Regulasi International Whaling Commission IWC Terhadap Perburuan

area seluas 50 juta kilometer persegi yang mengelilingi Antartika dimana IWC telah menetapkan bahwa disini tidak boleh ada perburuan paus komersial dalam bentuk dan alasan apapun. IWC sebenarnya memiliki dua tempat perlindungan paus , dimana satunya lagi “Indian Ocean Whale Sanctuary”. 68 Dari semua tindakan yang dilakukan oleh IWC, inilah yang dianggap sebagai tindakan terbaik dengan membuat kawasan lindung bagi paus seperti “Southern Ocean Whale Sanctuary”, sehingga dapat memberikan perlindungan total kepada jenis paus tertentu ; menentukan jumlah jenis paus yang boleh diburu didaerah tersebut; menentukan musim untuk melepas migrasi paus; mencegah penangkapan paus muda yang masih membutuhkan bantuan induknya. 69 a. Mendukung, merekomendasi, atau jika diperlukan, melakukan penelitiandan invesigasi yang berkaitan dengan paus dan perburuannya. Dalam melaksanakan tugasnya, IWC juga diberikan izin untuk bekerja sama dengan badan khusus negara anggota atau badan badan lainnya dengan catatan : b. Mengumpulkan dan menganalisa informasi statistik mengenai kondisi terkini dan laju pertumbuhan jumlah paus serta dampak dampak dari perburuan paus. c. Pembelajaran, pengamatan dan pembedahan informasi yang berkaitan dengan metode-metode untuk mempertahankan ataupun menambah jumlah populasi paus. 70

C. Regulasi International Whaling Commission IWC Terhadap Perburuan

Paus IWC sebagai organisasi international yang bergerak di bidang perlindungan paus, tidak membatasi sepenuhnya hak-hak untuk melakukan perburuan paus. Di dalam 68 _ Southern Ocean Whale Sanctuary, http:en.wikipedia.orgwikiSouthern_Ocean_ Whale_Sanctuary ,diakses pada 12 Juni 2014 pukul 12.00. 69 Catch Limits Catches taken, http:iwc.intcatches , diakses pada 14 Juni 2014 pukul 14.47. 70 International Convention for the Regulation of Whaling 1946, pasal 4 ayat 1 Universitas Sumatera Utara organisasi tersebut, ada izin khusus yang bisa diperoleh yaitu izin penangkapan untuk tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahun 1940-an, negara-negara menyadari bahwa perlu adanya sutau regulasi terhadap paus agar eksistensinya tetap terjaga dan dapat tetap diburu kedepannya secara berkala untuk kepentingan komersial. Lalu, dibentuklah melalui kesepakatan untuk membuat pembatasan pada jumlah paus yang boleh di buru agar ada peluang bagi paus untuk berkembang biak. Ide inilah yang mendasari di bentuknya IWC setelah regulasi mengenai perburuan paus dituangkan dalam ICRW 1946. Dengan tujuan agar kedepannya masih ada paus untuk diburu secara berkelanjutan., IWC selalu mengedepankan ilmu pengetahuan dan penelitian sebagai bagian dari organisasi itu sendiri. Namun, setiap peraturan memiliki celah hukum sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang salah apabila tidak dimonitorisasi secara benar. Ada negara anggota yang dengan alasan demi ilmu pengetahuan dan penelitian berusaha mencari celah agar dapat menggunakan izin untuk kepentingan komersial negaranya sendiri dan melanggar regulasi yang ada. Pada tahun 1982, IWC melakukan voting untuk membentuk suatu moratorium terhadap perburuan paus. Di dalam voting tersebut, beberapa anggota dari IWC menolak, namun hal tersebut tetap dilakukan dan mulai berlaku tahun 1986. Setelah itu, para anggota IWC kembali melakukan voting untuk membentuk cagar untuk paus di Antartika. Secara perlahan, negara-negara yang menentang perburuan paus terus terkumpul dan mulai memberikan suaranya, IWC dianggap sebagai badan internasional untuk perlindungan paus, yang sebenarnya bukan tujuan utamanya. IWC pada dasarnya di berntuj untuk meregulasi perburuan paus demi ketersedian paus di masa depannya sehingga bisa diburu secara berkala. Konstitusi IWC yang lemah membuat banyak kontroversi. Anggota IWC sendiri meminta IWC untuk menguatkan eksistensi dan kewenangan organisasinya agar Universitas Sumatera Utara memiliki daya paksa terhadap negara-negara lain , terutama yang bukan anggota untuk mengikuti ketentuan berburu paus. 71 Prof. Gales menyarankan IWC untuk membuat larangan bagi tiap negara membuat izin penelitiannya sendiri. Harus ada faktor eksternal yang bukan dari negara tersebut yang ikut menentukan pemberian izin perburuan paus untuk penelitian. Tujuan dari penelitian itu juga harus disebutkan dengan jelas dan bukan sekedar alasan untuk menutupi kegiatan lainnya. Prof. Nick Gales dan tim nya di dalam tulisannya mengenai “Applying scientific principles in international law on whaling”, penerapan prinsip prinsip penelitian terhadap hukum international yang berkaitan dengan paus, menyatakan bahwa IWC tidak benar benar memiliki kemampuan untuk memaksa negara negara yang lain untuk patuh meskipun IWC berusaha melakukan revisi terhadap sistem regulasi perburuan paus demi penelitiannya. 72 71 The flawed nature of the International Whaling commissions science, http:www.abc.net.auenvironmentarticles201409164088124.htm , diakses pada 22 Juni 2014 pukul 08.52. 72 de la Mare et al 2014 Policy Forum, Prof. Gales, Australian Antarctic Division, Kingston, Tasmania 6050, Australia IWC, di dalam kewenangannya menerapkan daerah cagar untuk paus, dipandang lemah dalam hal kredibilitas oleh Mahkamah Internasional. Segala perkembangan dan revisi peraturan yang ada di dalam IWC dianggap sama sekali tidak berpengaruh apapun karena masing-masing negara punya kepentingan politik masing-masing. IWC sebelum membuat revisi ataupun larangan haruslah menguatkan posisinya terlebih dahulu di dunia internasional atau kedepannya segala hal yang dilakukan IWC akan sia-sia.

D. International Convention for the Regulation of Whaling ICRW sebagai