Pengertian Shalat Berjama’ah

Berkata Atha’ bin Abi Rabah: Ini adalah kewajiban yang mesti ditegakkan. Apabila mendengar adzan wajib mendatanginya dan menghadiri shalat. 36

7. Hikmah Disyariatkannya Shalat Berjama’ah

Diantara ketinggian syariat islam bahwasanya ia mewajibkan dalam banyak ibadah. Berkumpul di dalamnya kaum muslimin untuk saling berinteraksi, berkenalan dan berembuk antar sesama dalam perkara-perkara mereka hingga terwujud tolong-menolong dalam menyelesaikan masalah mereka dan dengar pendapat tukar pikiran yang didalamnya banyak mengandung manfaat yang besar, faedah yang banyak hingga tak terhitung berupa pengajaran mereka yang bodoh, membantu yang lemah, melunakkan hati dan menampakkan kemuliaan islam. 37                     “Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar- benarnya…” QS. al-Hajj : 77-78 Kedudukan shalat berjamaah dalam Islam adalah sebagai sarana yang ampuh untuk melebur perbedaan status sosial, rasisme perbedaan ras dan golongan, kebangsaan dan nasionalisme. Dengan ini semua, terbentuklah kasih sayang, interaksi, kenalan dan persaudaraan antara muslim yang satu dengan yang lain. Hal ini terwujud dengan diakuinya yang tua senior lalu dihormati, yang miskin lalu disantuni, yang alim untuk ditanya, yang bodoh untuk dibimbing. Diantara keuntungan shalat berjamaah, untuk mengetahui yang tidak menunaikan shalat lalu dinasihati, yang malas untuk disadarkan. Berkumpulnya kaum muslimin dalam masjid dengan mengharap apa yang ada 36 Shalih, loc. cit. 37 Ibid., hal. 39 di sisi Allah meminta rahmatNya. Ini semua mendatangkan turunnya banyak berkah dan rahmat dari Allah. Jadi pada intinya pelaksanaan shalat berjamaah menumbuhkan persatuan, cinta, persaudaraan diantara kaum muslimin dan menjalin ikatan erat, menumbuhkan diantara mereka tenggang rasa, saling menyayangi dan pertautan hati di samping juga mendidik mereka untuk terbiasa hidup teratur, terarah dan menjaga waktu. 38 Sedangkan hikmah shalat menurut Baihaqi dalam bukunya Fiqih Ibadah, jika shalat berjama’ah dilaksanakan dengan baik dan konsisten, maka akan terbina 7 disiplin sebagai berikut: 39 a. Disiplin Kebersihan Shalat membuat insan pengamalnya menjadi bersih dan tetap di dalam kebersihan, baik badan dan pakaian maupun tempat dan lingkungan. Hal itu akan membuatnya menjadi sehat, apalagi setelah dilengkapi dengan gerakan-gerakan shalat yang sempurna. b. Disiplin Waktu Shalat membuat insan menjadi terbiasa dengan mengingat dan menjaga waktu shalat. Setiap kali mendengar komando, yaitu adzan untuk shalat, ia akan dengan segera mematuhi komando itu. Hal ini akan secara berangsur membina disiplin waktu di dalam dirinya yang akan terealisasi dalam segala perbuatan dan prilakunya. c. Disiplin Kerja Shalat membuat pengamalnya menjadi tertib dan tekun dalam mendirikan shalatnya. Sebab, di dalam pengamalan shalat, setiap orang harus taat kepada aturan kerja shalat yang telah ditetapkan. Pada waktu shalat berjama’ah, komandonya adalah imam yang harus dipatuhi. Ketertiban dan kepatuhan itu akan membuat manusia sangat disiplin dalam melaksanakan segala tugas dan pekerjaannya. d. Disiplin Berfikir 38 Ibid., hal. 41 39 Baihaqi, op. cit., h. 42-43