Manajemen Liabilitas LANDASAN TEORI

2. Bagaimana bank bisa memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Oleh karena itu, bank harus mampu mengidentifikasi karakteristik setiap produk bank baik disisi aktiva maupun pasiva serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan likuiditas asset tergantung pada dua faktor utama, yaitu kandungan daya cair asset itu sendiri dan daya jual asset tersebut. Daya cair asset ditentukan oleh pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat penjualan asset tersebut, baik jangka waktu maupun waktu pembayarannya. Sedangkan daya jual aset ditentukan oleh kemampuan pengalihan asset tersebut kepada pihak lain secara final atau keberhasilan penawaran kepada pihak lain untuk berpartisipasi mendanai dana tersebut. Berikut jenis dana bank dalam manajemen liabilitas: 7 1. Primary Reserve Yaitu pengalokasian dana untuk memnuhi kebutuhan likuiditas bank. Di neraca tercermin dalam kas dan giro pada Bank Indonesia. Kegunaan primary reserve antara lain. a. Menyediakan saldo Giro BI sesuai ketentuan b. Menyediakan saldo kas secukupnya untuk operasional c. Menjaga penarikan dana penabungdeposangiran d. Menjaga penarikan dana dari debiturpeminjam 2. Secondary reserve 7 Dwi Nuraini ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, Ciputat: UIN Press, 2015, Cetakan Pertama, h. 273-274 Yaitu cadangan yang berfungsi sebagai penyangga dan menunjang kebutuhan primary reserve terhadap likuiditas dan dapat segera menjadi alat likuid. Biasanya berupa penempatan antar bank dan surat berharga jangka pendek yang mudah dicairkan dengan tidak mengalami kerugian terlalu banyak dan juga dapat memberikan pendapatan pada bank walaupun dalam jumlah yang kecil dari pendapatan bagi hasil dari margin pembiayaan. Keguanaan secondary reserve antara lain: a. Menjaga kebutuhan alat likuid jangka pendek dan kebutuhan musiman b. Menjaga kebutuhan alat likuid yang tidak terduga terhadap penarikan dana c. Meminimalkan jumlah dana yang idle 3. Maturity Gap Yaitu selisih antara asset dan liabilititas pada periode tertentu berdasarkan jatuh tempo masing-masing perkiraan di on balance sheet dan off balance sheet.

F. The Shiftability Theory

Teori ini berpendapat bawa likuiditas bank dapat dipertahankan apabila bank mempunyai harta assets yang dapat dijual kepada investor lain. Dengan menjual asset tersebut bank segera dapat memperoleh uang tunai likuiditas. Menurut teori ini likuiditas bank dapat dipertahankan bila dana- dana yang dapat dihimpun diinvestasikan pada surat-surat berharga yang marketable, yang mudah dicairkan dalam bentuk uang tunai. 8 Kelemahan teroi ini, dalam proses shifting jualbeli asset tersebut bisa saja mengalami kerugian karena penurunan harga atau nilai kurs. Kerugian bisa lebih besar lagi bila proses jual beli dilakukan secara terpaksa dan tergesa-gesa karena kebutuhan likuiditas. G. Sukuk Istilah sukuk merupakan bentuk jama’ dari kata sakk yang berasal dari bahasa arab yang dapat diartikan sebgai sertifikat. Meskipun sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, sukuk sebagai salah satu produk dasar modal syariah yang sering disejajarkan dengan obligasi. Sukuk juga sering diistilahkan sebagai obligasi syariah. Istilah sukuk mulai digunakan Pasar Modal Indonesia sejak tahun 2006 sejalan dengan terbitnya Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang penerbitan Efek Syariah. 9 Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 181BI2009 tentang Penerbitan Efek Syariah dijelaskan pengertian sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1. Asset berwujud tertentu 8 Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, Ciputat: UIN Press, 2015, Cetakan Pertama, h. 279 9 Ibid, h. 149