Konsep Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

c Meningkatkan peran aktif petugas, masyarakat dan Narapidana itu sendiri dalam rangka pelaksanaan proses pembinaan; d Membangkitkan motivasi atau dorongan kepada Narapidana serta memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada Narapidana dalam meningkatkan kemampuan atau keterampilan guna mempersiapkan dirinya hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat setelah selesai menjalani masa pidananya. e Menumbuh kembangkan amanat sepuluh 10 prinsip Pemasyarakatan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara; Adapun fungsi LAPAS Terbuka adalah : 1 Sebagai upaya memulihkan kesatuan hubungan hidup kehidupan dan penghidupan antara Narapidana dengan masyaraakat yang sebelumnya retak dengan memberikan kesempatan kepada Narapidana untuk menduduki tempatnya di Tengah-tengah masyarakat yang berfungsi penuh. 2 Memulihkan kembali harkat dan martabat serta kepercayaan diri Narapidana sehingga memiliki kemampuan yang bertanggung jawab baik kepada dirinya maupun kepada anggota masyarakat. 3 Menghindari pengaruh dari prisonisasi yaitu pengaruh negatif dari penempatan Narapidana yang relatif terlampau lama di lama lingkungan bangunan LAPAS tempat pelaksanaan pidana Berkenaan dengan fungsi ketiga dalam sistem Pemasyarakatan yang menggunakan model Multy-purpose prison seperti di Indonesia kemungkinan terjadinya prisonisasi sangat besar, mengingat penempatan narapidana dengan berbagi jenis dan latar belakang kejahatan dalam satu LapasRutan sangat berpotensi terjadinya penularan kejahatan. Tembok dan jeruji LAPAS tidak hanya mencegah Narapidana untuk melarikan diri, namun juga memisahkan mereka dari kehidupan masyarakat, padahal dari semua narapidana yang masuk ke dalam LapasRutan tidak seluruhnya terdiri dari orang-orang yang memiliki sifat anti sosial, bisa jadi seseorang dipidana hanya karena kealpaan atau ketidak tahuannya tentang masalah- masalah hukum atau bahkan karena korban keadilan fitnah. Terhadap orang-orang seperti inilah yang perlu diselamatkan dari pengaruh-pengaruh negatif dari pemidanaan di LapasRutan, dan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka menjadi pilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh prisonisasi. Selain itu Lapas Terbuka juga mempunyai fungsi untuk memperbaiki warga binaan yang telah menunjukan perkembangan yang positif dalam pembinaan di LapasRutan. 29

3. Pengertian Narapidana dan Warga Binaan Pemasyarakatan

Warga binaan atau Narapidana adalah orang yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan, sedangkan yang dimaksud dengan Lembaga Pemasayarakatan ialah tempat untuk 29 Artikel Pemberdayaan Lapas Terbuka Di Indonesia, ditulis oleh Drs. THOLIB, Bc. IP. SH. MH diambil dari website http:lapasbandaaceh.orgindex.phpberita-artikelartikel45- pemberdayaan-lapas-terbuka-di-indonesia pada tanggal 3 Oktober 2013 pukul 21.12 WIB. melaksanakan pembinaan narapidana atau warga binaan. Pembagian Narapidana berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan pasal 1 yaitu: 1. Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di LAPAS. 2. Anak Didik Pemasyarakatan adalah : a. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun; b. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun; c. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun. 3. Klien Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Klien adalah seseorang yang berada dalam bimbingan BAPAS. Dalam rangka pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan WBP, maka ada penggolongan WBP berdasarkan: 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Lama pidana yang dijatuhkan 4. Kejahatan yang dilakukan, dan 5. Kriteria lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan pembinaan. 30

4. Hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan adalah warga masyarakat yang memiliki label dalam diri mereka karena telah melakukan suatu tindak kriminal sehingga harus mendapatkan konsekuensi yaitu hukum pidana di Lembaga Pemasyarakatan. Walaupun tengah menjalani masa hukuman pidana, tidak membuat seorang Narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan tidak memiliki hak sama sekali di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Karena dalam sistem pemasyarakatan itu sendiri terdapat hak-hak mereka yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan disahkan di dalam Undang- undang No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan menghendaki Narapidana diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri melalui jalan pembinaan agar dapat kembali ke dalam masyarakat sebagai warga yang baik. Hal ini tertuang dalam Undang-undang No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan pasal 2 Bab 1 Ketentuan Umum yaitu “Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari 30 Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 12 ayat .