pengembalian yang diperoleh, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan yang memanfaatkan asset-aset yang dimiliki guna memperoleh laba.
L. Return on Equity ROE
Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba
atau keuntungan. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Sebagai
pembanding untuk rasio ini adalah tingkat sukuk bunga bebas resiko. Rumus yang dipakai bank syariah untuk menghitung ROE adalah:
16
ROE = x 100
Suatu perusahaan dikatakn memiliki tingkat pengembalian atas modal yang baik jika rasio yang diperoleh lebih besar atau lebih tinggi
daripada modalnya. Atau lebih spesifik, rasio yang diperoleh harus lebih besar daripada biaya modal yang dimiliki. Jika suatu perusahaan nemiliki tingkat
pengembalian atas modal 25maka dikatakan bahwa selama satu periode akuntansi, perusahaan mampu menghasilkan laba bersih 25 dari modal total
yang dikelolanya. Secara ekonomis, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diperoleh, maka akan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
16
Tatang Ary Gumanti, Manajemen Investasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, h. 116
dalam memnfaatkan modal yang dimliki guna memperoleh laba. Dengan kata lain, rasio ini mencerminkan tingkat efesiensi penggunaan modal dalam
menghasilkan laba atau keuntungan bersih.
M. Capital Adequacy Ratio CAR
Merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman utang, dan lain-lain. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misal kredit yang diberikan. Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu
mengetahui estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
17
CAR = x 100
CAR merupakan indicator kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
17
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pres, 2012, h. 233