4. Analisa Data
Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara kualitatif
28
G. Sistematika Penulisan
. Analisis secara kualitatif berarti analisis yang memfokuskan perhatiannya pada makna-makna yang terkandung di dalam suatu pernyataan,
bukan analisis yang memfokuskan perhatiannya pada figur-figur kuantitatif semata. Analisa data dilakukan sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek
kualitatif lebih daripada aspek kuantitatif dengan maksud agar diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
Sebagai gambaran umum untuk memudahkan pemahamanan materi penelitian ini, maka dibagi dalam 5 lima Bab yang berhubungan erat satu sama lain, yaitu :
Bab Pertama merupakan pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan hal-hal pokok yang menjadi latarbelakang permasalahan yang mendasari terjadinya sengketa
serta informasi yang dibutuhkan untuk menganalisa objek sengketa. Bab ini terdiri atas perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab Kedua mendeskripsikan tentang perjanjian internasional secara umum dan perjanjian internasional yang mengatur tentang regulasi perburuan paus yaitu
International Convention for the Regulation of Whaling ICRW. Bab ini juga membahas sejarah International Whaling commission IWC agar dapat dipahami
kedudukan IWC di dalam sengketa ini dan apa yang menjadi kewajiban dari negara-negara anggota yang telah ikut meratifikasi ICRW.
28
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantifikasi lainnya. Pengertian ini
mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian
kualitatif. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Cetakan keduapuluh dua PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2006, hal. 5
Universitas Sumatera Utara
Bab Ketiga membahas mengenai tahapan penyelesaian sengketa perburuan paus anatar Jepang dan Australia. Didalam bab ini, di jelaskan mengenai tata cara
penyelesaian sengketa secara damai melalui litigasi maupun non litigasi. Bab ini juga memberikan informasi dasar tentang objek yang persengketakan serta jalan
yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa perburuan paus tersebut.
Bab Keempat membahas tentang putusan akhir yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional setelah melalui seluruh acara persidangannya. Didalam bab ini, juga
dicantumkan poin-poin penting dari kasus ini dan juga gugatan yang diajukan oleh Australia terhadap Mahkamah Internasional untuk menghentikan program
penelitian yang sedang dilakukan oleh Jepang .
Bab Kelima merupakan bab penutup dari penelitian yang berisi kesimpulan dari keseluruhan uraian materi pembahasan dan disertai dengan beberapa saran yang
mungkin akan bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN PERBURUAN PAUS DI DALAM HUKUM
INTERNASIONAL
A. Perjanjian Internasional 1. Pengertian Perjanjian Internasional