mereka  hanya  tergerak  untuk  mau  belajar  tetapi  sulit  untuk  bisa  terus tekun karena tidak ada pendorongnya.
59
c. Nilai
Afektif  domain  atau  ranah  afektif  berhubungan  dengan  nilai.  Nilai berhubungan dengan apa  yang dianggap baik  atau tidak, indah  atau tidak
indah, efisien atau tidak efisien dan sebagainya. Sikap merupakan refleksi dari  nilai  yang  dimiliki.  Oleh  karenanya,  pendidikan  sikap  adalah
pendidikan nilai. Nilai berasal  dari bahasa  Latin
vale’re yang artinya berguna, mampu akan,  berdaya,  berlaku,  sehingga  nilai  diartikan  sebagai  sesuatu  yang
dipandang  baik,  bermanfaat  dan  paling  benar  menurut  keyakinan seseorang  atau  sekelompok  orang.
60
Nilai  adalah  kualitas  suatu  hal  yang menjadikan  hal  itu  disukai,  diinginkan,  dikejar,  dihargai,  berguna  dan
dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat. Menurut Steeman dalam Sutarjo Adisusilo,  nilai adalah sesuatu yang
memberi  makna  pada  hidup,  yang  memberi  acuan,  titik  tolak  dan  tujuan hidup.  Nilai  adalah  sesuatu  yang  dijunjung  tinggi,  yang  dapat  mewarnai
dan  menjiwai  tindakan  seseorang.  Nilai  itu  lebih  dari  sekadar  keyakinan, nilai  selalu  menyangkut  pola  piker  dan  tindakan,  sehingga  ada  hubungan
yang amat erat antara nilai dan etika.
61
Nilai  adalah  suatu  konsep  yang  berada  dalam  pikiran  manusia  yang sifatnya  tersembunyi,  tidak  berada  di  dalam  dunia  yang  empiris.  Nilai
berhubungan  dengan  pandangan  seseorang  tentang  baik  dan  buruk,  indah dan tidak indah, layak dan tidak layak.
62
59
Sabri, op. cit., h. 85
60
Sutarjo Adisusilo,  Pembelajaran Nilai-Karakter, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Ed. 1, Cet. 1, h. 56
61
Adisusilo, loc. cit.
62
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, Ed. 1, Cet. 5, h. 274
Menurut  Rokeach  dalam  Harun  Rasyid,  nilai  merupakan  suatu keyakinan  yang  dalam  tentang  perbuatan,  tindakan,  atau  perilaku  yang
dianggap baik dan yang dianggap jelek.
63
Sedangkan menurut Tyler, nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang  dinyatakan  oleh  individu  yang  mengendalikan  pendidikan  dalam
mengarahkan minat, sikap dan kepuasan.
64
Nilai  sebagai  sesuatu  yang  abstrak  menurut  Raths  dalam  Sutarjo Adisusilo  mengemukakan  bahwa  nilai  mempunyai  sejumlah  indikator
yang dapat kita cermati, yaitu:
65
1  Nilai  memberi  tujuan  atau  arah  goals  or  purpose  kemana kehidupan  harus  menuju,  harus  dikembangkan  atau  harus
diarahkan. 2  Nilai  memberi  aspirasi  aspirations  atau  inspirasi  kepada
seseorang  untuk  hal  yang  berguna,  yang  baik,  yang  positif  bagi kehidupan.
3  Nilai  mengarahkan  seseorang  untuk  bertingkah  laku  attitudes, atau  bersikap  sesuai  dengan  moralitas  masyarakat,  jadi  nilai  itu
member  acuan  atau  pedoman  bagaimana  seharusnya  seseorang harus bertingkah laku.
4  Nilai  itu  menarik  interests,  memikat  hati  seseorang  untuk dipikirkan,
untuk direnungkan,
untuk dimiliki,
untuk diperjuangkan dan untuk dihayati.
5  Nilai  mengusik  perasaan  feelings,  hati  nurani  seseorang  ketika sedang  mengalami  berbagai  perasaan,  atau  suasana  hati,  seperti
senang, sedih, tertekan, bergembira, bersemangat dan lain-lain. 6  Nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang.
7   Suatu nilai menuntut adanya aktivitas perbuatan atau tingkah laku tertentu sesuai dengan nilai tersebut.
63
Harun Rasyid, loc. cit.
64
Ibid., h. 18
65
Adisusilo, op. cit., h. 58