Pelaporan secara online melalui website sigizi adalah bentuk fasilitas yang disediakan agar pelaporan dari kabupaten dan kota dapat dilakukan
dengan cepat, sehingga prioritas pembinaan teknis dalam hal penanggulangan masalah gizi dapat dipetakan.
2. Cakupan penyediaan buffer stock MP-ASI untuk daerah bencana
Dalam rangka mengantisipasi kejadian luar biasa yang berdampak pada status gizi dan kesehatan masyarakat, Direktorat Bina Gizi setiap tahun
menyediakan MP-ASI buffer stock dalam bentuk biskuit. MP_ASI buffer stock khususnya diberikan pada balita umur 6-24 bulan
yang terkena bencana situasi darurat dan situasi khusus daerah-daerah rawan gizi dalam rangka mencegah terjadinya gizi kurangburuk.
Untuk laporan bulanan, berisi 3 indikator cakupan program yaitu terdiri dari cakupan perawatan balita gizi buruk, cakupan pemantauan
pertumbuhan DS dan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Gizi
Terdapat beberapa tujuan dari sistem informasi gizi Kemenkes, 2013, yaitu: 1.
Menyediakan data dan informasi hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi masyarakat bagi para pengambil keputusan secara cepat dan mudah
sebagai bahan evaluasi dan perencanaan lebih lanjut. 2.
Menyediakan data dan informasi kinerja pembinaan gizi secara berkala, bulanan maupun tahunan yang dapat dijadikan acuan untuk pemantauan
dan evaluasi berkala serta tindak lanjutnya.
3. Meningkatkan kinerja pelaksana dan penanggungjawab pengelola
program gizi di daerah melalui perbandingan gambaran informasi antar wilayah propinsi maupun kabupatenkota.
2.1.3 Komponen Sistem Informasi Gizi Kemenkes, 2012
1. Input a. Data
Data yang dikumpulkan yaitu berupa laporan pembinaan gizi masyarakat Dinas KabupatenKota yang berasal dari puskesmas dimana
data tersebut pelaporannya bersifat rutin dalam periode bulanan maupun semesteran yang terdiri dari data cakupan penimbangan
posyandu, cakupan ASI eksklusif, kasus balita gizi buruk, cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, cakupan pemberian kapsul
vitamin A, dan cakupan konsumsi garam beriodium. Data yang dikumpulkan sesuai dengan formulir pengisian yang terdiri dari
formulir 1 F1 dan formulir 6 F6 yang berasal dari puskesmas kemudian dilaporkan ke tingkat Dinas Kesehatan KabupatenKota.
b. Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana sistem informasi gizi yang ada di tingkat daerah
kabupatenkota yaitu dilakukan oleh petugas pelaporan program perbaikan gizi di Dinas Kesehatan KabupatenKota yang telah terlatih
dalam melakukan pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat melalui website sistem informasi gizi.
c. Dana Anggaran dalam pelaksanaan pelaporan kinerja pembinaan gizi
masyarakat melalui website sistem informasi gizi tedapat dalam anggaran kegiatan suveilans yang berasal dari tingkat pusat berupa dana
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Dekon. Sedangkan untuk dana yang berasal dari daerah sendiri yaitu berupa
APBD dalam pemenuhan sarana penunjang dalam pelaksanaan pelaporan melalui sistem informasi gizi.
d. Sarana Sarana yang terkait dalam pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat
melalui website
sistem informasi gizi di Dinas
Kesehatan KabupatenKota yaitu diantaranya berupa juknis panduan operasional
sistem pelaporan gizi, juknis surveilans gizi dan formulir pelaporan. Selain itu adanya perangkat pendukung sistem informasi gizi
diantaranya komputer dan perangkat komunikasi lainnya seperti jaringan internet.
2. Proses a.
Pengumpulan Data Proses pengumpulan data yang dilakukan di tingkat dinas kesehatan
kabupatenkota yaitu dengan mengumpulkan data yang berasal dari seluruh puskesmas yang berada di wilayah kerja dinas kesehatan
kabupatenkota tersebut. Data yang berasal dari puskesmas yaitu berupa laporan dalam bentuk formulir isian data bulanan sistem informasi gizi
berbasis jaringan. Pengumpulan data dari puskesmas dilakukan tiap bulan, setiap tanggal 5-10 laporan sudah diberikan kepada dinas
kesehatan kabupatenkota yang bersangkutan. b.
Pengolahan dan Analisis Data Data indikator pembinaan gizi berasal dari puskesmas, dimana data
tersebut berisi kinerja pembinaan gizi berdasarkan formulir 1 dan formulir 6 kemudian dilaporkan ke tingkat Dinas Kesehatan
KabupatenKota. Dari Dinas KabupatenKota melaporkan melalui sistem informasi gizi sebagai kegiatan pelaporan kepada tingkat pusat.
Data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber data yang ada kemudian dilakukan pengolahan dan penyajian untuk memudahkan
dalam proses analisis dan interpretasi data. Data yang telah diolah disajikan ke dalam bentuk tabel yang tampil pada halaman website
sistem informasi gizi. Dalam hal ini kegiatan analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara target cakupan program dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya cakupan program suplementasi vitamin A
yang ditargetkan mencapai seratus persen.
3. Output
a. Laporan Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat
Laporan kinerja pembinaan gizi masyarakat yaitu data cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat bulanan yang disajikan dalam
bentuk tabel. Indikator pembinaan gizi berupa: cakupan balita gizi buruk ditanganidirawat, cakupan balita ditimbang berat badannya
DS, cakupan ibu hamil mendapat Fe 90 tablet, data cakupan konsumsi garam beriodium, data cakupan pemberian vitamin A,
dan data cakupan ASI eksklusif. Penilaian output dari sistem informasi gizi dapat dilihat berdasarkan
dari kelengkapan, ketepatan waktu, aksessibilitas dan keakuratan data.
a Kelengkapan data yaitu data yang ada tersedia sesuai dengan
kebutuhan dan standar yang ada pada petunjuk teknis surveilans gizi. Data yang diperlukan untuk pemantauan status gizi dan
kinerja pembinaan gizi masyarakat adalah data data cakupan penimbangan posyandu, cakupan ASI eksklusif, kasus balita
gizi buruk, cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi
garam beriodium. b
Ketepatan waktu yaitu data yang ada tersedia tepat pada waktunya. Untuk data sistem informasi gizi ini terbagi menjadi
dua, yaitu data bulanan berupa dan data semesteran yang
berguna untuk mengetahui kinerja pembinaan gizi masyarakat yang telah dilaksanakan. Data bulanan terdiri dari data data
cakupan penimbangan posyandu, kasus balita gizi buruk, dan cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dimana untuk
tingkat puskesmas pelaporannya ke tingkat dinas kesehatan kabupatenkota dilakukan setiap tanggal 10, untuk tingkat dinas
kesehatan ke pusat dilaporkan pada pertengahan bulan. Sedangkan untuk data semesteran terdiri dari cakupan ASI
eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi garam beriodium.
c Aksessibilitas yaitu kemampuan untuk mengakses website
sistem informasi gizi dalam memperoleh informasi mengenai cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat. Informasi yang
diperoleh melalui website sistem informasi gizi seharusnya dapat diperoleh lebih mudah dan cepat serta dapat dilihat oleh
seluruh masyarakat. d
Keakuratan data yaitu data yang dihasilkan merupakan hasil dari pengukuran yang sesuai dengan definisi operasional yang telah
ditetapkan yaitu terdapat dalam ptunjuk teknis surveilan gizi.
2.2 Surveilans gizi Kemenkes, 2012