Uji Asumsi Klasik HASIL DAN PEMBAHASAN

tidal. Model regresi yang baik adalah emiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas berdasarkan grafik probability Plot dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber : Output SPSS data diolah Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data dibandingkan dengan garis normal. Berdasarkan gambar diatas data membentuk satu garis lurus diagonal mengikuti plot, artinya distribusi data dikatakan normal karena data mengikuti dan mendekati garis diagonal. Selain menggunakan grafik, uji statistik juga dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Uji Normalitas Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROA ROE CAR SUKUK N 20 20 20 20 Normal Parameters a,,b Mean 1.3260 22.0715 13.2605 .5500 Std. Deviatio n .59333 11.56916 2.06911 .51042 Most Extreme Differences Absolute .223 .120 .150 .361 Positive .193 .120 .150 .309 Negative -.223 -.105 -.107 -.361 Kolmogorov-Smirnov Z .997 .537 .671 1.614 Asymp. Sig. 2-tailed .274 .935 .758 .011 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS data diolah Data terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansi di atas 0,05. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diliat bahwa nilai signifiansi ROA 0,274, nilai signifikansi ROE sebesar 0,935, nilai signifikansi CAR sebesar 0,758 sedangkan nilai signifikansi sukuk 0,011. Artinya terdapat tiga variabel yang datanya terdistribusi normal yaitu ROA, ROE dan CAR. Sedangkan variabel sukuk tidak terdistribusi normal karena variabel berbentuk dummy, dimana nilainya hanya diwakili oleh 0 dan 1.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor VIF. Nilai minimum yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10. Hasil uji ultikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 13.615 .889 SUKUK 2.657 .668 .656 .873 1.146 ROE -.151 .056 -.842 .241 4.147 ROA 1.136 1.091 .326 .242 4.127 a. Dependent Variable: CAR Sumber: Output SPSS Data Diolah Hasil uji multikolinearitas di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari ketiga variabel berada diatas 0,10 dan VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas, maka maka model regresi yng ada layak untuk dipakai.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji pakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW-test. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .788 a .620 .549 1.38949 1.130 a. Predictors: Constant, ROA, SUKUK, ROE b. Dependent Variable: CAR Nilai uji DW-test sebesar 1,130 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan signifikansi 5, jumlah sampel n 20 dan jumlah variabel independen 3, maka di tabel DW-test yang dimulai dari umlah 15 sampai 30 akan didapatkan nila dl 1,00 dan 1,68 du. Oleh karena itu karena nilai DW 1,130 dan lebih kecil daripada batas atas du 1,68 dan kurang dari 4du 4- 1,68, mak dapat disimpulkan disimpulkan bahwa tidak ada kesimpulan yang pasti atau berada di daerah keragu-raguan dl DW du

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adala yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas melalui grafit plot adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi hetreskedastisitas. Hasil uji heterskedastisitas berdasarkan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS Data Diolah Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa data menyebar secara merata di atas dan di bawah garis 0 dan tidak berkumpul di satu tempat serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Simultan Uji Statistik F

Uji statsitik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel dependen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-samasimultan terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan cara membandingkan nilai F hitung dalam tabel Anova dengan F tabel. Jika F hitung F tabel maka hipotesis yang diajukan diterima, artinya terdapat pengaruh secara simultan. Selanjutnya dapat dengan meliat nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan dterima. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Uji Statistik F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 50.452 3 16.817 8.711 .001 a Residual 30.891 16 1.931 Total 81.343 19 a. Predictors: Constant, ROA, SUKUK, ROE b. Dependent Variable: CAR Sumber : Output SPSS Data Diolah Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 8,711 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebi kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu penerbitan sukuk, ROA dan ROE berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu CAR sehinga hipotesis yang diajukan diterima. Apabila dengan menggunakan cara F hitung dapat dilihat dalam tabel alfa 0,05 dengan nilai residual 16 sehingga diketahui bahwa nilai F tabel adalah sebesar 3,24. Dapat dilihat bahwa nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel yaitu nilai F hitung 8,711 F tabel 3,24 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan teradap variabel dependen shingga hipotesis diterima. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu penerbitan sukuk, ROA dan ROE secara simultan atau bersama-sama berpengaruh pada CAR Bank Muamalat Indonesia.

2. Uji Parsial Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan sebebrapa jauh engaruh satu variabel independen terhadap variabel depden dengan menganggap variabel indepeden lainnya konstan. Uji menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan cara membandingkan nilai t hitung dalam tabel coefficient dengan t tabel. Jika t hitung tabel maka Ho ditolak artinya terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika t hitung t tabel maka tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.