Hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Sistem pemasyarakatan disamping bertujuan untuk mengembalikan Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi warga masyarakat yang baik juga bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh Warga Binaan Pemasyarakatan 63

BAB III GAMBARAN PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka adalah salah satu institusi di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang secara khusus melaksanakan pembinaan lanjutan terhadap narapidana pada tahap asimilasi yaitu dengan masa pidana antara 12 sampai dengan 23 dari masa pidana yang harus dijalani oleh narapidana yang bersangkutan. Asimilasi yang dimaksud menurut penjelasan Undang-Undang No.12 tahun 1999 tentang Pemasyarakatan pasal demi pasal, pasal 6 ayat 1 alinea ke 2, Pembinaan secara ekstramural yang dilakukan di LAPAS disebut asimilasi, yaitu proses pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah memenuhi persyaratan tertentu dengan membaurkan mereka ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pembentukan Lapas Terbuka sebagai implementasi dari Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03. Tahun 2003, tanggal 16 April 2003, perihal pembentukan Lapas Terbuka Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram dan Waikabubak yang ditandatangani oleh Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dan merupakan pengejawantahan dari konsep Community-Based Correction. Peresmian Lapas Terbuka Jakarta dilakukan oleh Bapak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berikutnya yaitu Dr. Hamid Awaludin, SH. LLM, pada tanggal 14 Mei 2005. Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta merupakan unit Pelaksana Teknis dibawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, yang dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan PUSDIKLAT Pegawai Kementerian Hukum dan HAM RI, terutama yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta ini pada akhirnya nanti tidak hanya berfungsi sebagai tahap lanjutan pembinaan dan pembimbingan Narapidana saja, akan tetapi juga berfungsi sebagai Laboratorium Pemasyarakatan bagi para petugas Pemasyarakatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di PUSDIKLAT Pegawai Kementerian Hukum dan HAM RI. 1

B. Letak Geografis

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta terletak di dalam kompleks Balai Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja di Jalan Raya Gandul, Kelurahan Gandul. Bangunan Lapas berada di paling belakang kompleks BADAN Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDM Kementerian Hukum dan HAM RI, sehingga untuk di lokasi, harus berjalan cukup jauh yaitu kurang lebih 450 meter dari gerbang masuk. Letaknya berdampingan dengan cabang anak sungai Krukut yang mengalir cukup deras jika musim hujan tiba. Bahkan jika ada air kiriman dari Bogor, sungai tersebut meluap dan membanjiri kawasan Lapas. 1 Diambil dari Profil Lapas Terbuka Jakarta 2013

C. Visi dan Misi Lembaga

2 Visi dari Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta memiliki kesamaan dengan visi dari Pemasyarakatan, yaitu : Pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan YME Membangun Manusia Mandiri Sedangkan misi dari Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta adalah : Melaksanakan pembinaan dan pembimbingan tahap lanjutan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dalam Kerangka integrasi sosial, penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia HAM.

D. Sarana dan Prasarana

Lapas Terbuka Jakarta memiliki tiga buah gedung yaitu dua buah gedung kantor dan satu buah gedung paviliun tempat tinggal bagi Warga Binaan Pemasyarakatan WBP. Kapasitas hunian dari Lapas Terbuka Jakarta saat pertama didirikan mampu menampung 50 orang yang dibagi dalam 10 kamar hunian dan sejak tahun anggaran 20082009 telah dilakukan peningkatan kapasitas hunian menjadi 100 orang yang dibagi menjadi 20 kamar. Kamar hunian yang ada di Lapas Terbuka berbeda dengan kamar hunian yang terdapat di Lapas tertutup, perbedaan terdapat pada bentuk bangunannya, di Lapas Terbuka kamar hunian berbentuk seperti kamar asrama atau kost yang tidak dilengkapi dengan jeruji 2 Diambil dari Profil Lapas Terbuka Jakarta 2013