pemeriksaan  feses,  darah  dan  kulit  simpul  3  sehingga  dapat  diketahui  dampaknya terhadap  keluhan  kesehatan  simpul  4.  Selain  itu  faktor  lain  yang  mempengaruhi
adalah  lingkungan  tempat  pembungan  akhir  sampah  yang  berperan  dalam  proses kejadian penyakit atau keluhan kesehatan.
2.7. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian
Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah:
-
Baik
-
Tidak baik
Personal Hygiene:
-
Baik
-
Tidak baik Keluhan kesehatan
Pemulung Lama kerja
Zat kimia: -  Gas hidrogen sulfida H
2
S -  Gas metan CH
4
Alat pelindung diri Indeks Massa Tubuh IMT
Karakteristik responden:
-
Umur
-
Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas  dengan  terikat  melalui  pengujian  hipotesis.  Pengumpulan  data  dilakukan sekaligus pada  suatu saat  point time opproach  artinya tiap  subjek penelitian  hanya
diobservasi sekali saja Notoatmodjo, 2010.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi  penelitian  ini  adalah  di  tempat  pembuangan  akhir  sampah  Kelurahan Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  dengan  alasan  tingginya  penyakit-penyakit  yang
berhubungan  dengan  sampah  seperti  ISPA  yang  merupakan  penyakit  peringkat pertama  dari  10  penyakit  terbesar,  diare  merupakan  kasus  terbesar  kedua  dan
penyakit  kulit  skabies  termasuk  dalam  10  penyakit  terbesar  di  Puskesmas  Terjun pada  tahun  2011.  Penelitian  ini  direncanakan  akan  dilaksanakan  pada  bulan  Maret
sampai dengan September 2012.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  populasi  subjek  yaitu  seluruh pemulung  yang  bekerja  di  tempat  pembuangan  akhir  sampah  di  Kelurahan  Terjun
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan  Medan  Marelan  yang  berjumlah  450  orang  dan  populasi  objek  yang digunakan adalah udara ambien yang ada di tempat pembuangan akhir sampah dan di
luar tempat pembuangan akhir sampah yang dijadikan sebagai titik kontrol. 3.3.2.
Sampel
Adapun besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane
yang dikutip oleh Notoatmodjo 2005, sebagai berikut:
N n  =
1 + N d
2
450 n  =
= 81,82 = 82 1 + 450 0,1
2
Dimana: n   = besar sampel
N  = besar populasi d   = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan
Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 pemulung yang akan diambil secara purposive sampling.
Kriteria inklusi: 1.  Pemulung laki-laki dan perempuan yang berusia  18 tahun.
2.  Pemulung yang memiliki pendidikan minimal sekolah dasar SD. 3.  Pemulung yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah.
4.  Pemulung yang tidak memiliki penyakit menahun.
Universitas Sumatera Utara
5.  Pemulung yang tidak merokok. 6.  Bersedia menjadi subjek penelitian.
Kriteria eksklusi: 1.  Pemulung baik laki-laki maupun perempuan yang berusia  18 tahun
2.  Pemulung yang tidak pernah mendapatkan pendidikan tidak sekolah 3.  Pemulung yang bekerja diluar area tempat pembuangan akhir sampah
4.  Pemulung yang memiliki riwayat penyakit menahun 5.  Pemulung yang memiliki kebiasaan merokok
6.  Pemulung yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian. Sampel udara yang akan diambil terdiri dari 3 lokasi yaitu lokasi 1 ada 2 titik
sumber gas, lokasi 2 ada 2 titik sampel kontrol dan tempat pemulung melakukan aktivitas 6 titik diambil sesuai dengan arah angin.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer dan data sekunder sebagai berikut:
3.4.1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: a.  Wawancara  langsung  kepada  responden  dengan  menggunakan  pedoman
wawancara kuesioner dan hasil penimbangan berat badan dan hasil pengukuran tinggi  badan  yang  akan  digunakan  untuk  mengukur  Indeks  Masa  Tubuh  IMT
dengan cara perhitungan IMT.
Universitas Sumatera Utara
b.  Data konsentrasi gas hidrogen sulfida H
2
S dan metan CH
4
diperoleh  melalui pengukuran langsung di titik sampel  yaitu lokasi 1 ada 2 titik sumber gas I dan
sumber gas II, lokasi 2 ada 2 titik sampel kontrol I dan sampel kontrol II dan tempat pemulung melakukan aktivitas 6 titik yaitu 25 m dari sumber gas I, 50 m
dari sumber gas I, 50  m dari  sumber gas 1, 50  m dari sumber gas II, 20 m dari sumber gas II dan 50 m dari sumber gas I  yang diambil sesuai dengan arah angin
Cara  pengukuran  hidrogen  sulfida  H
2
S  dan  metan  CH
4
SNI  19-7119.7- 2005 yaitu:
a.  Prinsip Gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  atau  metan  CH
4
dari  sumber  dialirkan  kedalam larutan  penyerap  dengan  menggunakan  pompa  vakum.  Hidrogen  sulfida  H
2
S atau  metan  CH
4
direaksikan  dengan  p-aminodimetilanilin  dan  besi  dalam keadaan  asam  yang  tinggi  membentuk  senyawa  metilen  biru  dan  diukur
serapannya dengan panjang gelombang 670 mn menggunakan spektrofotometer. b.  Alat  yang  digunakan  adalah  midget  impinger,  flow  meter,  pompa  vakum,
generator set dan spektrofotometer c.  Pengambilan sampel
1.  Susun  peralatan  pengambilan  sampel  dengan  posisi  alat  setinggi  0,5  –  1  m dari permukaan tanah.
2.  Masukkan 20 ml larutan penyerap H
2
S atau CH
4
ke dalam midget impinger. 3.  Midget  impinger  dirangkaikan  dengan  pompa  vakum  dan  diatur  kecepatan
aliran udara pada 2 Lmenit.
Universitas Sumatera Utara
4.  Pengambilan  sampel  dilakukan  selama  1  jam  dan  pertahankan  suhu  pipa selama pengambilan sampel.
5.  Catat  temperatur  dan  tekanan  sumber  gas  pada  saat  pengambilan  sampel dengan menggunakan termometer dan manometer pada gas meter.
6.  Matikan  pompa,  tutup  aliran  gas  dan  baca  petunjuk  akhir  volum  pada  gas meter, V
2
L. 7.  Setelah  pengambilan  sampel  uji,  diamkan  selama  20  menit  untuk
menghilangkan pengganggu. d.  Prosedur pembuatan kurva dan kalibrasi
1.  Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat. 2.  Siapkan 5  buah tabung sampel 25  mL, 0  mL, 5 mL, 10  mL, 15  mL, 20  mL
larutan kerja H
2
S atau CH
4
ke dalam masing-masing labu ukur. 3.  Tambahkan  0,5  ml  larutan  uji  p-aminodimetilanilin  dan  3  tetes  larutan  Fel3
kemudian tambahkan larutan penyerap sampai tanda batas. 4.  Tunggu sampai 30-60  menit, baca absorbansi dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang  670 nm. 5.  Hitung konsentrasi H
2
S atau CH
4
dalam satu seri larutan tersebut. 6.  Dibuat kurva yang menyatakan hubungan absorbansi dengan konsentrasi H
2
S atau CH
4.
e.  Cara analisa 1.  Ambil 10 ml larutan sampel dalam midget masukkan ke dalam labu takar 25
ml dan tambahkan 5 ml air suling sebagai pembilas.
Universitas Sumatera Utara
2.  Sebanyak 0,5 ml larutan p-aminodimetilanin dan 3 tetes FecL3 ditambahkan ke dalam labu takar.
3.  Air  suling  ditempatkan  sampai  tanda  batas,  dihomogenkan  dan  diamkan selam 30-60 menit.
4.  Campuran  larutan  di  atas  diukur  serapannya  dengan  spektrofotometer  pada panjang gelombang 680 nm.
5.  Untuk  pengujian  blanko,  ulangi  seperti  langkah-langkah  di  atas  dengan menggunakan larutan penyerap sebanyak 10 ml.
3.4.2. Data Sekunder
Data  sekunder  diperoleh  dari  pencatataan  dan  pelaporan  Puskesmas  Terjun dan  Kecamatan  Medan  Marelan  dan  Badan  Meteorologi  Klimatologi  dan  Geofisika
BMKG Medan.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum  instrumen  dipergunakan  perlu  di  uji  validitas  dan  reabilitasnya. Validitas  menunjukan  sejauhmana  instrumen  mengukur  apa  yang  ingin  diukur.  Uji
validitas  ini  dilakukan  pada  30  responden  yaitu  pemulung  yang  ada  di  TPA  Namo Bintang,  dengan  pertimbangan  TPA  Namo  Bintang  memiliki  persamaan  atau
karakteristik  yang  hampir  sama  dengan  yang  diteliti  dan  diukur.  Dengan  korelasi pearson product moment.
Uji  validitas  bertujuan  untuk  menunjukan  tingkat-tingkat  kevalidan  atau kesahihan  suatu    instrumen  dengan  cara  melakukan  korelasi  antara  skor  masing-
masing variabel item dengan skor totalnya yang ditunjukkan dengan skor item correct
Universitas Sumatera Utara
corelation pada analisis reliability statistics. Bila skor r hitung  r tabel, maka valid dan bila skor r hitung  r tabel, maka tidak valid Riyanto, 2011.
Suatu  instrumen  dianggap  valid  apabila  instrumen  tersebut  dapat  digunakan untuk  mengukur  apa  yang  ingin  diukur  Sugiono,  2009  dan  kuesioner  dikatakan
valid apabila pertanyaan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Riyanto, 2011.
Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen penelitian adalah reliabilitas. Reliabilitas  instrumen  menunjukan  seberapa  besar  suatu  instrumen  tersebut  dapat
dipercaya  dan  digunakan  sebagai  alat  pengumpul  data.  Reliabilitas  instrumen  yang semakin tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya reliabel.
Semakin  reliabel  suatu  instrumen  membuat  instrumen  tersebut  akan  mendapatkan hasil yang sama apabila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama. Metode
pengukuran  yang  sering  digunakan  adalah  metode  Cronbach’s  Alpha  yang  akan menghasilkan  nilai  alpha  dalam  skala  0  –  1  yang  dapat  dikelompokan  dalam  lima
kelas.  Nilai  masing-masing  kelas  dan  tingkat  reliabilitasnya  dapat  dilihat  pada  tabel berikut:
Tabel 3.1. Nilai Cronbach’s Alpha dan Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang reliabel
0,201 – 0,40 Sedikit reliabel
0,401 – 0,60 Cukup reliabel
0,601 – 0,80 Reliabel
0,801 – 1,00 Sangat reliabel
Sumber: Nugroho, 2011
Universitas Sumatera Utara
Hasil  uji  validitas  yang  dilakukan  pada  30  responden  yaitu  pemulung  yang ada  di  TPA  Namo  Bintang  diperoleh  hasil  bahwa  kuesioner  lingkungan  tempat
pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan  dan  kontak  dengan  vektor,  personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan
tangan, kuku, kaki dan kebersihan rambut dan keluhan kesehatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit adalah valid r hitung  r tabel.
Hasil uji reliabilitas seluruh kuesioner adalah reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha  pada  kuesioner  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  berdasarkan
paparan  terhadap  cahaya  matahari  0,700,  paparan  terhadap  bau-bauan  O,723, kontak dengan vektor 0,904. Personal hygiene berdasarkan kebersihan kulit 0,848,
kebersihan tangan, kaki dan kuku O,875, kebersihan rambut O,876, alat pelindung diri 0,817 dan keluhan kesehatan berdasarkan sistem pernafasan, sistem pencernaan
dan penyakit kulit 0,961.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel  independen  dalam  penelitian  ini  adalah  lingkungan  tempat pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-
bauan  dan  kontak  dengan  vektor,  zat  kimia  gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  dan  gas metan  CH
4
,  lama  kerja,  personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan, kaki, kuku, dan kebersihan rambut, alat pelindung diri dan IMT. Variabel dependen
dalam penelitian adalah keluhan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Definisi Operasional
1.  Pemulung adalah  seseorang  yang  bekerja  mencari sampah atau barang  bekas di tempat pembuangan akhir sampah.
2.  Lingkungan tempat pembuangan akhir  sampah  yaitu  suatu area atau lahan  yang
digunakan untuk menampung sampah. Lingkungan TPA sampah terdiri dari:
a.  Paparan terhadap cahaya matahari adalah waktu pajanan cahaya matahari bagi pemulung  yang  bekerja  di  lingkungan  terbuka  yaitu  di  tempat  pembuangan
akhir sampah yang dibedakan sebelum atau sesudah jam 09.00 WIB. b.  Paparan  terhadap  bau-bauan  yaitu  ada  atau  tidaknya  bau  atau  aroma  sampah
yang tercium oleh pemulung di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah. c.  Kontak  dengan  vektor  adalah  adanya  kontak  dengan  vektor  nyamuk,  lalat,
tikus  maupun  kecoa  terhadap  pemulung  baik  langsung  maupun  melalui perantara makanan yang terkontaminasi oleh vektor tersebut.
Hasil  penilaian  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  dikatakan baik apabila ketiga item lingkungan tempat pembuangan akhir sampah paparan
terhadap  cahaya  matahari,  paparan  terhadap  bau-bauan  dan  kontak  dengan vektor  adalah  baik.  Tempat  pembuangan  akhir  sampah  dikatakan  tidak  baik
apabila salah satu dari item paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor tidak baik.
3.  Zat  kimia  yaitu  berupa  gas  yang  dihasilkan  dari  pembusukan  sampah,  yang terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a.  Gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  yaitu  gas  yang  dihasilkan  sampah  dan  berbau telur  busuk  yang  diukur  menggunakan  spektrofotometer  dengan  posisi  alat
setinggi 0,5 – 1 m dari permukaan tanah pada sumber gas 1 dan 2, jarak 25 m dan 50  m dari  sumber gas 1 dan pada  jarak 20  m dan 50  m dari  sumber
gas 2 dalam satuan ppm. b.  Gas  metan  CH
4
adalah  gas  yang  lebih  ringan  dari  udara,  tidak  berwarna, tidak berbau dan mudah terbakar yang dihasilkan oleh pembusukan sampah
yang  diukur  menggunakan  spektrofotometer  dengan  posisi  alat  setinggi 0,5 – 1 m dari permukaan tanah pada sumber gas 1 dan 2, jarak 25 m dan 50
m dari sumber gas 1, jarak 20 m dan 50 m dari sumber gas 2, dan pada jarak 600 m dari TPA sebagai titik kontrol dalam satuan ppm.
4.  Lama  kerja  yaitu  waktu  yang  digunakan  pemulung  untuk  bekerja  dengan  lama waktu kerja dalam hitungan jamhari baik siang ataupun malam hari.
5.  Personal hygiene yaitu kebersihan perorangan dengan cara perawatan diri untuk
kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan yang terdiri dari:
a.  Kebersihan  kulit  yaitu  kebersihan  tubuh  yang  dilakukan  untuk  melindungi
bagian tubuh dari pengaruh lingkungan tempat pembuangan akhir sampah.
b.  Kebersihan  tangan,  kaki  dan  kuku  adalah  kebersihan  yang  dilakukan pemulung dengan cara  mencuci tangan  memakai  sabun,  memotong kuku  jari
tangan dan kaki secara teratur. c.  Kebersihan  rambut  adalah  kebersihan  yang  diperlukan  untuk  mencegah
gangguan atau masalah kesehatan rambut dan kulit kepala.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penilaian personal hygiene dikatakan baik apabila ketiga item pada personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan,  kuku  dan  kaki,  dan
kebersihan  rambut  adalah  baik.  Personal  hygiene  dikatakan  tidak  baik  apabila salah  satu  dari  item  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan,  kuku  dan  kaki,  dan
kebersihan rambut tidak baik. 6.  Alat  pelindung  diri  adalah  alat  pengaman  yang  dipakai  oleh  pemulung  di
lingkungan  tempat  tempat  pembuangan  sampah  yang  terdiri  dari  pakaian  kerja, topi pengaman, masker, sarung tangan dan sepatu kerja.
7.  Indeks  Massa  Tubuh  IMT  adalah  penilaian  IMT  pemulung  yang  berkaitan dengan  kekurangan  dan  kelebihan  berat  badan  dengan  mengukur  tinggi  badan
dan berat badan.
8.  Keluhan kesehatan adalah gangguan kesehatan atau gejala penyakit pada sistem pernafasan  batuk,  nyeri  dada  dan  sesak  nafas,  sistem  pencernaan  diare  dan
penyakit  kulit  gatal-gatal  dan  kemerahan  pada  kulit  yang  dialami  oleh pemulung di tempat pembuangan akhir sampah dalam 3 bulan terakhir.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Variabel Independen
Pengukuran  variabel  independen  menggunakan  skala  ukur  ordinal.  Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam
bentuk  item  pertanyaan  indikator.  Indikator  dibagi  dalam  beberapa  tingkatan  dan diberikan skornilai. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2. sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Independen No
Variabel Defenisi
Operasional
Alat Ukur dan
Metode Skala
Ukur
Hasil Ukur
kategori
1.
Lingkungan TPA
Penggabungan secara
keseluruhan dari penilaian paparan
terhadap cahaya matahari, paparan
terhadap bau- bauan dan kontak
dengan vektor. Kuesioner
Wawancara Ordinal  1.  Baik jika
tidak ada kategori
tidak baik 2.  Tidak baik
jika kategori tidak baik
≥ 1 1.  Baik
2.  Tidak baik
 Paparan
terhadap cahaya
matahari Waktu pajanan
cahaya matahari bagi pemulung
yang bekerja di lingkungan
terbuka yaitu lingkungan TPAS
dalam satuan jamhari
Kuesioner Wawancara
Ordinal   1.  Baik jika jawaban
≤ 09.00 WIB 2.  Tidak baik
jika jawaban 10.00-14.00
WIB 1.  Baik
2.  Tidak baik
 Paparan
terhadap bau-
bauan Ada atau tidaknya
bau atau aroma sampah yang
tercium oleh pemulung di
lingkungan TPAS.
Observasi dan
kuesioner Wawancara
Ordinal   1.  Bau jika jawaban
Ya ≥ 1
2.  Tidak bau jika tidak
ada jawaban Ya
1.  Bau 2.  Tidak
bau
 Kontak
dengan vektor
Adanya kontak dengan vektor
nyamuk, lalat, tikus maupun
kecoa terhadap pemulung baik
langsung maupun melalui perantara
makanan yang terkontaminasi
oleh vektor tersebut.
Observasi dan
kuesioner Wawancara
Ordinal   1.  Ada jika jawaban
Ya ≥ 1
2.  Tidak ada jika tidak
ada jawaban Ya
1.  Ada 2.  Tidak
ada
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
2. Zat kimia
 Hidrogen
hidrogen sulfida
H
2
S Gas yang di
hasilkan sampah dan berbau telur
busuk yang diukur dengan
menggunakan spektrofotometer
dengan satuan ppm. Spektropho
tometer Pengukuran
Ordinal 1.  NAB
0,02 ppm 2.   NAB
0,02 ppm Kep. Men LH
No.50 Tahun 1996
1.  NAB 2.  NAB
 Gas
metan CH
4
gas yang lebih ringan dari udara,
tidak berwarna, tidak berbau dan
mudah terbakar yang diukur
menggunakan spektrofotometer
dalam satuan ppm. Spektropho
tometer Pengukuran
Ordinal  1.  NAB titik kontrol
2.   NAB titik
kontrol 1.  NAB
2.  NAB
3. Lama kerja
waktu yang digunakan
pemulung untuk bekerja dalam
hitungan jamhari baik siang ataupun
malam hari. Kuesioner
wawancara Ordinal   1.  Baik  jika
bekerja selama 8
jamhari
2.  Tidak baik jika
≥ 10
jamhari
1.  Baik 2.  Tidak
baik
4. Personal
hygiene Penggabungan
secara keseluruhan dari penilaian
kebersihan kulit, kebersihan tangan,
kaki dan kuku, dan kebersihan rambut
Kuesioner wawancara
Ordinal  1.  Baik jika tidak ada
kategori tidak baik
2.  Tidak baik jika kategori
tidak baik ≥ 1
1.  Baik 2.  Tidak
baik
 Kebersih
an kulit kebersihan tubuh
untuk melindungi bagian tubuh dari
pengaruh lingkungan TPAS
Observasi dan
kuesioner Wawancara
Ordinal   1.  Baik jika jawaban Ya
≥ 50
2.  Tidak baik jika jawaban
Ya  50 1.  Baik
2.  Tidak baik
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
 Kebersiha
n tangan, kaki dan
kuku
kebersihan yang dilakukan
pemulung dengan cara
mencuci tangan memakai sabun,
memotong kuku jari tangan dan
kaki secara teratur.
Observasi dan
kuesioner
Wawancara Ordinal
1.  Baik jika jawaban Ya
≥ 50
2.  Tidak baik jika jawaban
Ya  50 1.  Baik
2.  Tidak baik
 Kebersiha
n rambut
kebersihan yang diperlukan untuk
mencegah masalah
kesehatan rambut dan kulit
kepala.
Observasi dan
kuesioner
Wawancara Ordinal
1.  Baik jika jawaban Ya
≥ 50
2.
Tidak baik jika jawaban
Ya  50 1.  Baik
2.  Tidak baik
 Personal
hygiene
Kebersihan diri pemulung
dengan cara perawatan diri
untuk kebersihan
tubuh dan memelihara
kesehatan.
Kuesioner Kompilasi
Ordinal
1.  Baik jika tidak ada kategori
tidak baik 2.  Tidak baik
jika kategori tidak baik
≥ 1 1.  Baik
2.  Tidak baik
5. Alat
pelindung diri
Alat pelindung diri terdiri dari
pakaian kerja, topi pengaman,
pelindung mata, masker, sarung
tangan dan sepatu kerja.
Observasi dan
kuesioner Wawancar
a
Ordinal
1.  Lengkap jika skor jawaban
100 2.  Tidak lengkap
jika skor jawaban 100
1.  lengkap 2.  Tidak
lengkap
6.
Indeks Masa Tubuh IMT
Penilaian IMT pemulung yang
berkaitandengan kekurangan dan
kelebihan berat badan
BB
dengan mengukur
TB
dan
BB.
Timbangan dan
meteran Pengukuran
Ordinal
1.  Gemuk  25 2.  Normal 18,5-25
3.  Kurus  18,5 1.  Gemuk
2.  Normal
3.  Kurus
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Variabel Dependen
Pengukuran  variabel  dependen  yang  akan  diukur  dijabarkan  menjadi komponen-komponen  yang  dapat  diukur  dalam  bentuk  item  pertanyaan  indikator,
dibagi dalam beberapa tingkatan dan diberikan skornilai, dengan cara: 1.  Jika  responden  menjawab  kuesioner  dengan  jawaban  Ya  ≥  1  dari  total  36
pertanyaan  yang  terdiri  dari  18  pertanyaan  sistem  pernafasan,  6  pertanyaan sistem  pencernaan  dan  12  pertanyaan  penyakit  kulit  maka  responden  tersebut
mengalami keluhan kesehatan. 2.  Jika  responden  menjawab  kuesioner  dengan  tidak  ada  jawaban  Ya  dari  total  36
pertanyaan  yang  terdiri  dari  18  pertanyaan  sistem  pernafasan,  6  pertanyaan sistem  pencernaan  dan  12  pertanyaan  penyakit  kulit  maka  responden  tersebut
tidak  mengalami  keluhan  kesehatan.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  pada  tabel  3.3. berikut ini:
Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Dependen
No Variabel
Defenisi Operasional
Alat Ukur dan Metode
Skala Ukur
Hasil Ukur Kategori
1. keluhan
kesehatan gangguan
kesehatan atau gejala penyakit
pada sistem pernafasan
sistem pencernaan dan penyakit kulit
Kuesioner Wawancara
Ordinal
1.  Ada jika jawaban
Ya ≥ 1
2.  Tidak ada jika tidak
ada jawaban
Ya 1.  Ada
2.  Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis  univariat  dilakukan  dengan  tujuan  untuk  menjelaskan  atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian yaitu variabel independen yang terdiri dari
lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  paparan  terhadap  cahaya  matahari, paparan  terhadap  bau-bauan  dan  kontak  dengan  vektor,  zat  kimia  gas  hidrogen
sulfida H
2
S dan gas  metan CH
4
, lama kerja,  personal hygiene  kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, kuku dan kebersihan rambut, alat pelindung diri  dan  IMT.
Variabel dependen yaitu keluhan kesehatan  dengan penyajian dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis  bivariat  dilakukan  terhadap  dua  variabel  yang  diduga  berhubungan atau berkorelasi yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen lingkungan tempat
pembuangan akhir sampah paparan terhadap cahaya matahari, paparan terhadap bau- bauan  dan  kontak  dengan  vektor,  zat  kimia  gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  dan  gas metan  CH
4
,  lama  kerja,  personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan, kaki,  kuku  dan  kebersihan  rambut,  alat  pelindung  diri  dan  IMT  terhadap  keluhan
kesehatan  melalui  tabulasi  silang  dan  kemudian  analisis  statistik  dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95.
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis  multivariat  yaitu  untuk  melihat  pengaruh  antara  variabel  keluhan kesehatan dengan seluruh variabel yang diteliti yaitu lingkungan tempat pembuangan
Universitas Sumatera Utara
akhir  sampah  paparan  terhadap  cahaya  matahari,  paparan  terhadap  bau-bauan  dan kontak dengan  vektor,  personal hygiene kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki,
kuku dan kebersihan rambut dan IMT sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan  berpengaruh  terhadap  keluhan  kesehatan  dengan  menggunakan  uji  regresi
logistik berganda multiple regression. Persamaan regresi logistik berganda adalah sebagai berikut:
Keterangan: Y
= Variabel dependen keluhan kesehatan a
= Konstanta regresi logistik b
1
....b
3
= Koefisien regresi logistik X
1
= Lingkungan TPA X
2
= Personal hygiene X
3
= Indeks Massa Tubuh IMT Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis
Medan  Marelan  merupakan  salah  satu  kecamatan  yang  terletak  di  wilayah Utara kota Medan Sumatera Utara. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas wilayah
± 44,47 KM² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1.  Sebelah Utara berbatasan Kecamatan Medan Belawan
2.  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia 3.  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
4.  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan. Kecamatan  Medan  Marelan  terdiri  dari  lima  Kelurahan  yaitu  kelurahan
Labuhan Deli, kelurahan Paya Pasir, kelurahan Rengas Pulau, kelurahan Tanah Enam Ratus dan kelurahan Terjun.
4.1.2. Kondisi Kependudukan
Kecamatan  Medan  Marelan  pada  tahun  2010  memiliki  jumlah  penduduk 139.820  jiwa  yang  terdiri  dari  70.903  jiwa  penduduk  laki-laki  dan  68.917  jiwa
penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk 5.870 KM².
Penelitian  dilakukan  di  kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan, kelurahan  Terjun
memiliki  luas  wilayah  yang  terluas  yaitu  sebesar  16,05  KM
2
yang terdiri
dari  22  lingkungan.  Sebagian  besar  lahan  pada  kelurahan  Terjun  di  gunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk TPA sampah yaitu seluas 14 Ha tepatnya di lingkungan enam dan TPA Terjun mulai  beroperasi  sejak  7  Januari  1993  dengan  menggunakan  sistem  open  dumping.
Jumlah sampah yang dibuang di TPA Terjun yang berasal dari kota Medan berjumlah ± 1.984 M
3
per hari. Untuk mengurangi jumlah sampah, upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan kembali benda-benda yang masih memiliki nilai ekonomis dengan cara
mendaur ulang sampah atau pemanfaatan kembali secara langsung. Kegiatan tersebut dilakukan oleh pemulung yang bekerja di TPA tersebut.
4.1.3.  Penyakit terbesar
Data  10  penyakit  terbesar  di  Puskesmas  Terjun  kecamatan  Medan  Marelan adalah sebagai berikut:
Tabel  4.1.      Penyakit  Terbesar  Puskesmas  Terjun  kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2011
No Nama Penyakit
Jumlah
1. ISPA
2778 2.
Diare 1661
3. Gigi
1502 4.
Gastritis 526
5. Hipertensi
489 6.
Diabetes Melitus 359
7. Mata
327 8.
TB Paru 311
9. Skabies
117 10.
Kecacingan 93
Sumber: Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan,2011 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang tertinggi di
wilayah  Puskesmas  Terjun  adalah  ISPA  dengan  jumlah  penderita  2778  jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan penyakit yang jumlah penderitanya paling rendah adalah kecacingan yaitu 93 jiwa.
4.2. Analisis Univariat
Untuk  mendeskripsikan  setiap  variabel  penelitian  yaitu  variabel  independen yang  terdiri  dari  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  paparan  terhadap
cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, lama kerja, personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan,  kuku,  kaki  dan  kebersihan
rambut  dan  IMT.  Variabel  dependen  yaitu  keluhan  kesehatan  dalam  bentuk  tabel distribusi frekuensi dan persentase. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel-tabel di
bawah ini:
4.2.1.  Karakteristik Responden
Distribusi  karakteristik  responden  berdasarkan  umur  dan  tingkat  pendidikan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini:
Tabel 4.2.  Distribusi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Umur  di  TPA Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  Tahun
2012
Umur Responden Jumlah n
Persentase
18 – 28 29 – 39
40 – 50 50
34 27
14
7 41,5
32,9 17,1
8,5
Total 82
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel  4.2.  di  atas  menunjukkan  bahwa  berdasarkan  umur,  proporsi  umur tertinggi adalah kelompok umur 18 – 28 tahun yaitu sebanyak 34 orang 41,5 dan
yang terendah pada kelompok umur  50 tahun yaitu sebanyak 7 orang 8,5.
Tabel 4.3.   Distribusi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Pendidikan  di TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan
Tahun 2012
Pendidikan Responden Jumlah n
Persentase
SD SLTA
SM 36
32 14
43,9 39,0
17,1
Total 82
100
Tabel  4.3.  di  atas  menunjukan  bahwa  berdasarkan  tingkat  pendidikan, mayoritas  pendidikan  responden  adalah  SD  yaitu  sebanyak  36  orang    43,9  dan
minoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 14 orang 17,1.
4.2.2.  Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  responden  berdasarkan paparan  terhadap  cahaya  matahari,  paparan  terhadap  bau-bauan,  dan  kontak  dengan
vektor. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini :
Tabel 4.4.  Distribusi  Jawaban  Responden  Berdasarkan  Paparan  terhadap Cahaya  Matahari  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Jawaban ≤09.00 WIB
09.00 WIB
n n
1. 2.
Jam berapa
pergi kerja
ke tempat
pembuangan akhir sampah? Jam berapa mulai terkena cahaya matahari?
5 5
6,1 6,1
77 77
93,9 93,9
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  jawaban  responden  pada  tabel  4.4.  di  atas  diketahui  bahwa paparan terhadap cahaya  matahari  bagi responden  yang  bekerja di kelurahan Terjun
kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5.  Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Paparan  terhadap  Cahaya Matahari  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan
Marelan Tahun 2012 Paparan Terhadap Cahaya Matahari
Jumlah n Persentase
Baik jam ≤09.00 WIB
5 6,1
Tidak Baik jam 09.00 WIB 77
93,9
Total 82
100
Berdasarkan  tabel  4.5.  di  atas  tentang  paparan  terhadap  cahaya  matahari diketahui  bahwa  mayoritas  responden  yang  bekerja di  Kelurahan Terjun  Kecamatan
Medan  Marelan  mendapat  paparan  terhadap  cahaya  matahari  tidak  baik  yaitu
sebanyak 77 orang 93,9. Tabel 4.6.  Distribusi  Jawaban  Responden  Berdasarkan  Paparan  terhadap
Bau-bauan  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Jawaban Ya
Tidak
n n
1. 2.
3. 4.
Mencium  bau  telur  busuk  di  lingkungan  tempat pembuangan sampah?
Mencium bau tersebut setiap hari? Terganggu dengan bau sampah tersebut?
Ada upaya anda untuk mengurangi bau sampah? 49
47 37
34 59,8
57,3 45,1
41,5 33
35 45
48 40,2
42,7 54,9
58,5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  jawaban  responden  pada  tabel  4.6.  di  atas  diketahui  bahwa paparan  terhadap  bau-bauan  pada  responden  yang  bekerja  di  kelurahan  Terjun
kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7.  Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Paparan  terhadap  Bau-bauan  di TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan
Tahun 2012 Paparan terhadap Bau-bauan
Jumlah n Persentase
Bau 49
59,8 Tidak Bau
33 40,2
Total 82
100
Berdasarkan  tabel  4.7.  di  atas  tentang  paparan  terhadap  bau-bauan  diketahui bahwa  mayoritas  responden  di  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan
mendapat paparan terhadap bau-bauan yaitu sebanyak 49 orang 59,8. Tabel 4.8.  Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kontak dengan Vektor di
TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Jawaban Ya
Tidak n
n
1. 2.
3. 4.
1. 2.
3. 4.
Nyamuk Ada nyamuk di tempat pembuangan sampah?
Pernah  menemukan  jentik  atau  nyamuk  di  dalam  ban, kaleng bekas atau tempat genangan air?
Sering digigit nyamuk saat sedang bekerja? Menggunakan  pelindung  diri  Seperti  autan  atau
sejenisnya agar tidak digigit nyamuk? Lalat
Disaat sedang makan, lalat hinggap di makanan anda? Lalat juga hinggap di minuman anda?
Tetap makan dan minum bekas hinggapan lalat tersebut? Keberadaan lalat mengganggu aktivitas kerja anda?
44 41
32 28
48 49
54 55
53,7
50 39
34,1 58,5
59,8 65,9
67,1 38
41 50
54
34 33
28 27
46,3 50
61 65,9
41,5 40,2
34,1 32,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Lanjutan
1. 2.
3. 4.
1. 2.
3. 4.
Tikus Terganggu dengan keberadaan tikus?
Tikus  merusak  atau  mengotori  barang-barang,  anda mencuci kembali barang tersebut sebelum digunakan?
Tikus makan makanan anda? Tetap makan makanan yang telah dicemari oleh tikus?
Kecoa Makanan anda pernah dihinggapi kecoa?
Makanan yang dihinggapi kecoa tetap anda makan ? Keberadaan kecoa membuat anda Tidak nyaman?
Pernah melakukan upaya untuk memberantas kecoa?
21 21
17 14
26 22
38 20
25,6 25,6
20,7 17,1
31,7 26,8
46,3 24,4
61 61
65 68
56 60
44 62
74,4 74,4
79,3 82,9
68,3 73,2
53,7 75,6
Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.8 tersebut maka dapat diketahui bahwa kontak dengan vektor responden yang bekerja di kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.9. di bawah ini:
Tabel 4.9.  Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Mengenai  Kontak  dengan  Vektor di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan
Tahun 2012 Kontak Dengan Vektor
Jumlah n Persentase
Ada 55
67,1 Tidak ada
27 32,9
Total 82
100
Berdasarkan tabel 4.9. di atas tentang kontak dengan vektor diketahui bahwa mayoritas  responden  di  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  ada  kontak
dengan vektor yaitu sebanyak 55 orang 67,1. Hasil  penilaian  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  berdasarkan
jawaban responden per item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10.   Distribusi  Lingkungan  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah  di TPA Terjun Kecamatan MedanMarelan Tahun 2012.
Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Jumlah n Persentase
Baik Tidak baik
27 55
32,9 67,1
Total 82
100
Berdasarkan  tabel  4.10.  tersebut  mengenai  lingkungan  tempat  pembuangan akhir sampah diperoleh hasil bahwa mayoritas responden kontak dengan lingkungan
tempat pembuangan akhir sampah tidak baik yaitu sebanyak 55 orang 67,1.
4.2.3.  Zat Kimia
Pengukuran zat kimia di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah terdiri dari gas hidrogen sulfida H
2
S dan gas metan CH
4
. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.11. berikut :
Tabel 4.11.  Hasil  Pemantauan  Udara  Ambient  di  TPA  Sampah  Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
No Sampling Point
Parameter H
2
S ppm CH
4
ppm
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. TPA Sumber Gas 1
TPA Sumber Gas II 25 m dari sumber gas 1
50 m dari sumber gas 1 50 m dari sumber gas 1
50 m dari sumber gas II 20 m dari sumber gas II
50 m dari sumber gas 1 Kontrol
Kontrol 0,01803
0,02949 0,01507
0,00897 0,01488
0,01191 0,02086
0,01790 0,00896
0,01197 240
810 285
160 145
175 255
150
80 95
Nilai Ambang Batas NAB 0,02
Kontrol
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12.  Distribusi  Pengukuran  Zat  Kimia  Gas  Hidrogen  Sulfida  H
2
S  dan Gas  Metan  CH
4
di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
No Zat Kimia
Jumlah n Persentase
1. Hidrogen Sulfida H
2
S NAB
NAB 8
2 80
20
Total 10
100
2. Gas Metan CH
4
Control Control
2 8
20 80
Total 10
100
Berdasarkan  tabel  4.12.  di  atas  mengenai  zat  kimia  diperoleh  hasil pengukuran  gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  di  lingkungan  tempat  pembuangan  sampah mayoritas  masih  dalam  nilai  ambang  batas  NAB  yaitu  sebanyak  8  titik  sampel
80.  Sedangkan  hasil  pengukuran  gas  metan  CH
4
mayoritas    kontrol  yaitu sebanyak 8 titik sampel 80.
Tabel 4.13.  Distribusi  Kategori  Zat  Kimia  Gas  Hidrogen  Sulfida  H
2
S  pada Lokasi  1  Tempat  Responden  bekerja  di  TPA  Sampah  Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Gas Hidrogen Sulfida H
2
S Jumlah n
Persentase
NAB NAB
28 54
34,1 65,9
Total 82
100
Berdasarkan  tabel  4.13.  mengenai  zat  kimia  Gas  Hidrogen  Sulfida  H
2
S
diketahui  bahwa  mayoritas  responden  bekerja  di  lingkungan  tempat  pembuangan akhir sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang memiliki kadar gas
Universitas Sumatera Utara
hidrogen sulfida H
2
S melebihi NAB yaitu pada lokasi I sumber gas II sebanyak 54 orang 65,9.
Tabel 4.14.  Distribusi  Kategori  Zat  Kimia  Gas  Metan  CH
4
pada  Lokasi  1 Tempat  Responden  bekerja  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Gas Metan CH
4
Jumlah n Persentase
Control Control
82 100
Total 82
100
Berdasarkan tabel 4.14. di atas diketahui bahwa seluruh responden bekerja di TPA sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang memiliki kadar gas
metan CH
4
melebihi  control  yaitu  pada  lokasi I sumber gas 1 dan sumber gas II
sebanyak 82 orang 100.
4.2.4.  Lama Kerja
Lama kerja responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut:
Tabel 4.15.  Distribusi  Lama  Kerja  Responden  di  TPA  Sampah  Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Lama Kerja Jumlah n
Persentase
Baik bekerja ≤8 jamhari
Tidak baik bekerja  8 jamhari 21
61 25,6
74,4
Total 82
100
Berdasarkan tabel 4.15. di atas diketahui bahwa mayoritas responden  bekerja di  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  dengan  lama  kerja    8  jamhari
sebanyak 61 orang 74,4.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Personal Hygiene
Personal hygiene responden berdasarkan kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku dan kebersihan rambut. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.16.
berikut ini :
Tabel 4.16.  Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Kulit di TPA Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  Tahun
2012
No Pertanyaan
Ya Tidak
n n
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
Segera  mandi  setelah  selesai  Bekerja  dari  tempat pembuangan sampah?
Mandi 2 kali sehari secara teratur? Mandi dengan menggunakan air bersih?
Mandi dengan menggunakan sabun?
Menggunakan  peralatan  mandi  seperti  sabun  dan handuk sendiri?
Mengganti pakaian kerja setiap hari? Menggunakan krim kulit saat bekerja?
Tidak  menggunakan  pakaian  berwarna  hitam  saat bekerja ?
Tidak  menggunakan  pakaian  yang  terbuat  dari  bahan sintetis serat buatan, daya serap rendah dan kaku?
Selalu  mengkonsumsi  bahan  makanan  yang  bergizi terutama suyur dan buah
62 69
73 79
44
46 45
48
44 43
75,6 84,1
89 96,3
53,7 56,1
54,9 58,5
53,7 52,4
20 13
9 3
38 36
37 34
38 39
24,4 15,6
11 3,7
46,3 43,9
45,1 41,5
46,3 47,6
Berdasarkan  jawaban  responden  pada  tabel  4.16.  tersebut  tentang  personal hygiene diketahui bahwa kebersihan kulit responden di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Mengenai
Personal  Hygiene pada  Kebersihan  Kulit  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Kulit
Jumlah n Persentase
Baik 44
53,7 Tidak Baik
38 46,3
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.17.  diatas  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  memiliki  kebersihan  kulit  yang  baik
yaitu sebanyak 44 orang 53,7.
Tabel 4.18. Distribusi  Jawaban  Responden  Mengenai
Personal  Hygiene  pada Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku di TPA  Sampah Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Ya Tidak
N n
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Selalu menggunakan sabun saat mencuci tangan? Mencuci tangan sebelum makan?
Mencuci tangan sesudah makan? Hanya mengelap tangan saja sebelum atau sesudah makan?
Mengganti sarung tangan setiap hari? Segera  mencuci  tangan  setelah  memegang  plastik-plastik
bekas? 24
55 42
16 40
29 29,3
67,1 51,2
19,5 48,8
35,4 58
27 40
66 42
53 70,7
32,9 48,8
80,5 51,2
64,6
7. 8.
9. 10.
Kuku  tangan  dan  kaki  anda  dalam  keadaan  bersih? Memotong kuku tangan dan kaki anda secara teratur?
Selalu menjaga kulit serta sela-sela Jari kaki anda tetap kering?
Segera mencuci tangan dan kaki setelah bekerja? 30
18 21
79
36,6 22
25,6 96,3
52 54
61
3 63,4
65,6 74,4
3,7
Berdasarkan  jawaban  responden  pada  tabel  4.18.  tentang  personal  hygiene disimpulkan bahwa kebersihan tangan, kaki dan kuku responden di Kelurahan Terjun
Kecematan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19. Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Mengenai
Personal  Hygiene pada  Kebersihan  Tangan,  Kaki,  dan  Kuku  di  TPA  Sampah
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Tangan, kaki, kuku
Jumlah n Persentase
Baik 16
19,5 Tidak Baik
66 80,5
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.19.  tersebut  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memiliki kebersihan tangan, kaki, dan
kuku tidak baik yaitu sebanyak 66 orang 80,5.
Tabel 4.20. Distribusi  Jawaban  Responden  Mengenai
Personal  Hygiene Berdasarkan  Kebersihan  Rambut  di  TPA  Sampah  Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Ya Tidak
n n
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. Mencuci rambut secara teratur?
Mencuci rambut sekurang-kurangnya 2 kali seminggu? Menggunakan  sumber  air  yang  bersih  saat  mencuci
rambut? Mencuci rambut dengan menggunakan shampo?
Menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri? Rambut saat ini dalam keadaan bersih?
Memotong rambut secara rutin? 12
33 69
77 11
14 12
40,2 79,3
84,1
93,9 13,4
92,7 53,7
70 49
13
5 71
68 70
59,8 20,71
15,9 6,1
86,6 7,3
46,3 8.
9. 10.
Kulit kepala tidak berketobe? Tidak mempunyai kutu rambut?
Menjaga  kelembapan  rambut  dengan  menggunakan krim rambut?
60 40
33 47,6
48,8 40,2
22 42
49 52,4
51,2 59,8
Berdasarkan  Tabel 4.20.  mengenai  personal hygiene  pada kebersihan rambut responden  di  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  dapat  dilihat  pada  tabel
4.21 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21. Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Mengenai
Personal  Hygiene pada  Kebersihan  Rambut  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 Kebersihan Rambut
Jumlah n Persentase
Baik 12
14,6 Tidak Baik
70 85,4
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.21.  diatas  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan    memiliki  kebersihan  rambut  yang
tidak baik yaitu sebanyak 70 orang 46,3. Penilaian  personal  hygiene  berdasarkan  jawaban  responden  per  item
pertanyaan maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini:
Tabel 4.22.   Distribusi Personal  Hygiene  pada  Responden  di  TPA  Sampah
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. Personal Hygiene
Jumlah n Persentase
Baik Tidak baik
44 38
53,7 46,3
Total 82
100
Berdasarkan tabel 4.22. tersebut diperoleh hasil bahwa mayoritas responden di lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan
Marelan memiliki personal hygiene baik yaitu sebanyak 44 orang 53,7.
4.2.6.  Alat Pelindung Diri
Hasil  penelitian  mengenai  alat  pelindung  diri  diperoleh  hasil  penelitian  pada tabel 4.23. sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.23. Distribusi  Alat  Pelindung  Diri  Responden  di  TPA  Sampah
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
selalu
Kadang- kadang
Tidak pernah
n n
n
1. 2.
3. 4.
5. Memakai baju panjang dan celana panjang
Memakai penutup kepala topi saat bekerja Menggunakan  masker  atau  penutup  mulut
dan hidung saat bekerja. Menggunakan sarung tangan saaat bekerja
Menggunakan  sepatu  pengaman  seperti sepatu boot saat bekerja.
39 69
17
45 73
47,7 84,1
20,7
54,9 89
41 10
11
22 5
50 12,2
13,4 26,8
6, 1 2
3 54
15 4
2,4 3,7
65,9 18,3
4,9
Berdasarkan tabel 4.23. mengenai alat pelindung diri responden di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini:
Tabel 4.24. Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Mengenai  Alat  Pelindung  Diri
Responden di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Alat Pelindung Diri Jumlah n
Persentase
Lengkap Tidak lengkap
17 65
20,7 79,3
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.24.  di  atas  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan menggunakan alat pelindung diri tidak
lengkap yaitu sebanyak 65 orang 79,3.
4.2.7.  Indeks Massa Tubuh IMT
Berdasarkan hasil ukur  yang terdiri dari Berat Badan BB dan Tinggi Badan TB pada responden, dapat dilihat pada tabel 4.25. Berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25. Distribusi
Jawaban  Responden  Mengenai  IMT  di  TPA Sampah  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan
Tahun 2012 IMT
Jumlah n Persentase
Gemuk   25 16
19,5 Normal 18,5-25
57 69,5
Kurus  18,5 9
11
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.25.  di  atas  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan Terjun  Kecamatan Medan Marelan  memiliki IMT  normal  yaitu  sebanyak
57 orang 69,5.
4.2.8.  Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan responden mengenai sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.26. sebagai berikut:
Tabel 4.26. Distribusi  Jawaban  Responden  Mengenai  Keluhan  Kesehatan  di
TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012
No Pertanyaan
Ya Tidak
N n
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Sistem Pernafasan Batuk
Sering mengalami batuk? Batuk terjadi terus menerus?
Batuknya berdahak? Jika anda batuk, batuk terjadi lebih dari 14 hari?
Pada saat batuk, disertai rasa sakit ataua nyeri dada?
Pada  saat  batuk,  menggangu  aktifitas  anda bekerja?
49 48
33 42
41 43
59,8 58,5
40,2 51,2
50
52,4 33
34 49
40 41
39 40,2
41,5 59,8
48,8
50
47,6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.26. Lanjutan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Nyeri Dada Pernah merasakan nyeri dada?
Nyeri dada sering terjadi ? Nyeri terasa tajam dan menusuk?
Nyeri  dada  bukan  berasal  dari  ulu  hati  dan  disertai dengan adanya rasa mual?
Pada saat terasa nyeri, dada terasa berat? Pada  saat  nyeri  dada,  anda  merasakan  Tidak
nyaman,yang cukup mengganggu di daerah dada? 30
29 29
20
25 30
36,6 35,4
35,4 24,4
30,5 36,6
52 53
53 62
57 52
63,4 64,4
64,4 75,6
69,5 63,4
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Sesak Nafas Pernah mengalami keluhan sesak nafas?
Sesak nafas sering terjadi? Sesak nafas sewaktu bekerja?
Suara sesak disertai bunyi mengi? Sesak nafas disertai nyeri dada?
Apabila sesak nafas, disertai dengan batuk? 23
18 14
5 13
12 28
22 17,1
6,1 15,9
14,6 59
64 68
77 69
70 72
78 82,9
93,9 84,1
85,4
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Pencernaan Sering mengalami diare?
Pada saat diare, disertai sakit atau nyeri yang menyebar pada perut bagian bawah?
Merasakan sakit perut yang mendadak? Pernah buang air besar yang disertai darah?
Pernah  diare  setelah  makan  atau  minum  di  tempat pembuangan akhir sampah?
Pernah diare disertai dengan muntah ? 19
17 15
3 45
12 23,2
20,7 18,3
3,7 54,9
14,6 63
65 67
79 37
70 76,9
79,3 81,7
96,3 45,1
85,4 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Kulit Gatal-gatal
Sering mengalami keluhan gatal-gatal? kulit yang gatal disertai nanah?
Rasa gatal timbul pada malam hari? Daerah yang gatal disertai bintik-bintik padat?
Setelah  makan-makanan  tertentu,  terjadi  alergi  pada kulit?
Gatal-gatal terjadi pada saat kulit berkeringat? 52
22 23
31 17
27 63,4
26,2 28
37,8 20,7
32,9 30
60 59
51 65
55 36,6
73,2 72
62,2 79,3
67,1 1.
2. 3.
4. 5.
6. Kulit Kemerahan
Kulit anda sering terjadi kemerahan? Kemerahan  pada  kulit  terjadi  pada  saat  anda  sedang
bekerja siang? Kulit tersa panas dan terbakar?
Kulit yang kemerahan disertai rasa gatal? Kulit  yang  kemerahan  hanya  pada  daerah  yang  tidak
tertutup? Kulit anda rentan atau mudah merah sensitif?
68 59
58 64
57
49 82,9
71 70,7
78 69,5
59 14
23 24
18 25
33 17,1
28 29,3
22 30,5
40,2
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  tabel  4.26  diatas  mengenai  keluhan  kesehatan  responden  di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel 4.27 di bawah
ini:
Tabel 4.27. Distribusi  Berdasarkan  Kategori  Keluhan  Kesehatan  di  TPA
Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  Tahun 2012
Keluhan Kesehatan
Jumlah n Persentase
Ada 68
82,9 Tidak Ada
14 17,1
Total 82
100
Berdasarkan  Tabel  4.27.  diatas  diketahui  bahwa  mayoritas  responden  di Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  memiliki  keluhan  kesehatan  yaitu
sebanyak 68 orang 82,9.
4.3. Analisa bivariat
Analisis  bivariat  dilakukan  untuk  mengetahui  hubungan  antara  variabel independen  yaitu  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  paparan  terhadap
cahaya matahari, paparan terhadap bau-bauan, dan kontak dengan vektor, zat kimia, lama  kerja,    personal  hygiene  kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan,  kaki,  kuku  dan
kebersihan  rambut  alat  pelindung  diri  dan  IMT  terhadap  variabel  dependen  yaitu keluhan kesehatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan penyakit kulit melalaui
tabulasi  silang  dan  kemudian  anlisis  statistik  dengan  uji  chi  square  pada  tingkat kepercayaaan 95.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Analisis  Hubungan  Lingkungan  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah
dengan Keluhan Kesehatan Berdasarkan  hasil  analisis  hubungan  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir
sampah  yang  terdiri  dari  paparan  dengan  cahaya  matahari,  paparan  terhadap  bau- bauan,  dan  kontak  dengan  vektor  dengan  keluhan  kesehatan.  Hasil  penelitian  dapat
dilihat pada tabel 4.28. sebagai berikut:
Tabel 4.28. Hubungan  Lingkungan  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah
Berdasarkan  Paparan  terhadap  Cahaya  Matahari,  Paparan terhadap Bau-Bauan, dan Kontak dengan Vektor dengan Keluhan
Kesehatan  Pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Lingkungan Tempat
Pembuangan Akhir Sampah
Keluhan Kesehatan p Value
Ada Tidak Ada
Total N
N N
Paparan terhadap Cahaya Matahari Baik
Tidak Baik 2
66 40,0
85,7 3
11 60,0
14,3 5
77 100
100 0,033
Paparan terhadap Bau-bauan Bau
Tidak bau 39
29 79,6
87,9 10
4 20,4
12,1 49
33 100
100 0,497
Kontak dengan Vektor Ada
Tidak ada 44
24 80,0
88,9 11
3 20,0
11,1 55
27 100
100 0,369
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.28 di atas pada variabel paparan terhadap  cahaya  matahari  diketahui  bahwa  dari  5  responden  yang  terpapar  cahaya
matahari  baik  yang  ada  keluhan  kesehatan  hanya  2  orang  40,0  dibandingkan dengan  responden  yang  tidak  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  3  orang  60.
Sedangkan  77  responden  yang  mendapat  paparan  terhadap  cahaya  matahari  yang
Universitas Sumatera Utara
tidak  baik  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  66  orang  85,7 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan yaitu 11 orang 14,3
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  diperoleh  nilai p=0,033  p0,05  yang  berarti  ada  hubungan  paparan  terhadap  cahaya  matahari
dengan  keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
Hasil  tabulasi  silang  pada  variabel  paparan  terhadap  bau-bauan  diketahui bahwa dari 49 responden yang terpapar bau-bauan  mayoritas  ada keluhan kesehatan
yaitu  sebanyak  39  orang  79,6  dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada keluhan  kesehatan  yaitu  10  orang  20,4.  Sedangkan  33  responden  yang  tidak
memiliki  paparan  terhadap  bau-bauan  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu sebanyak 29 orang 87,9 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan
kesehatan yaitu sebanyak 4 orang 12,1. Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  chi  square  diperoleh  nilai
p=0,497  p0,05  yang  berarti  tidak  ada  hubungan  paparan  terhadap  bau-bauan dengan  keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012. Hasil tabulasi silang pada variabel kontak dengan vektor diketahui bahwa dari
55  responden  yang  kontak  dengan  vektor  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu sebanyak  44  orang  80,0  dibandingkan  dengan  responden  tidak  ada  keluhan
kesehatan  yaitu  11  orang  20,4.  Sedangkan  27  responden  yang  tidak  kontak dengan  vektor  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  24  orang  88,9
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak  3 orang 11,1.
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  didapat  nilai p=0,369    p0,05  yang  berarti  tidak  ada  hubungan  kontak  dengan  vektor  dengan
keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan Marelan Tahun 2012.
Hasil analisis hubungan lingkungan tempat pembuangan akhir sampah dengan keluhan  kesehatan,  diperoleh  hasil  penelitian  yang  dapat  dilihat  pada  tabel  4.29  di
bawah ini:
Tabel 4.29. Hubungan  Lingkungan  Tempat  Pembuangan  Akhir  Sampah
dengan  Keluhan Kesehatan  Pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Keluhan Kesehatan p Value
Ada Tidak Ada
Total N
n N
Baik Tidak baik
26 42
96,3 76,4
1 13
3,7 23,6
27 55
100 100
0,029
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.29 diatas mengenai lingkungan tempat  pembuangan  akhir  sampah  diketahui  bahwa  dari  27  responden  yang  kontak
dengan  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  yang  baik  hampir  seluruhnya ada keluhan kesehatan yaitu 26 orang 96,3 dan responden yang tidak ada keluhan
kesehatan  hanya  1  orang  3,7.  Sedangkan  55  responden  yang  kontak  dengan lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  tidak  baik  mayoritas  ada  keluhan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan  yaitu  sebanyak  42  orang  76,4  dibandingkan  dengan  responden  yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 13 orang 23,6.
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  diperoleh  nilai p=0,029  p0,05  yang  berarti  ada  hubungan  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir
sampah  dengan  keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
4.30. Analisis Hubungan Zat Kimia dengan Keluhan Kesehatan
Berdasarkan  hasil  analisis  zat  kimia  yang  terdiri  dari  gas  hidrogen  sulfida H
2
S dan gas metana CH
4
dengan keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.30. di bawah ini :
Tabel 4.30. Hubungan  Zat  Kimia  Gas  Hidrogen  Sulfida  H
2
S dengan
Keluhan  Kesehatan  Pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Gas Hidrogen Sulfida H
2
S Keluhan Kesehatan
p Value Ada
Tidak Ada Total
N N
N NAB
NAB 19
49 67,9
90,7 9
5 32,1
9,3 28
54 100
100 0,014
Berdasarkan  hasil tabulasi  silang pada tabel 4.30. di atas  menunjukan  bahwa dari  28  responden  yang  bekerja  di  lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah
yang  mengandung  kadar  gas  hidrogen  sulfida  H
2
S  yang  memenuhi  syarat, mayoritas  responden  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  19  orang  67,9
dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  9  orang 32,1.  Sedangkan  dari  54  responden  yang  bekerja  di  lingkungan  tempat
Universitas Sumatera Utara
pembuangan  akhir  sampah  yang  memiliki  kadar  hidrogen  sulfida  H
2
S  yang  tidak memenuhi  syarat,  mayoritas  responden  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  49
orang  90,7  dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada  keluhan  kesehatan yaitu sebanyak 5 orang 9,3.
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  didapat  nilai
p=0,014  p0,05 yang berarti ada hubungan zat kimia pada hidrogen sulfida H
2
S dengan  keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012.
Tabel 4.31. Hubungan  Zat  Kimia  Gas  Metana  CH
4
dengan  Keluhan Kesehatan  Pemulung  di  TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Gas Metan CH
4
Keluhan Kesehatan p Value
Ada Tidak Ada
Total n
n N
Control 68
82,9 14
17,1 82
100 -
Berdasarkan  hasil tabulasi  silang pada tabel 4.31. di atas  menunjukan  bahwa dari 82 responden yang bekerja di lingkungan yang memiliki kadar gas metan CH
4
yang  melebihi  control  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  68  orang 82,9 dan yang tidak ada keluhan kesehatan sebanyak 14 orang 17,1.
Berdasarkan  hasil  penelitian,  data  tidak  dianalisis  karena  data  bersifat  sama homogen.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Analisis Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan Kesehatan
Berdasarkan  hasil  analisis  lama  kerja  terhadap  keluhan  kesehatan.  Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.32. sebagai berikut:
Tabel 4.32. Hubungan  Lama  Kerja  dengan  Keluhan  Kesehatan  Pemulung  di
TPA
Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012
Lama Kerja Keluhan Kesehatan
p Value Ada
Tidak Ada Total
n n
N
Baik Tidak baik
14 54
66,7 88,5
7 7
33,3 11,5
21 61
100 100
0,039
Berdasarkan  hasil  tabulasi  silang  pada  tabel  4.32.  diatas  menunjukan  bahwa dari  21  responden  yang  memilki  lama  kerja  yang  baik  mayoritas  ada  keluhan
kesehatan  yaitu  sebanyak  14  orang  66,7  dibandingkan  dengan  responden  tidak ada  keluhan  kesehatan  yaitu  7  orang  33,3.  Sedangkan  dari  61  responden  yang
memiliki  waktu  kerja  yang  tidak  baik  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu sebanyak 54 orang 88,5 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan
kesehatan yaitu sebanyak 7 orang 11,5. Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  diperoleh  nilai
p=0,039  p0,005 yang berarti ada hubungan lama kerja dengan keluhan kesehatan pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Analisis Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan
Berdasarkan  hasil  analisis  personal  hygiene  terdiri  kebersihan  kulit, kebersihan tangan, kaki, dan kuku dan kebersihan rambut dengan keluhan kesehatan.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.33. berikut:
Tabel 4.33. Hubungan
Personal  Hygiene  berdasarkan  Kebersihan  Kulit, Kebersihan  Tangan,  Kaki,  dan  Kuku,  dan  Kebersihan  Rambut
dengan Keluhan Kesehatan Pemulung di TPA Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Personal Hygiene
Keluhan Kesehatan p Value
Ada Tidak Ada
Total N
N n
Kebersihan Kulit Baik
Tidak Baik 40
28 90,9
73,7 4
10 9,1
26,3 44
38 100
100 0,018
Kebersihan Tangan, Kuku dan Kaki Baik
Tidak Baik 10
58 62,5
87,9 6
8 37,5
12,1 16
66 100
100 0,026
Kebersihan Rambut Baik
Tidak Baik 9
59 75,0
84,3 3
11 25,0
15,7 12
70 100
100 0,422
Berdasarkan  hasil  tabulasi  silang  pada  tabel  4.33.  diatas  menunjukan  bahwa pada variabel kebersihan kulit terdapat 44 responden yang memilki kebersihan kulit
yang  baik  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  40  orang  90,9 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan  yaitu  4 orang 9,1.
Sedangkan 38 responden yang memiliki kebersihan kulit yang tidak baik mayoritas ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  28  orang  73,7  dibandingkan  dengan
responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu 10 orang 26,3.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  chi  square  diperoleh  nilai p=0,018  p0,05  yang  berarti  ada  hubungan  kebersihan  kulit  dengan  keluhan
kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012.
Hasil  tabulasi  silang  variabel  kebersihan  tangan,  kaki  dan  kuku  dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang memilki kebersihan tangan, kaki dan kuku
yang  baik  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  10  orang  62,5 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan yaitu 6 orang 37,5.
Sedangkan dari 66 responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki,dan kuku yang tidak  baik  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  58  orang  87,9
dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak  8 orang 12,1.
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  diperoleh  nilai p=0,026  p0,05  yang  berarti  ada  hubungan  kebersihan  tangan,  kaki  dan  kuku
dengan  keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
Hasil  tabulasi  silang  variabel  kebersihan  rambut  dapat  diketahui  bahwa  dari 12 responden yang memiliki kebersihan rambut  yang  baik  mayoritas ada keluhan
kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 75,0 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan kesehatan  yaitu  3  orang 25,0. Sedangkan  70 responden  yang   memiliki
kebersihan rambut yang tidak baik  mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak
Universitas Sumatera Utara
59 orang 84,3 dibandingkan dengan responden yang tidak ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 11 orang 15,7.
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  fisher  exact  diperoleh  nilai p=0,422    p0,05  yang  berarti  tidak  ada  hubungan  kebersihan  rambut  dengan
keluhan  kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan Marelan Tahun 2012.
Hasil analisis hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan diperoleh hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.34 berikut:
Tabel 4.34. Hubungan
Personal  Hygiene  dengan  Keluhan  Kesehatan Pemulung di  TPA Sampah Kelurahan Terjun  Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2012
Personal Hygiene
Keluhan Kesehatan p Value
Ada Tidak Ada
Total N
N n
Baik Tidak Baik
41 27
93,2 71,1
3 11
6,8 28,9
44 38
100 100
0,018
Berdasarkan  hasil  tabulasi  silang  pada  tabel  4.34.di  atas  menunjukan  bahwa dari  44  responden  yang  memiliki  personal  hygiene  baik  mayoritas  ada  keluhan
kesehatan  yaitu  sebanyak  41  orang  93,2  dan  responden  yang  tidak  ada  keluhan kesehatan  yaitu  3  orang  6,8.  Sedangkan  38  responden  yang  memiliki  personal
hygiene tidak baik mayoritas ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 27 orang 71,1 dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  11  orang
28,9.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square di peroleh nilai p=0,018 p0,05 yang  berarti  ada  hubungan  personal  hygiene  dengan  keluhan  kesehatan  pada
pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
4.3.5. Analisis Hubungan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan
Berdasarkan  hasil  analisis  hubungan  alat  pelindung  diri  dengan  keluhan kesehatan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.35. berikut:
Tabel 4.35. Hubungan  Alat  Pelindung  Diri  dengan  Keluhan  Kesehatan
Pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Alat Pelindung Diri Keluhan Kesehatan
p Value Ada
Tidak Ada Total
N N
n
Lengkap Tidak lengkap
9 59
52,9 90,8
8 6
47,1 9,2
17 65
100 100
0,001
Berdasarkan  hasil  tabulasi  silang  tabel  4.35.  diatas  menunjukan  bahwa    dari 17 responden yang memakai alat pelindung diri yang lengkap sebagian ada keluhan
kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 52,9 dibandingkan dengan responden tidak ada keluhan  kesehatan  yaitu  8  orang  47,1.  Sedangkan  dari  65  responden  yang
memakai  alat  pelindung  diri  yang  tidak  lengkap  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan yaitu  sebanyak  59  orang  90,8  dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada
keluhan kesehatan yaitu sebanyak 6 arang 9,2. Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  Fisher  Exact  diperoleh  nilai
p=0,001    p0,05  yang  berarti  ada  hubungan  alat  pelindung  diri  dengan  keluhan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan  pada  pemulung  di  TPA  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012.
4.3.6. Analisis  Hubungan  Indeks  Massa  Tubuh  IMT  dengan  Keluhan
Kesehatan
Berdasarkan  hasil  analisis  hubungan  IMT  dengan  keluhan  kesehatan.  Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.36. Sebagai berikut:
Tabel 4.36. Hubungan  IMT  dengan  Keluhan  Kesehatan  Pemulung  di  TPA
Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan  Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisa hubungan IMT dengan keluhan kesehatan diperoleh hasil penelitian pada tabel 4.36 di bawah ini:
IMT Keluhan Kesehatan
p Value Ada
Tidak Ada Total
N n
n
Gemuk Normal
Kurus 13
46 9
81,3 80,7
100 3
11 18,8
9,7 16
57 9
100 100
100 0,353
Berdasarkan  hasil  tabulasi  silang  tabel  4.36.  diatas  pada  variabel  IMT  dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang memilki IMT gemuk mayoritas ada keluhan
kesehatan  yaitu  sebanyak  13  orang  81,3  dibandingkan  dengan  responden  tidak ada keluhan kesehatan yaitu 3 orang 18,8. Dari 57 responden yang memiliki IMT
yang  normal  mayoritas  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak  46  orang  80,7 dibandingkan  dengan  responden  yang  tidak  ada  keluhan  kesehatan  yaitu  sebanyak
11  orang  9,7.  Dan  dari  9  responden  yang  memiliki  IMT  yang  kurus  semuanya ada keluhan kesehatan yaitu sebanyak 9 orang 100.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  hasil  analisis  bivariat  dengan  uji  chi  square  diperoleh  nilai p=0,353  p0,05 yang berarti tidak ada  hubungan IMT dengan keluhan kesehatan
pada pemulung di TPA Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
4.2. Analisis Multivariat
Analisis  multivariat  dilakukan  untuk  menentukan  variabel  independen lingkungan  tempat  pembuangan  akhir  sampah  paparan  terhadap  cahaya  matahari,
paparan terhadap bau-bauan dan kontak dengan vektor, lama kerja, personal hygiene kebersihan  kulit,  kebersihan  tangan,  kaki,  kuku  dan  kebersihan  rambut  dan  IMT
yang  paling  berpengaruh  terhadap  variabel  dependen  yaitu  keluhan  kesehatan.  Uji yang dipakai dalam analisis multivariat ini adalah uji regresi logistik berganda untuk
mencari pengaruh yang paling dominan terhadap keluhan kesehatan. Variabel  yang  akan  dimasukkan  ke  dalam  model  regresi  logistik  berganda
adalah  semua  variabel  yang  pada  analisis  bivariat  diperoleh  nilai    p0,25.  Dalam penelitian ini variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat adalah lingkungan
tempat pembuangan akhir sampah,  gas  hidrogen  sulfida H
2
S,  lama kerja,  personal hygiene  dan  alat  pelindung  diri.  Variabel  yang  mempunyai  nilai  p    0,25  akan
dikeluarkan dari model secara berurutan atau bertahap dimulai dari  p value terbesar. Analisis  multivariat  yang  diperoleh  dari  uji  logistik  regresi  berganda  menunjukan
bahwa  variabel  yang  mempunyai  nilai  p    0,25  adalah  Hidrogen  sulfida  H
2
S sehingga dikeluarkan dari model.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  analisis  multivariat  dengan  uji  regresi  logistik  berganda  dapat  dilihat pada tabel 4.37. berikut:
Tabel 4.37. Hasil  Uji  Regresi  Logistik  Pengaruh  Lingkungan  Tempat
Pembuangan  Akhir  Sampah,  Lama  Kerja,
Personal  Hygiene  dan Alat  Pelindung  Diri  terhadap  Keluhan  Kesehatan  Pemulung  di
TPA  Sampah  Kelurahan  Terjun  Kecamatan  Medan  Marelan Tahun 2012
Variabel B
P Value Exp B
95
Lingkungan TPA Lama kerja
Personal hygiene Alat pelindung diri
1,694 -1,786
2,111 -2,298
0,146 0,033
0,016 0,004
5,442 0,168
8,253 0,100
0,553-53,544 0,032-0,868
1,485-45,856 0,021-0,473
Constant -1,225
0,695 0,294
Berdasarkan  Tabel  4.33.  diatas  menunjukan  bahwa  variabel  yang  masuk  ke dalam kandidat model adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25. Variabel  yang
masuk  ke  dalam  kandidat  model  tersebut  adalah  lingkungan  tempat  pembuangan akhir  sampah,  lama  kerja,  personal  hygiene  dan  alat  pelindung  diri.  Dari  keempat
variabel  tersebut  di  atas,  maka  dilakukan  seleksi  berikutnya  dengan  mengeluarkan variabel yang  memiliki nilai  p  value  0,05 yang dimulai dari p  value terbesar yaitu
paparan  terhadap  cahaya  matahari.  Setelah  dilakukan  uji  regresi  logistik  berganda, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.38. di bawah ini:
Tabel 4.38. Pengaruh Lama Kerja, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri
terhadap  Keluhan  Kesehatan  Pemulung  di  TPA  Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Variabel B
P Value Exp B
95
Lama kerja Personal hygiene
Alat pelindung diri -2,005
2,098 -2,297
0,013 0,012
0,003 0,135
8,152 0,101
0,028-0,654 1,581-42,044
0,023-0,448
Constant 2,227
0,287 9,276
Universitas Sumatera Utara
Setelah  dilakukan  analisis  logistik  berganda,  ternyata  variabel  yang  paling dominan  mempengaruhi keluhan kesehatan pada  pemulung adalah personal hygiene
dengan  nilai  Exp  yaitu  8,152.  Model  persamaan  regresi  logistik  berganda  adalah sebagai berikut:
Keterangan: a
= constant Px
= Probabilitas keluhan kesehatan X
1
= lama kerja X
2
= Personal hygiene X
3
= Alat pelindung diri Berdasarkan persamaan regresi logistik berganda tersebut dapat dilihat apabila
lama  kerja  X
1,
personal  hygiene  X
2
dan  alat  pelindung  diri  X
3
ditingkatkan  ke arah  lebih  baik,  maka  hal  ini  akan  meminimalkan  angka  keluhan  kesehatan  pada
pemulung  di  Kelurahan Terjun  Kecamatan  Medan Marelan.  Dapat dihitung ramalan probabilitas  responden  untuk  tidak  memiliki  keluhan  kesehatan  dengan  persamaan
sebagai berikut: y   =  2,227 - 2,005 lama kerja + 2,098 - 2,297 alat pelindung diri
y =  2,227 1 – 2,005 1 + 2,098 1 - 2,297 1
y =  2,227 – 2,005 + 2,098 - 2,297 = 0,023
Nilai probabilitasnya adalah P = 11+e
-y
= 11+2,7
-0,023
= 0,506 Y =
a + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
2,227 + -2,005 +  2,098 + -2,297
Universitas Sumatera Utara
Dari  hasil  perhitungan  di  atas  maka  tingkat  probabilits  untuk  mengalami  keluhan kesehatan  adalah 50,6  artinya apabila responden  bekerja dengan  lama kerja tidak
baik  bekerja    8  jmhari  didukung  dengan  personal  hygiene  tidak  baik  dan  tidak menggunakan  alat pelindung diri  maka akan  memberikan potensi 50,6  responden
mengalami  keluhan  kesehatan  baik  pada  sistem  pernafasan,  sistem  pencernaan maupun keluhan pada kulit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Karakteristik Responden