Sikap Bagian- Bagian Ranah Afektif
Menurut Rokeach dalam Harun Rasyid, nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang
dianggap baik dan yang dianggap jelek.
63
Sedangkan menurut Tyler, nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu yang mengendalikan pendidikan dalam
mengarahkan minat, sikap dan kepuasan.
64
Nilai sebagai sesuatu yang abstrak menurut Raths dalam Sutarjo Adisusilo mengemukakan bahwa nilai mempunyai sejumlah indikator
yang dapat kita cermati, yaitu:
65
1 Nilai memberi tujuan atau arah goals or purpose kemana kehidupan harus menuju, harus dikembangkan atau harus
diarahkan. 2 Nilai memberi aspirasi aspirations atau inspirasi kepada
seseorang untuk hal yang berguna, yang baik, yang positif bagi kehidupan.
3 Nilai mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku attitudes, atau bersikap sesuai dengan moralitas masyarakat, jadi nilai itu
member acuan atau pedoman bagaimana seharusnya seseorang harus bertingkah laku.
4 Nilai itu menarik interests, memikat hati seseorang untuk dipikirkan,
untuk direnungkan,
untuk dimiliki,
untuk diperjuangkan dan untuk dihayati.
5 Nilai mengusik perasaan feelings, hati nurani seseorang ketika sedang mengalami berbagai perasaan, atau suasana hati, seperti
senang, sedih, tertekan, bergembira, bersemangat dan lain-lain. 6 Nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang.
7 Suatu nilai menuntut adanya aktivitas perbuatan atau tingkah laku tertentu sesuai dengan nilai tersebut.
63
Harun Rasyid, loc. cit.
64
Ibid., h. 18
65
Adisusilo, op. cit., h. 58
8 Nilai biasanya muncul dalam kesadaran, hati nurani atau pikiran seseorang ketika yang bersangkutan dalam situasi kebingungan,
mengalami dilema atau menghadapi berbagai persoalan hidup. Menurut Douglas Graham sebagaimana yang dikutip oleh Wina
Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran melihat empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu, yaitu:
66
1 Normativist. Biasanya kepatuhan pada norma-norma hukum.
Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu: a. Kepatuhan pada nilai atau norma itu sendiri.
b kepatuhan pada proses tanpa memedulikan normanya sendiri. c kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari
peraturan itu. 2
Integralist, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
3 Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekadar
basa-basi. 4
Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.