Fungsi Modal Bank LANDASAN TEORI

1. Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan teradap kepentingan para deposan. 2. Sebagai dasar bagi menetapkan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini adalah merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. 3. Modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para investor diperkirakan dengan membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Para partisipan pasar membandingkan return on investment diantara bank-bank yang ada. Sementra itu, Brenton C. Leavitt, staf Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, dalam kaitannya dengan fungsi dari modal bank menekankan ada empat hal, yaitu : 3 a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan insolvable dan dilikuidasi 3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Depok: PT. Raja Grapindo Persada, 2014, h. 136-137 b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi. c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan untuk menawarkan pelayanan bank. d. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat.

C. Kecukupan Modal Bank

Kecukupan modal merupakan hal penting dalam bisnis perbankan, karena bank yang memiliki tingkat kecukupan modal baik menunjukkan indikator sebagai bank yang sehat. Sebab kecukupan modal baik menunjukkan keadaaan yang dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecukupan modal atau Capital Equity Ratio CAR. Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara : 4 1. Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga Dilihat dari suduut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan antara modal dengan pos-pos pasiva merupakan petunjuk tentang keamanan simpanan masyarakat pada bank. Rasio antara modal dan simpanan masyarakat harus dipadukan dengan memperhitungkan aktiva yang mengandung resiko. Oleh karena itu, modal harus dilengkapi oleh berbagai 4 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, Cetakan ke-4, h.139-140 cadangan sebagai penyangga modal, sehingga secara umum modal bank sendiri dari modal inti dan modal pelengkap. 2. Membandingkan modal dengan aktiva berisiko. Ukuran kedua ini menjadi kesepakan BIS Bank for International Settelments yaitu organisasi bank sentral dari negara-negara maju. Kesepakatan tentang ketentuan permodalan itu dicapai pada tahun 1988, dengan menetapkan CAR, yaitu rasio minimum yang mendasarkan kepada perbandingan antara modal dengan aktiva berisiko. Kesepakatan ini dilatarbelakangi oleh hasil pengamatan para ahli perbankan negara-negara maju, termasuk para pakar IMF dan Worl Bank, tentang adanya ketimpangan struktur dan sistem perbankan internasional. Hal ini didukung beberapa indikasi sebagai berikut : a. Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telat mengganggu kelancaran arus peredaran uang internasional b. Persaingan yang dianggap unfair antara bank-bank Jepang dengan bank- bank Amerika dan Eropa di Pasar Uang Internasional. Bank-Bank Jepang memberikan pinjaman amat lunak sangat rendah karena ketentuan CAR di negara tersebut hanya berkisar 2-3 c. Terganggunya situasi pinjaman internasional yang berakibat terganggunya perdagangan internasional.