paus untuk kelangsungan hidupnya; Yang ketiga, mengenai perburuan paus yang memang diizinkan oleh IWC dengan tujuan untuk menjaga stabilitas jumlah
populasi jenis paus tersebut ataupun untuk penelitian yang bermanfaat bagi manusia.
24
F. Metode Penelitian
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, haruslah dipahami bahwa perburuan paus yang dimaksudkan di dalam penelitian ini ialah perburuan paus yang tidak
diberikan izin oleh IWC dan dilakukan dengan tujuan yang bukan untuk penelitian, melainkan untuk tujuan komersil yang termasuk kedalamnya
konsumsi.
Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Sebagaimana lazimnya penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah yang harus bersadarkan fakta-fakta dan data-data yang objektif benar dan
layak dipercaya, demikian halnya dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai karya tulis ilmiah, juga menggunakan pengumpulan data
secara ilmiah metodologi, guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu guna menjawab
permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder. Penelitian yuridis normatif digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti norma hukum
internasional yang berlaku yang mengatur tentang pelarangan perburuan paus sebagaimana yang telah disetujui oleh negara-negara yang telah bergabung
24
Scientific Permit Whaling, http:iwc.intpermits , diakses pada 10 Juni 2014 pukul 09.17 WIB
Universitas Sumatera Utara
menjadi anggota International Whaling commission IWC dengan acuan International Convention for the Regulation of Whaling ICRW.
Penelitian ini menggunakan metode analisis, yaitu menganalisis tentang upaya untuk menegakkan konvensi internasional tertentu ketika terjadi pelanggaran
terhadap pasal-pasalnya oleh negara yang sebelumnya telah menyetujui pelaksanaannya.
2. Data Penelitian
Penelitian ini memusatkan pada berbagai konvensi mengenai regulasi terhadap penangkapan paus sebagai dasar acuan serta kebiasaan kebiasaan masyarakat
international lainnya yang memiliki kaitan dengan kasus ini. Data dalam penelitian ini mempergunakan data sekunder yang terdiri dari :
a. Bahan hukum primer
25
1 International Convention for the Regulation of Whaling,
Washington 2
nd
December 1946 , yaitu bahan hukum yang mengikat secara
umum, termasuk di dalamnya International Convention for the Regulation of Whaling ICRW dan data data dari International
Whale Commission IWC, yaitu :
2 International Whaling commission Resolutions
3 Statute of International Court of Justice
b. Bahan hukum sekunder
26
25
Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari untuk Indonesia: a. Norma atau kaedah dasar; b. Peraturan dasar; c. Peraturan perundang-undangan; d.
Bahan hukum yang tidak dikodifikasi; e. Yurisprudensi; f. Traktat; g. Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-
Press, Jakarta, 2005, hal. 52.
26
Bahan hukum sekunder ialah bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Ibid.
, yaitu tulisan-tulisan atau karya-karya para ahli hukum dalam buku-buku teks, surat kabar, internet, dan
lain-lain yang relevan dengan masalah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
c. Bahan hukum tersier
27
, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan sekunder, diantaranya kamus-kamus bahasa.
3. Teknik Pengumpulan Data