Hubungan Surveilans gizi dan Sistem Informasi Gizi

2.2.8 Hubungan Surveilans gizi dan Sistem Informasi Gizi

Pemerintah telah mengupayakan penanggulangan masalah gizi dengan mengembangkan usaha perbaikan gizi keluarga UPGK. Kegiatan utama UPGK adalah penyuluhan gizi melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat Depkes,1993 . Strategi lain yang dapat dilakukan adalah melalui keluarga sadar gizi atau disebut juga dengan KADARZI. Tujuan dari program KADARZI adalah meningkatkan pengetahuan dan perilaku keluarga untuk mengatasi masalah gizi. Indikator keluarga sadar gizi antara lain adalah; status gizi anggota keluarga khusunya ibu dan anak baik, tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga, semua anggota keluarga mengonsumsi garam beryodium, semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan dan semua balita yang ditimbang naik berat badannya sesuai usia Depkes, 2007. Keluarga Sadar Gizi KADARZI adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan: a. Menimbang berat badan secara teratur. b. Memberikan Air Susu Ibu ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan Ekslusif . c. Makan beraneka ragam. d. Menggunakan garam beryodium. e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran . Jejaring KADARZI adalah suatu jaringan kerjasama aktif antar departemen terkait, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan, swasta, dunia usaha dan mitra lainnya yang bertujuan untuk secara bersama-sama melakukan promosi KADARZI. Agar Jejaring dapat berfungsi dan mencapai tujuan yang diharapkan maka perlu dilakukan koordinasi dalam Jejaring melalui: 1. Pertemuan rutin antar anggota jejaring setiap tiga bulan. 2. Pemberian informasidata terbaru secara reguler tentang perkembangan KADARZI, masalah gizi dan penanggulangannya di Indonesia melalui website www.gizi.net, mailing list, newsletter yang ada, seminar, lokakarya dll. 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola data base KADARZI Depkes,2007 . Dengan demikian untuk dapat mengetahui keberhasilan dari program KADARZI tersebut, upaya pemerintah dalam monitoring yaitu dengan melakukan kegiatan surveilans gizi. Menurut Kemenkes 2012 surveilans gizi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat. Dimana nantinya data dari hasil program surveilans gizi akan diseminasi secara cepat melalui sistem informasi gizi berbasis website yang dapat diakses melalui internet. Dalam Renstra 2010-2014 terdapat strategi untuk mencapai visi dan misi Kementerian kesehatan. Kementerian kesehatan memiliki Visi dan Misi tahun 2010 - 2014, yaitu: a. Visi : “masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” b. Misi 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. 3.Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan. 4.Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi 2010 –2014 tersebut, Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan empat strategi utama. Keempat strategi tersebut adalah: Pertama, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, Kedua, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, Ketiga, meningkatkan sistem Survailans, monitoring dan informasi kesehatan, Keempat, meningkatkan pembiayaan kesehatan. Dalam rangka melaksanakan strategi terutama strategi ketiga, Direktorat Bina Gizi telah memutuskan untuk meningkatkan sistem surveilans gizi melalui pemantapan pelaporan data gizi berbasis website yaitu pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat berbasis website SIGIZI.

2.3 Sistem Informasi Kesehatan