Gambaran Sistem Informasi Gizi Berdasarkan Skoring HMN

Berdasarkan penilaian tersebut terdapat beberapa kelemahan dalam komponen sumber daya sistem informasi gizi yaitu tidak adanya kebijakan terkait tentang pelaksanaan sistem informasi gizi, namun untuk sumber daya berupa sarana, tenaga pelaksana dan dana mengenai sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang sudah cukup memadai. Komponen lain yang menjadi kelemahan dan hambatan dalam pelaksanaan sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang adalah indikator dan kualitas produk informasi. Dalam hal indikator yang menjadi kendala yaitu pelaporan indikator yang tidak teratur, dimana adanya keterlambatan pelaporan indikator pada tingkat Posyandu. Selain itu kendala lainnya adalah tidak semua kader Posyandu terampil dalam membuat laporan. Sedangkan untuk manajemen data yang menjadi lemahnya sistem informasi gizi pada komponen ini yaitu kurangnya pengaksesan data atau userfrendly kepada khalayak pengguna data dikarenakan Dinkes Kota Tangerang selektif dan khawatir data tersebut disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Untuk produk informasi belum memadai, penyebabnya yaitu adanya keterlambatan pelaporan produk sistem informasi gizi, dimana kurangnya komunikasi dan kordinasi pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan pihak Kemenkes. Untuk komponen sistem informasi gizi lainya yaitu berupa sumber data, serta diseminasi dan penggunaan informasi sudah cukup memadai sesuai dengan teori HMN.

6.9 Masalah Sistem Informasi Gizi

Masalah yang terdapat dalam pelaksanaan sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang berdasarkan penilaian dari setiap komponen sistem informasi gizi dengan mengacu pada teori HMN yaitu dapat diketahui bahwa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sistem informasi gizi dikarenakan:  Tidak adanya kebijakan terkait dengan sistem informasi gizi baik mengenai kebijakan tentang koordinasi dengan lintas sektoral maupun regulasi pelaksanaan sistem informasi gizi itu sendiri.  Dalam hal indikator yang menjadi kendala yaitu tidak teraturnya pelaporan indikator. Penyebabnya adalah tidak semua kader terampil dalam membuat laporan, hal ini dikarenakan jarang adanya pertukaran tugas, masing-masing kader hanya mengerti pada tugas yang dipegangnya saja. Dengan demikian kader hanya sebagai supporting system atau sebagai peran pendukung pelaksanaan sistem informasi gizi, yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan sistem informasi gizi adalah seksi gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang.  Dalam manajemen data yang menjadi lemahnya sistem informasi gizi pada komponen ini yaitu kurag nya pengaksesan data atau userfrendly kepada khalayak pengguna data dikarenakan Dinkes Kota Tangerang selektif dan khawatir data tersebut disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.  Dalam hal produk informasi yang menjadi kendala yaitu adanya keterlambatan pelaporan dari tingkat Dinas Kesehatan Kota Tangerang ke tingkat pusat atau Kemenkes. Penyebab keterlambatan tersebut adalah kurangnya komunikasi dan kordinasi dari staf seksi gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan pihak Kemenkes terkait tentang masalah teknis yang terjadi dalam melaporkan produk infomasi melalui website sistem informasi gizi.

6.10 Alternatif Solusi Masalah Sistem informasi Gizi

Solusi alternatif untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu:  Perlu adanya kebijakan tentang pertemuan terkait tentang sistem informasi gizi ditingkat kecamatan maupun ditingkat daerah. Keberhasilan pelaksanaan sistem informasi gizi tercapai dengan baik, apabila adanya kerja sama yang baik pula ditingkat kecamatan maupun tingkat daerah. Dengan adanya kebijakan mengenai kerjasama tersebut, produk informasi hasil sistem informasi gizi akan menjadi lebih terbuka dimasyarakat, sehingga membuat dampak yang positif yaitu meningkatkan kepercayaan terhadap integritas hasil produk informasi di kalangan masyarakat. Selain itu, pelaksanaan keputusan maupun tindak lanjut dari produk informasi akan menjadi lebih mudah dengan adanya kebijakan tersebut, sehingga tujuan meningkatkan status gizi dapat tecapai dengan baik.