sebagainya sebagai media untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi anak.
c Bimbingan pengembangan
masyarakat community
development proses bimbingan dan pelayanan sosial yang menekankan pentingnya keterlibatan semua potensi dan sumber
yang terdapat di lingkungan masyarakat. Upaya pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat merupakan
sasaran dan tujuan utama. Metode ini diharapkan dapat menciptakan jaringan yang
harmonis dan berkelanjutan antara masyarakat lokal dengan berbagai sumber yang ada instansi terkait, dunia usaha,
OrsosLSM Yayasan
dan sebagainya
dalam upaya
memberikan pelayanan sosial kepada anak- anak terlantar di lingkungannya.
3 Bentuk Pelayanan
Berdasarkan kategori
anak terlantar
sebagaimana disebutkan pada kriteria sasaran, ada dua bentuk dalam pelayanan
sosial anak terlantar luar panti, yakni:
a Pelayanan kelembagaan:
1 Pelayanan ini dilakukan oleh berbagai kelembagaan yang dimaksud
adalah Organisasi
SosialLSMYayasan, perusahaan-perusahaan, dan organisasi- organisasi atau
lembaga- lembaga baik yang bersifat keagamaan,
pendidikan, kemasyarakatan, dan sebagainya.
2 Jenis pelayanan yang berbasis kelembagaan ini dapat berupa sumber pendanaan bagi anak- anak terlantar, atau
pelaksana pelayanan itu sendiri. 3 Berbagai pihak yang berkepentingan dalam pelayanan
untuk anak- anak terlantar dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan lembaga- lembaga untuk memperluas
jangkauan pelayanan.
b Pelayanan masyarakat
Pelayanan sosial anak terlantar ini dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat KSM, yang telah tumbuh di masyarakat.
Pelayanan sosial ini juga dilakukan oleh berbagai lembaga di luar masyarakat sebagai pendukung dari pelayanan sosial yang
dilakukan oleh masyarakat. Di lingkungan masyarakat terdapat berbagai kelompok
swadaya masyarakat,
kelompok kekerabatan,
kelompok keagamaan, arisan, PKK, persatuan warga kompleks perumahan,
dan sebagainya. Kelompok- kelompok ini potensial untuk menolong anak
terlantar di lingkungannya. Biasanya mereka mempunyai aktifitas sosial,
misalnya bantuan
beasiswa, makanan,
pakaian, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya
40
40
Departemen Sosial RI, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di Luar Panti, h. 10-14
7. Program Pelayanan Pendidikan a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan perangkat penting dalam meningkatkan kesejahteraan warga melalui penguasaan pengetahuan, informasi, dan
teknologi sebagai prasyarat masyarakat modern. Pelayanan pendidikan bukan saja ditujukan untuk menyiapkan dan menyediakan angkatan kerja
yang sangat diperlukan oleh dunia kerja, melainkan pula untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dalam arti luas, yakni membebaskan masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan.
41
Selain itu juga, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
42
b. Satuan Pendidikan
Terkait dengan pembahasan pendidikan diatas. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non-
formal.
43
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah yang terdapat dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu; satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang
41
Edi Suharto, Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik Peran Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam mewujudkan negara kesejahteraan welfare
state di Indonesia, Jakarta: Alfabeta, h. 18-19.
42
Republik Indonesia, UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
43
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012, h. 11.
dan jenis pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
44
c. Bentuk Pendidikan Nonformal
Pendidikan non-formal bisa berupa pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dan juga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM.
Program PAUD dalam UU Sisdiknas No 20 dijelaskan sebagai berikut; 1 Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. 2 Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, danatau informal. 3 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak TK, Raudatul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat.
4 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak
TPA, atau bentuk lain yang sederajat.
44
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga
atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.
45
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat.
PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat Community Based
Institution. Terminologi PKBM dari masyarakat, berarti bahwa pendirian
PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu kehidupan
melalui suatu proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM sebagai
wadah pemberdayaan masyarakat kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar
komunitas tersebut. Oleh masyarakat,berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan, dan keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung
jawab masyarakat itu sendiri. Ini juga bermakna adanya semangat kebersamaan, kemandirian, dan kegotongroyongan dalam pengelolaan
PKBM serta penyelenggaraan berbagai program pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat,berarti bahwa keberadaan
PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga
didasarkan pada pemilihan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak
45
Republik Indonesia, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional