Gambaran Manajemen Data Sistem Informasi Gizi

Dengan demikian hasil poin rata-rata untuk sumber data yaitu dua 2 yang artinya sumber data mengenai sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang sudah memadai.

5.4.2 Gambaran Proses Sistem Informasi Gizi

Gambaran proses sistem informasi gizi yaitu manajemen data, adapun hasil penelitian mengenai manajemen data adalah sebagai berikut:

5.4.2.1 Gambaran Manajemen Data Sistem Informasi Gizi

Di bawah ini merupakan hasil wawancara dan observasi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengenai manajemen data dalam sistem informasi gizi. Adapun item yang termasuk dalam manajemen data akan dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5.8 Manajemen data No. Item Sangat mema dai Mem adai Ada Tetapi Kurang Memadai Tidak adekuat sama sekali Skor e 3 2 1 1. Ada seperangkat prosedur tertulis untuk pengelolaan data termasuk pengumpulan data, penyimpanan, dan analisis  2 2. Unit sistem informasi gizi di tingkat Kota menjalankan data yang terintegrasi yang berisi data dari seluruh populasi dan sumber data dan memiliki utilitas yang user-frendly yaitu pelaporan dapat diakses kepada khalayak berbagai pengguna  1 3. Pada tingkat daerah, ada gudang data yang setara dengan Nasional dan memiliki utilitas pelaporan yang dapat diakses untuk berbagai pengguna  2 4. Terdapat kamus yang menyediakan definisi yang komprehensif tentang data. Definisi ini meliputi informasi dibidang bidang berikut: 1 Penggunaan data dalam indikator, 2 spesifikasi metode pengumpulan yang digunakan; 3 Periodisitas  2 5. Kode pengenal unik tersedia untuk Kota untuk memfasilitasi penggabungan dari beberapa database dari sumber yang berbeda  2 Total Rata-rata 1,8 Berdasarkan observasi peneliti, staf Dinas Kesehatan Kota Tangerang memiliki pedoman surveilans gizi yang dijadikan sebagai prosedur tertulis untuk pengelolaan data, termasuk pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan surveilans gizi sebagi sumber informasi, seperti kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu dalam pedoman surveilans gizi juga terdapat pengolahan data dan penyajian informasi. Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maupun analitik, yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik dan peta, atau bentuk penyajian informasi lainnya. Pengolahan data tersebut mencakup : 1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan; 2 Persentase balita yang ditimbang berat badannya; 3 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; 4 Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; 5 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 6 Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; 7 Persentase kabupatenkota melaksanakan surveilans gizi; 8 Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana. Dalam pengolahan data, data yang masuk akan divalidasi serta dikroscek kebenarannya, sehinga data yang akan dihasilkan akan berkualitas dan akurat. Dengan demikian prosedur tertulis untuk pengumpulan data, penyimpanan, dan analisis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang mendapatkan poin 2 dua yang berarti sudah memadai. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang, bahwa unit sistem informasi gizi di tingkat Kota menjalankan data yang terintegrasi yang berisi data dari seluruh populasi dan sumber data, namun belum userfrendly untuk berbagai pengguna, hal ini dikarenakan pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang sangat selektif dalam memberikan data terutama data yang berkaitan dengan gizi buruk. Dengan demikian poin untuk Unit sistem informasi gizi di tingkat Kota menjalankan data yang terintegrasi yang berisi data dari seluruh populasi dan sumber data dan memiliki utilitas yang user-frendly yaitu pelaporan dapat diakses kepada khalayak berbagai pengguna mendapatkan nilai satu 1 yang artinya ada tetapi kurang memadai. Gudang data merupakan tempat penyimpanan data yang berasai dari berbagai populasi yang terintegrasi pada satu pusat. Dari hasil observasi dan wawancara dengan informan A selaku Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang, untuk unit sistem informasi gizi di tingkat Kota sudah menjalankan data yang terintegrasi yang berisi data dari seluruh populasi dan sumber data, dan terdapat gudang data dimana data yang berasal dari puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang disimpan dengan baik dalam bentuk hardcopy dan softcopy. Dengan demikian mendapatkan nilai poin sebesar dua 2 yang artinya sudah memadai. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang, untuk mengetahui definisi operasional indikator sistem informasi gizi, pihak staf Dinas Kesehatan Kota Tangerang menggunakan buku pedoman surveilans gizi. Dengan demikian pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang sudah memiliki pedoman yang menyediakan definisi operasional indikator sistem informasi gizi, salah satu definisi operasional indikator sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan kota Tangerang adalah sebagai berikut: a. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan b. S baduta adalah jumlah baduta yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. c. D baduta adalah jumlah baduta yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. d. Persentase baduta yang ditimbang berat badannya DS Baduta adalah jumlah baduta yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah baduta di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dikali 100. e. Ukuran indikator: Kinerja penimbangan baduta dan balita yang ditimbang berat badannya dinilai baik bila persentase DS setiap bulannya sesuai target. f. Rumus: g. Sumber data: Data berasal dari Sistem Informasi Posyandu SIP, register penimbangan dan Kartu Menuju Sehat KMS balita, laporan puskesmas ke Dinkes KabupatenKota. h. Pemantauan dan pelaporan dilakukan setiap bulan i. Alat dan Bahan: Timbangan berat badan, KMS balita, Formulir SIP Dengan demikian poin nilai untuk terdapat kamus yang menyediakan definisi yang komprehensif tentang data di Dinas Kesehatan Kota Tangerang mendapatkan nilai poin sebesar dua 2 yang artinya sudah memadai. Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen, bahwa pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang memiliki kode pengenal unik untuk memfasilitasi penggabungan dari beberapa database dari sumber yang berbeda. Kode pengenal tersebut terdapat pada formulir sigizi tingkat Puskesmas, masing-masing fomulir sigizi yang masuk memiliki kode pengenal, sehingga memudahkan pihak staf gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang dalam menginput data dari berbagai Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Dengan demikian nilai poin untuk adanya kode pengenal unik yang tersedia untuk memfasilitasi penggabungan dari beberapa database dari sumber yang berbeda mendapatkan nilai sebesar dua 2 yang artinya sudah memadai. Dengan demikian poin nilai rata-rata manajemen data dalam sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang mendapatkan nilai poin sebesar satu koma delapan 1,8 yang artinya belum memadai.

5.4.3 Gambaran Output Sistem Informasi Gizi