang memiliki IMT yang kurus semuanya ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 100. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,353 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan IMT dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.

4.2. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, lama kerja, personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut dan IMT yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keluhan kesehatan. Uji yang dipakai dalam analisis multivariat ini adalah uji regresi logistik berganda untuk mencari pengaruh yang paling dominan terhadap keluhan kesehatan. Variabel yang akan dimasukkan ke dalam model regresi logistik berganda adalah semua variabel yang pada analisis bivariat diperoleh nilai p0,25. Dalam penelitian ini variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat adalah lingkungan tempat pembuangan akhir sampah, gas hidrogen sulfida H 2 S, lama kerja, personal hygiene dan alat pelindung diri. Variabel yang mempunyai nilai p 0,25 akan dikeluarkan dari model secara berurutan atau bertahap dimulai dari p value terbesar. Analisis multivariat yang diperoleh dari uji logistik regresi berganda menunjukan bahwa variabel yang mempunyai nilai p 0,25 adalah Hidrogen sulfida H 2 S sehingga dikeluarkan dari model. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.37. berikut: Tabel 4.37. Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Lama Kerja, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri terhadap Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Variabel B P Value Exp B 95 Lingkungan TPA Lama kerja Personal hygiene Alat pelindung diri 1,694 -1,786 2,111 -2,298 0,146 0,033 0,016 0,004 5,442 0,168 8,253 0,100 0,553-53,544 0,032-0,868 1,485-45,856 0,021-0,473 Constant -1,225 0,695 0,294 Berdasarkan Tabel 4.33. diatas menunjukan bahwa variabel yang masuk ke dalam kandidat model adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25. Variabel yang masuk ke dalam kandidat model tersebut adalah lingkungan tempat pembuangan akhir sampah, lama kerja, personal hygiene dan alat pelindung diri. Dari keempat variabel tersebut di atas, maka dilakukan seleksi berikutnya dengan mengeluarkan variabel yang memiliki nilai p value 0,05 yang dimulai dari p value terbesar yaitu paparan terhadap cahaya matahari. Setelah dilakukan uji regresi logistik berganda, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.38. di bawah ini: Tabel 4.38. Pengaruh Lama Kerja, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri terhadap Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Variabel B P Value Exp B 95 Lama kerja Personal hygiene Alat pelindung diri -2,005 2,098 -2,297 0,013 0,012 0,003 0,135 8,152 0,101 0,028-0,654 1,581-42,044 0,023-0,448 Constant 2,227 0,287 9,276 Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan analisis logistik berganda, ternyata variabel yang paling dominan mempengaruhi keluhan kesehatan pada pemulung adalah personal hygiene dengan nilai Exp yaitu 8,152. Model persamaan regresi logistik berganda adalah sebagai berikut: Keterangan: a = constant Px = Probabilitas keluhan kesehatan X 1 = lama kerja X 2 = Personal hygiene X 3 = Alat pelindung diri Berdasarkan persamaan regresi logistik berganda tersebut dapat dilihat apabila lama kerja X 1, personal hygiene X 2 dan alat pelindung diri X 3 ditingkatkan ke arah lebih baik, maka hal ini akan meminimalkan angka keluhan kesehatan pada pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Dapat dihitung ramalan probabilitas responden untuk tidak memiliki keluhan kesehatan dengan persamaan sebagai berikut: y = 2,227 - 2,005 lama kerja + 2,098 - 2,297 alat pelindung diri y = 2,227 1 – 2,005 1 + 2,098 1 - 2,297 1 y = 2,227 – 2,005 + 2,098 - 2,297 = 0,023 Nilai probabilitasnya adalah P = 11+e -y = 11+2,7 -0,023 = 0,506 Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 2,227 + -2,005 + 2,098 + -2,297 Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan di atas maka tingkat probabilits untuk mengalami keluhan kesehatan adalah 50,6 artinya apabila responden bekerja dengan lama kerja tidak baik bekerja 8 jmhari didukung dengan personal hygiene tidak baik dan tidak menggunakan alat pelindung diri maka akan memberikan potensi 50,6 responden mengalami keluhan kesehatan baik pada sistem pernafasan, sistem pencernaan maupun keluhan pada kulit. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Karakteristik Responden