Pelaksanaan Program Pembinaan Kemandirian
Prosesnya, mereka dapat mengajukan program yang diinginkan kepada staf Bidang Giatja. Kemudian staf Bidang Giatja akan
meneruskannya kepada Kasubsie Bidang Pembinaan yang kemudian akan diteruskan kepada Kalapas untuk dipertimbangkan untuk disetujui atau
ditolak berdasarkan pertimbangan sarana, prasarana dan anggaran dana yang ada. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Puji Indrayani
kepada penulis: “Pada dasarnya kita disini tidak mengekang aspirasi dari staf
atau warga. Kalau memang ingin ada program baru bisa mengajukan. Biasanya dari warga mengajukan ke kita staf
Giatja. Lalu dari kita nanti kita ajukan ke Kasubsie Pembinaan. Dari Kasubsie naik lagi ke Kalapas. Kalau ada dana dan lahan
biasanya disetujui. Tidak mungkin Kalapas menolak kalau memang programnya bagus dan kita bisa melaksanakan. Kalau
ditolak itu biasanya karena mentok di dana sih ya. Tapi setahu saya, Kalapas orang yang demokratis ya. Selama bisa
dilaksanakan, beliau juga mendukung kok.
”
5
“Program budidaya cacing juga adalah salah satunya warga yang mengusulkan. Jadi ada warga yang melihat bahwa ada
peluang di Lapas ini bisa menjalankan program budidaya cacing karena prospeknya yang cukup menguntungkan. Lalu ia
mengusulkan untuk diadakannya program budidaya cacing. kebetulan juga program budidaya jamur telah habis masanya.
Jadi kita bisa pakai rumah yang untuk budidaya jamur ke budidaya cacing. kita mencari orang yang bisa menjadi pelatih
program tersebut untuk melatih warga. Disini programnya bisa berubah jika memang sesuai dengan kondisi lahan yang ada.
Warga bisa mengembangkan kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya maksimal disini.
”
6
Lapas Terbuka Jakarta tidak memiliki jadwal khusus bagi pembinaan kemandirian seperti di Lapas tertutup yang menentukan hanya beberapa
5
Wawancara dengan Ibu Puji Indrayani selaku staf Bidang Kegiatan Kerja dilakukan pada 6 Januari 2014.
6
Wawancara dengan Pak Rio Chaidir selaku staf Kasubsie Perawatan dilakukan pada 11 Desember 2013.
hari dari satu pekan untuk program kemandiriannya. Karena program tersebut berjalan setiap hari manakala dibutuhkan serta program-program
kemandirian yang terdapat di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta merupakan kegiatan praktis dengan didukung prosedur Minimum Security, sehingga
WBP dapat dengan bebas keluar dari kamar paviliunnya untuk melakukan program. Namun, tetap dibatasi jangka waktunya dan WBP pun harus
tetap wajib mengikuti program pembinaan kepribadian yang telah ditetapkan.
Misalnya program kerja pada pihak ke-3 atau P3 yang dilakukan oleh J. Ia memang bisa bekerja di luar Lapas setiap hari namun memiliki jangka
waktu yaitu sejak pukul 07.00 dan harus kembali lagi ke dalam Lapas pukul 19.00 WIB. Sedangkan untuk yang melakukan program pembinaan
kemandirian di dalam Lapas Terbuka, waktunya ditentukan antara pukul 13.15 hingga pukul 15.15. Namun jadwal tersebut dapat disesuaikan
menurut kebutuhan program. Misalnya, program memberi pakan bagi ternak ayam broiler maka harus dilakukan pagi dan sore hari.