9 Dalam Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama, dinyatakan bahwa salah satu
komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa
dan konteks pembelajaran. Sementara itu, dikemukakan juga oleh Suhito 2000: 12 bahwa agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu
mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis.
Menurut Suherman 2001: 60, dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis
dan kreatif. Dengan berlandaskan kepada prinsip pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning to know belajar untuk mengetahui, tetapi harus
ditingkatkan menjadi learning to do belajar untuk melakukan, learning to be belajar untuk menjiwai, hingga learning to live together belajar untuk hidup
bersama.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Model pembelajaran
dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterap-
kan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas Tim MPKBM, 2001: 6.
10 Menurut Suprijono 2011: 46 model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
b. Pembelajaran Kooperatif
Menuurut Suprijono 2009: 54 Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih diarahkan oleh guru. Menurut Lie 2002: 12 sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sistem pembelajaran gotong royong atau pembelajaran kooperatif. Tanpa interaksi sosial tidak akan ada
pengetahuan Suprijono, 2009: 56.
Sedangkan menurut Nurhadi 2004: 112 pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang terfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selanjutnya, menurut Sudjana 2001: 10 pembelajaran kooperatif adalah
prosedural yang sistematik dan terencana untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di dalam dan memulai kelompok dalam rangka mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan. Selain itu, pembelajaran kooperatif mendorong terbentuknya pribadi siswa yang
utuh, karena selain mengembangkan kemampuan siswa secara kognitif, melalui pembelajaran kooperatif siswa juga dibekali kemampuan untuk dapat
bersosialisasi dengan baik. Pembelajaran kooperatif juga merupakan salah satu
11 pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi antar siswa
serta hubungan yang saling menguntungkan diantara mereka. Adapun konsep utama dari pembelajaran kooperatif menurut Salvin dalam
Trianto, 2010: 61 ,adalah sebagai berikut : 1.
Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
” Selanjutnya, menurut Nurhadi 2004: 116 pembelajaran kooperatif mempunyai
kelebihan, diantaranya adalah: 1.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. 2.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan
– pandangan. 3.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.” Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar bersama, saling membantu,
berani mengeluarkan ide, dapat memecahkan masalah melalui diskusi, dapat menjelaskan dan mengajukan pertanyaan dalam kelompoknya. Pembelajaran
kooperatif mempunyai berbagai tipe, diantaranya ialah STAD, NHT, TGT, Jigsaw, TPS, Make A Match dan masih banyak yang lainnya. Salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk pemahaman konsep matematis siswa ialah tipe Make A Match.
“ “