tetapi tidak terdapat suatu ketentuan apapun yang memungkinkan Mahkamah memaksakan keputusannya dan hal tersebut yang menjadi kelemahan serius dari
Mahkamah.
106
1. Dengan tidak bertentangan dengan segala hal yang terkandung di dalam
konvensi ini, maka negara anggota boleh memberikan kepada kewarganegaraannya izin khusus untuk membunuh, mengambil dan
berbuat terhadap paus sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah dan jenis yang dari paus yang diburu ditentukan sendiri oleh negara anggotanya
sesuai dengan apa yang dianggapnya pantas. Pembunuhan , pengambilan dan segala perbuatan terhadap paus yang ditentukan di dalam konvensi ini
dikecualikan dengan izin khusus ini. Negara negara diwajibkan untuk melaporkan segala izin yang telah ia berikan kepada IWC dan negara yang
memberikan izin khusus tersebut bisa mencabut kembali izinnya kapan saja.
B. Kepentingan Penelitian Scientific Research di Dalam Pasal 8 ICRW
1. Pasal 8 ICRW
Sengketa di dalam kasus ini memiliki kaitan yang erat dengan pasal 8 di dalam ICRW. Pasal inilah yang menjadi acuan di dalam pemberian izin perburuan demi
kepentingan penelitian. Banyak celah yang bisa digunakan di dalam melakukan perburuan atas nama penelitian tersebut karena negara negara diberi kewenangan
untuk memberikan izin tersebut kepada warga-negaranya tanpa melalui IWC. Namun, IWC akan harus diberikan laporan dan akan dilakukan revisi therhadap
izin yang diberikan dikemudian hari untuk melihat hasil dari penelitian tersebut. Isi dari Pasal 8 ICRW yaitu :
2. Semua paus yang diburu menggunakan izin ini harus benar benar
digunakan untuk dan dimanfaatkan dengan apa yang telah diinstruksikan pemerintah dari negara yang memberi izin.
106
J.G.Starke, Op.Cit, hal.662
Universitas Sumatera Utara
3. Setiap negara anggota harus mentransfer informasi penelitian yang telah
dikumpulkannya dan juga hasil dari dari penelitiannya yang mengau pada pasal 1 dan 4 dari konvensi ini, seperti yang di instruksikan oleh IWC
dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. 4.
Mengakui adanya pengumpulan secara berkelanjutan dan adanya analisis data biologis yang berhubungan dengan kegiatan dari kapal pabrik dan
stasiun darat merupakan hal yang signifikan untuk membentuk suatumanajemen yang membangun mengenai perburuan paus. Oleh karena
itu, negara negara anggota akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan data tersebut.
Pada awalnya, Jepang berdebat bahwa program perburuan yang ada dibawah izin khusus sama sekali tidak termasuk kedalam bagian ICRW. Program tersebut
dikategorikan sebagai program yang berdiri sendiri dan seharusnya dibaca terpisah dari bagian konvensi.
107
New Zealand sebagai pihak yang melakukan intervensi, mengatakan bahwa apabila izin khusus penelitian memang dipisahkan dari isi konvensi lainnya, maka
tidak perlu ada kata “dengan tidak bertentangan...” di dalam pasal 8 ayat 1 ICRW tersebut. Berkaitan dengan hal ini, Mahkamah Internasional sendiri memutuskan
bahwa pasal 8 dari ICRW merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh konvensi tersebut. Di dalam pasal 1 yang mengatakan tentang bagian
independen akan berlaku apabila pelaksanaan perburuan dengan izin khusus Meskipun demikian, Jepang tetap mengakui
bahwa izin khusus penelitian harus tetap sejalan dengan isi konvensi lainnya walaupun ia tetap bersikeras izin tersebut harus dikecualikan dari konvensi.
Australia, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dimana pasal 8 mengartikan izin khusus sebagai beberapa pengecualian yang terbatas saja. Pasal 1 yang
menyatakan bahwa izin khusus penelitian berdiri independen sama sekali tidak memiliki efek apapun di dalam sistem monitorisasi secara keseluruhan. Harus
diperhatikan kembali bahwa konservasi , khususnya moratorium dan cagar, merupakan bagian yang vital di dalam perburuan demi penelitian.
107
Pasal 8 ayat 1 .ICRW
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan maksud dan tujuan dari konvensi ini sehingga diberikan diberi pengecualian dari moraturium perburuan paus untuk kepentingan komersial,
larangan berburu di cagar paus Antartika dan moraturium mengenai kapal pabrik. Di dalam pembukaannya, ICRW menetapkan bahwa tujuan utamanya ialah untuk
menjaga keberlangsungan eksistensi paus sehingga tetap bisa dieksploitasi secara berkelanjutan kedepannya. Jumlah paus yang ditangkap boleh ditambah apabila
hal tersebut tidak menganggu jumlah populasi yang ada sesuai dengan jenis-jenis paus yang telah ditentukan dan diperbolehkan untuk ditangkap. Tujuan dari ICRW
juga tertulis di di dalam paragraf akhir dari pembukaan yang berisi tentang konservasi yang sepantasnya bagi paus dan memungkinkan terjadinya kemajuan
industri paus yang terkontrol dengan baik.
2. Kepentingan Penelitian Scientific Research