Jadwal Kegiatan Sehari-hari Warga Binaan Pemasyarakatan Di

I. Jenis Pembinaan di Lapas Terbuka Jakarta

10 Pembinaan yang diberikan oleh Lapas Terbuka Jakarta terhadap para narapidana dibagi menjadi tiga kategori yaitu pembinaan kepribadian, pembinaan kemandirian dan pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat. 1. Pembinaan Kepribadian adalah pembinaan yang bertujuan meningkatkan kualitas pribadi narapidana agar memiliki mental spiritual yang baik, memiliki kesadaran hukum yang baik, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang baik dan memiliki kemampuan intelektual yang lebih baik. 2. Pembinaan Kemandirian adalah pembinaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan Narapidana untuk mencari penghidupan melalui kegiatan bimbingan kerja. 3. Pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat adalah pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara Narapidana dengan masyarakatnya, denga memberikan kesempatan mengembangkan aspek-aspek pribadinya, memberikan keleluasaan yang lebih besar untuk berintegrasi dengan masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti, bekerja dengan pihak ketiga, melanjutkan pendidikan di sekolah umum, beribadah di tempat ibadah luar Lapas dan lainnya. 10 Profil Lapas Terbuka Jakarta. Masing-masing kategori pembinaan diatas dapat diuraikan lagi sebagai berikut : Ad.1. Program pembinaan Kepribadian terbagi menjadi : a. Program belajar membaca Al-Quran; b. Program pengajian ceramah agama Islam; c. Kebaktian bagi umat Kristiani. d. Program perayaan Hari Besar Keagamaan; e. Program kegiatan olah raga dan seni. f. Program pelaksanaan kegiatan kunjungan untuk WBP setiap hari dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Ad.2. Program pembinaan Kemandirian terbagi menjadi : a. Peternakan : ayam broiler, budidaya cacing b. Perikanan : lele c. Pertukangan Ad.3.Program pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat terbagi menjadi : a. Program Cuti Mengunjungi Keluarga; b. Program kerja asimilasi dengan pihak ke-3 ketiga. 77

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan hasil temuan lapangan yang peneliti temukan melalui penelitian yang telah dilakukan mengenai program pembinaan kemandirian yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta dalam rangka meningkatkan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan. Dari hasil temuan lapangan tersebut, peneliti melakukan analisis yang juga dijelaskan dalam bab ini.

A. Tahapan Pembinaan Kemandirian Di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta 1. Orientasi Masa orientasi dilasanakan pada tahap awal ketika Warga Binaan Pemasyarakatan WBP pindah ke Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta dari Lapas asal atau Lapas tertutup. Dalam masa orientasi, WBP diberikan kesempatan selama tiga hari untuk mengenali lingkungan baru dan beradaptasi dengan lingkungan Lapas Terbuka. Selain itu pada saat pindah ke Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta, WBP telah diasesmen terlebih dahulu untuk mengetahui minatnya agar dapat diarahkan dengan baik ke dalam bidang yang benar-benar cocok dengan mereka. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Rio Chaidir selaku Kasubsie Perawatan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta kepada peneliti: “Nah, setelah masuk kesini pun kami akan lakukan asesmen kembali untuk benar-benar mengetahui minat WBP. Mereka juga masuk ke dalam masa orientasi selama tiga hari. Istilahnya pengenalan lingkungan seperti itu ketika sampai disini. Kalau di Lapas yang biasa lapas tertutup orientasinya sebulan. Tapi karena disini masanya singkat jadi hanya tiga hari.” 1

2. Pengarahan

Pengarahan adalah tahapan setelah diketahui hasil asesmen dan adaptasi lingkungan yang telah dilaksanakan oleh WBP. Pengarahan berupa penempatan dan persiapan sebelum WBP ikut ke dalam program pembinaan kemandirian yang ada. Dalam proses ini, selain mengacu pada hasil asesmen yang dilakukan oleh staf dari Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta, pengarahan program pembinaan kemandirian bagi WBP juga mengacu kepada program pembinaan yang telah diikut oleh WBP di Lapas sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan pembinaan kemandirian dapat saling berkesinambungan bagi WBP itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Rio Chaidir selaku Kasubsie Perawatan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta kepada peneliti yaitu: “Sebelum mereka WBP menjalankan pembinaan disini kan kita asesmen dulu. Nah, WBP yang masuk kesini kan sebenarnya WBP yang sudah menjalani setengah dari masa hukumannya. Ketika mereka ingin masuk pindah kesini di Lapas awal juga mereka telah diasesmen juga, untuk menelusuri minat dan bakat WBP apakah ia bisa cocok dengan pembinaan yang ada disini atau tidak.” 2 1 Wawancara dengan Bapak Rio Chaidir selaku Kasubsie Perawatan dan ibu Puji Indrayani selaku Staf Bidang Kegiatan Kerja Giatja pada tanggal 20 November 2013. 2 Wawancara dengan Bapak Rio Chaidir selaku Kasubsie Perawatan dan Ibu Puji Indrayani selaku Staf Bidang Kegiatan Kerja Giatja pada tanggal 20 November 2013. “Setelah diketahui hasilnya, maka baru kami akan arahkan program yang mana yang bisa ia jalankan, jika ia minatnya menjadi tukang kayu, ya kami arahkan ke perbengkelan kayu, kalau ke peternakan, kami arahkan untuk memilih peternakan ikan atau ayam. Atau ia bisa juga kerja mandiri, kerja mandiri dengan pihak ketiga atau kerja di luar Lapas dengan mitra kerja kita.” 3

3. Pelaksanaan Program Pembinaan Kemandirian

Telah disebutkan di dalam Bab III Profil Lembaga bahwa Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta memiliki program pembinaan kemandirian yaitu peternakan ayam broiler dan budidaya cacing, peternakan ikan, pertukangan, dan bekerja mandiri pada pihak ketiga. Setelah WBP diarahkan untuk ditempatkan di kegiatan program pembinaan kemandirian yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta, maka selanjutnya WBP dapat mengikuti program-program pembinaan kemandirian yang ada. Dalam mengikuti program, WBP yang baru pindah akan diturunkan untuk belajar bersama dengan WBP yang telah pindah ke Lapas dan mengikuti program lebih dahulu. Mereka belajar dan dilatih oleh pelatih maupun orang yang memiliki keahlian di bidang program yang masing- masing diikuti oleh WBP. Orang yang disebut dengan instruktur atau pelatih tersebut tidak setiap hari datang ke Lapas Terbuka. Namun, mereka memberi pengarahan dan pengawasan terhadap WBP yang melakukan program pembinaan kemandirian beberapa kali dalam seminggu. Selain itu instruktur atau pelatih juga dibantu oleh staf Lapas Terbuka yang ada 3 Wawancara dengan Bapak Rio Chaidir selaku Kasubsie Perawatan dan Ibu Puji Indrayani selaku Staf Bidang Kegiatan Kerja Giatja pada tanggal 20 November 2013.