materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
2.2.4.5 Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh
guru. Dalam kenyataanya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata, a hanya
menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, b peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut
yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
2.2.5 Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan
berlangsung. Terdapat bebarapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya efektifnya dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Mager dalam Uno, 2014:8 menyampaikan beberapa kriteria yang
dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
2.2.5.1 Berorientasi pada tujuan pembelajaran Tipe perilaku yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Misalnya menyusun bagan
analisis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh TPK adalah latihan atau praktik langsung.
2.2.5.2 Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang
diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti dihubungkan dengan dunia kerja. Misalnya setelah bekerja, peserta didik dituntut untuk pandai
memprogram data computer programmer. Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasuspemecahan masalah
problem solving.
2.2.5.3 Gunakan
media pembelajaran
yang sebanyak
mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik. Artinya, dalam satuan-
satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik maupun psikis. Misalnya menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu
bagan, lebih baik guru menggunakan OHP dari pada hanya berceramah, karena penggunaan OHP memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat
dan mendengar penjelasan guru. Sedangkan kriteria pemilihan strategi pembelajaran mengandung
makna sebagai suatu dasar acuan yang dapat digunakan dalam memilih strategi yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Orentasi dari pemilihan strategi pembelajaran haruslah pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa serta situasi dan kondisi lingkungan dimana proses belajar tersebut akan
berlangsung. Sulo Lipu, dkk. dan Geriach Ely dalam Abimanyu, dkk.,
2010:8 menyatakan bahwa terdapat beberapa kriteria yang biasa dijadikan acuan dalam pemilihan strategi pebelajaran antara lain.
2.2.5.4 Relevansi
Relevansi yakni derajat kaitan fungsional antara strategi pembelajaran sebagai dimensi instrumental dengan tujuansasaran belajar,
dengan tolak ukur dari segi bagaimana sesuatu itu dipelajari dan bukannya dari segi apa yang dipelajari.
Derajat relevansi dapat ditinjau dari tiga dimensi yakni.
Epistemologi yakni relevansi dengan hakekat ilmu pengetahuan sumber bahan ajaran, baik sebagai kumpulan informasi, cara memperoleh
informasi dan wawasan yang menyertainya. Relevansi epistemologi inin mengharuskan agar cara pembelajaran cabang ilmu pengetahuan yang
bersangkutan harus serasi dengan substansi dan metodologi keilmuannya. Umpamanya IPA seyogyanya diajarkan melalui observasi dan
eksperimen.
Psikologi yakni pengalaman belajar sebagai sarana pengembangan psikis, khususnya kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah.
Relevansi psikologis inin harus menyesuaikan cara pembelajaran dengan tahap perkembanga murid SD-MI antara lain perkembagnan kognitif
periode operasi konkrit, aktfimanipulatif, dan menyeluruh holistik.
Sosial yakni yang berkaitan dengan kedudukan dan funsi sekolah sebagai lembaga sosial baik dalam aspek sosialisasi maupun kemampuan
pengembangan. Pembelajaran ini harus serasi dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat sekitarnya.
2.2.4.5 Efektivitas hasil guna