2.2.6.2 Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran
Materi atau pengalaman belajar merupakan pertimbangan kedua yang harus diperhatikan. Materi pelajaran yang sederhana misalnya, materi
pelajaran berupa data yang harus dihafal, maka pengalaman belajar pun cukup sederhana juga, mungkin siswa hanya dituntut untuk mendengarkan, mencatat
dan menghafalnya. Dengan demikian strategi yang digunakan juga sederhana. Berbeda ketika materi pelajaran berupa generalisasi, teori, atau keterampilan,
maka pengalaman belajar pun harus dirancang sedemikian rupa sehingga materi pelajaran dan pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
2.2.6.3 Pertimbangan dari sudut siswa
Siswa adalah individu yang unik, yang memiliki perbedaan, tidak ada siswa yang sama. Walaupun secara fisik agak sama, namun pasti ada hal-hal
tertentu yang pasti berbeda, misalnya perbedaan dari sudut minat, bakat, kemampuan bahkan gaya belajar. Dengan demikian strategi belajar mengajar
yang dirancang mestilah sesuai dengan keadaan siswa.
2.2.6.4 Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Pertimbangan lainnya dalam hal ini adalah pertimbangan ditinjau dari strategi itu sendiri, sesbab begitu banyak strategi yang dapat dipilih dalam
proses belajar mengajar.
2.2.7 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dikembangkan atau diturunkan dari model pembelajaran. Dari beberapa pengertian diatas, strategi pembelajaran meliputi
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu Majid, 2014:9. Untuk melaksanakan strategi
tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Newman dan logan 2003 dalam majid 2014:9-12 mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 2.2.7.1 Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil
out put dan sasaran target yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan
selera masyarakat
yang memerlukannya.
2.2.7.2 Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama basic way yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
2.2.7.3 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah steps yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
2.2.7.4 Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur criteria dan patokan ukuran standard untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan achievement usaha. Beberapa jenis strategi pembelajaran diantaranya : 1 strategi
penyampaian expositiondirect instruction, 2 strategi penemuan discovery learning, 3 pembelajaran kelompok cooperative learning, 4 pembelajaran
individual individual learning, Rowntree, 1974 dalam Sanjaya, 2006 : 126. Dalam strategi exposition, bahan pembelajaran diberikan kepada siswa dalam
bentuk jadi, siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut, guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Sedangkan dalam strategi discovery bahan
pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui kegiatan berbagai aktivitas, guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Strategi
pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa ditentukan oleh individu
siswa yang bersangkutan, bentuk kegiatan belajar dapat dilakukan melalui modul, kaset, CD, VCD dan lain sebagainya. Sedangkan dalam pembelajaran
cooperative, kegiatan belajar dilakukan secara beregu, dibimbing oleh seorang atau beberapa orang guru, siswa belajar dalam kelompok kecil atau besar, setiap
individu dianggap memiliki kemampuan yang sama. Hal senada yang disampaikan Menurut Sanjaya 2007 : 177
– 286 Ada beberapa strategi yang harus dilakukan seorang guru yaitu sebagai berikut: a Strategi pembelajaran
ekspositori, Pembelajaran yang memfokuskan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi ini merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Hal tersebut di karenakanguru memegang peranan yang sangat penting. b Strategi pembelajaran inquiry,
Strategi pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. c Strategi pembelajaran berbasis masalah,
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama; Pertama, strategi
pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari
dan mengolah
data dan
akhirnya menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas
pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. d Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, Strategi yang menekankan pada kemampuan
berpikir siswa. Dalam strategi ini materi tidak diberikan begitu saja pada siswa,tetapi siswa di bombing untuk proses menemukan sendiri konsep yang
harus dikuasai melalui proses dialog terur menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strategi pembelajaran ini merupakan model yang bertumpu
pada pengembangan kemampuan berfikir siswa. e Strategi pembelajaran kooperatif, Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang di rumuskan. f Strategi pembelajaran kontekstual CTL, Suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menentukan materi yang di pelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan
nyatasehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan nya dalam kehidupan mereka. g Strategi pembelajaran afektif, Afektif berhubungan dengan nilai
yang sulit di ukur.Oleh karna itu, menyangkut dengan kesadaran yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri.Dalam batas tertentu memang afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang
bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
keluarga.
2.2.8 Peran Guru Dalam Penetapan dan Pemilihan Strategi Pembelajaran