Gambaran Diseminasi Sistem Informasi Gizi

Pihak seksi gizi Dinas Kesehatan kota Tangerang sudah menyusun program gizi yang terjadwal sangat rapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala seksi gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang salah satu program seksi gizi yaitu mengadakan penyuluhan masa emas, dimana perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan . P rogram tersebut juga bertujuan menggerakkan masyarakat dalam membangun periode emas bayi sehat, cerdas, dan kuat dengan ASI Ekslusif. Program penyuluhan tersebut dilakukan terutama di daerah yang berisiko mengalami gizi kurang khusus nya terhadap kelompok rentan. Selain itu, terdapat kegiatan dalam meningkatkan status gizi balita di wilayah Kota Tangerang adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan Distribusi kapsul vitamin A di 1.034 Posyandu b. Monitoring dan evaluasi terhadap anak gizi buruk bagi 140 orang c. Sosialisasi tanda-tanda anak gizi buruk kepada tokoh-tokoh formal untuk 147 orang d. Pengadaan sarana pencatatan dan pelaporan program gizi berupa KMS 12.000 lembar, Balok SKDN sebanyak 1.548 lembar, KMS besar sebanyak 1.186 lembar, leaflet 1.548 lembar, F1gizi sebanyak 49.632 lembar dan F II gizi sebanyak 1.133 lembar. Sedangkan kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi adalah sebagai berikut: a. Penyuluhan Masa Emas sebanyak 300 orang b. Penyuluhan Kadarzi sebanyak 200 orang c. Pembinaan warung sekolah sehat sebanyak 150 orang d. Monitoring dan evaluasi ke Puskesmas Ada pula kegiatan Pemberian Makanan Tambahan PMT sebanyak 336 balita melalui pemberian susu bubuk sebanyak 13.440 box 200 gr. Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa informasi yang ada dalam sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang diperlukan dan digunakan untuk kebutuhan prioritas. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan dalam meningkatkan status gizi balita di wilayah Kota Tangerang serta adanya pengaadaan PMT bagi balita status gizi kurang. Selain itu, informasi yang didapatkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga dijadikan bahan acuan untuk perencanaan anggran tahunan yang akan datang.

6.8 Gambaran Sistem Informasi Gizi Berdasarkan Skoring HMN

Gambaran sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang berdasarkan skoring dengan menggunakan tools HMN dapat diketahui dari beberapa komponen yang ada dalam sistem informasi gizi yang berupa sumber daya, indikator, sumber data, manajemen data, produk informasi, diseminasi dan penggunaan informasi. Masing-masing komponen memiliki skor yang dinilai mengacu pada tools HMN dan poin penilaian yang diberikan sesuai dengan kondisi yang terdapat di Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Berdasarkan penilaian tersebut terdapat beberapa kelemahan dalam komponen sumber daya sistem informasi gizi yaitu tidak adanya kebijakan terkait tentang pelaksanaan sistem informasi gizi, namun untuk sumber daya berupa sarana, tenaga pelaksana dan dana mengenai sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang sudah cukup memadai. Komponen lain yang menjadi kelemahan dan hambatan dalam pelaksanaan sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang adalah indikator dan kualitas produk informasi. Dalam hal indikator yang menjadi kendala yaitu pelaporan indikator yang tidak teratur, dimana adanya keterlambatan pelaporan indikator pada tingkat Posyandu. Selain itu kendala lainnya adalah tidak semua kader Posyandu terampil dalam membuat laporan. Sedangkan untuk manajemen data yang menjadi lemahnya sistem informasi gizi pada komponen ini yaitu kurangnya pengaksesan data atau userfrendly kepada khalayak pengguna data dikarenakan Dinkes Kota Tangerang selektif dan khawatir data tersebut disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Untuk produk informasi belum memadai, penyebabnya yaitu adanya keterlambatan pelaporan produk sistem informasi gizi, dimana kurangnya komunikasi dan kordinasi pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan pihak Kemenkes. Untuk komponen sistem informasi gizi lainya yaitu berupa sumber data, serta diseminasi dan penggunaan informasi sudah cukup memadai sesuai dengan teori HMN.