Analisis Kinerja Perbankan LANDASAN TEORI
dapat ditentukan seberapa beresiko suatu bank. Ukuran resiko yang sering digunakan adalah resiko gagal bayar.
Bank dalam kegiatan operasionalnya pun banyak mengalokasikan pada pembiayaan sehingga semakin banyak pembiayaan yang diberikan maka
semakin tinggi pula resiko gagal bayar yang akan terjadi. Jika rasio utang bank tinggi, maka beban utang perusahaan pun akan tinggi sehingga modal
yang dimiliki bank arus mampu mem-back up beban utang yang tinggi. Dalam perbankan, resiko gagal bayar diukur dengan Net Performing
Financing, seingga semakin tinggi resiko yang dimiliki maka semakin tinggi kcukukupan modal yang harus dimiliki bank.
2. Penilaian Good Corporate Governance
Penilaian terhadap faktor GCG dala metode RBBR didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process,
dan governance output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank: “governance structure
mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kleengkapan dan pelaksaan tugas komite. Governance
process mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan manajemen resiko termasuk sistem pengendalian intern,
penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar serta rencana strategis
bank. Aspek terakhir governance output mencakup transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi
prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency dan Fairness TARIF
”.
3. Penilaian Rentabilitas
Anlisis keuntungan atau profitabilitas biasanya didasarkan pada informasi yang terdapat di dalam laporan laba rugi, walaupun demikian, ada
beberapa rasio keuntungan yang menggunakan data atau informasi dari neraca. Pada prinsipnya, rasio ini menunjukkan seberapa mampu perusahaan
dalam menghasilkan laba, baik dari penjualan yang ada maupun dari asset total yang dimiliki. Rasio-rasio keuntungan yang sering kita jumpai adalah
tingkat pengembalian atas asset total return on asset assets, tingkat pengembalian terhadap modal atau ekuitas return on equity.
4. Penilaian Permodalan
Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi teradap kecukuan modal dan kecukupan permodalan. Dalam melakukan perhitungan
permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai KPMM. Selain itu dalam penilaian kecukupan modal,
bank harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil resiko bank. Semakin
tinggi resiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi resiko.
Parameterindikator dalam menilai permodalan meliputi: a.
Kecukupan modal Penilaian kecukupan modal Bank Umum Syariah perlu dilakukan
secara komprehensif, minimal mencakup: 1.
Tingkat, trend dan komposisi modal. 2.
Rasio Kewajiban Penyertaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Resiko Kredit, Resiko Pasar dan Resiko
Operasional dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku mengenai kewajiban penyertaan modal minimum bagi Bank
Umum Syariah 3.
Kecukupan modal dikaitkan dengan Profil Resiko b.
Pengelolaan permodalan Analisis terhadap pengelolaan permodalan Bank Umum Syariah
meliputi manajemen permodalan dan kemampuan akses permodalan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan adalah
dengan menggunakan CAR Capital Adequacy Ratio. dimana rasio ini menunjukkan permodalan dalam megukur resiko dan cadangan penghapusan
dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena gagal bayar.