Apresiasi Bagian- Bagian Ranah Afektif
seperti mengungkapkan pendapat positif tentang pameran lukisan modern apresiasi seni atau mendatangi ceramah di sekolah, yang
diberikan oleh astronot Indonesia yang pertama. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya sekali saja, tetapi diulang kembali bila
kesempatannya timbul; dengan demikian, nampaklah adanya suatu sikap tertentu.
77
Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya
mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian
berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan
stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
78
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi
dari pada receiving dan responding. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila sesuatu ajaran yang telah mampu
mereka nilai dan telah mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka berarti peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu telah mulai
dicamkan internalized dalam dirinya. Dengan demikian maka nilai tersebut telah stabil dalam diri peserta didik.
79
Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di
rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
77
Winkel, op. cit., h. 277
78
Majid, loc. cit.
79
Sudijono, loc. cit.