Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk
pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4.4.3 Pengujian Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIP Variance Inflation Factor melalui program SPSS 16.00.Tolrance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independent lainnya. Nilai umum biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 maka tidak terjadi
multikolinearitas Situmorang, 2010:133.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-3.469 5.502
-.630 .531
INSENTIF .689
.215 .254
3.208 .002
.978 1.022
LINGKUNGAN _KERJA
1.058 .115
.728 9.178
.000 .978
1.022 a. Dependent Variable:
SEMANGAT_KERJA
Sumber : hasil pengolahan SPSS 2012
Tabel 4.11 menjelaskan mengenai besarnya nilai tolerance untuk masing- masing variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai tolerance 0,1dan
nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
4.5.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Insentif danLingkungan Kerja terhadap variabel terikat
Semangat Kerja Karyawan pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Sumatera Utara. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.00 dengan menggunakan
metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependent. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependent.
Tabel 4.12
Sumber : hasil pengolahan SPSS 2012
Pada Tabel 4.12 Variabels EnteredRemoved b menunjukkan hasil analisis statistik yaitu sebagai berikut :
a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel independent yaituInsentif danLingkungan Kerja.
b. Tidak ada variabel independent yang dikeluarkan removed. c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables
Entered Variables
Removed Method
1 LINGKUNGAN_
KERJA, INSENTIF
a
. Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: SEMANGAT_KERJA
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Penjelasan dari hasil SPSS akan ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -3.469
5.502 -.630
.531 INSENTIF
.689 .215
.254 3.208
.002 LINGKUNGAN_KERJ
A 1.058
.115 .728
9.178 .000
a. Dependent Variable: SEMANGAT_KERJA
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada Tabel 4.13 maka diperoleh persamaan hasil regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = - 3,469 + 0,689 X
1
+ 1,058X
2
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Konstanta a = - 3,469 menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel
insentif X
1
, dan lingkungan kerja X
2
= 0, maka semangat kerja = - 3,469 b. Koefisien X
1
b
1
= 0,689, berarti bahwa variabel insentif X
1
berpengaruh positif terhadap semangat kerja sebesar 0,689, artinya setiap peningkatan
insentif sebesar 1 satuan, maka semangat kerja akan bertambah sebesar 0,689. c. Koefisien X
2
b
2
= 1,058, artinya setiap peningkatan lingkungan kerja sebesar 1 satuan maka semangat kerja akan bertambah sebesar 1,058.
4.6 Koefisien Determinan R