Bentuk Pendidikan Nonformal Program Pelayanan Pendidikan a. Pengertian Pendidikan

menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar komunitas tersebut ikut serta dalam berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subjek dan objek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. 46

8. Program Pelayanan Kesehatan

Selain program pendidikan, pelayanan kesehatan dapat dipandang sebagai aspek penting. Kesehatan merupakan faktor penentu bagi kesejahteraan sosial. Orang yang sejahtera bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah memadai. Melainkan pula orang yang sehat, baik jasmani maupun rohani. 47 Sistem Kesehatan Nasional menjabarkan pelayanan kesehatan yang akan dikembangkan untuk masa mendatang. Sistem kesehatan dibagi dalam dua sub-sistem utama, yaitu sub-sistem yang menitikberatkan pelayanan kuratif di mana sub-sistem ini berfokus pada penyembuhan penyakit pasien. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh warga masyarakat sebagai individu ataupun kelompok. Kemudian Sub-sistem yang menitikberatkan pelayanan preventif dan promotif yaitu sub-sistem ini berusaha mempertahankan kesehatan warga yaitu melindungi kesehatan warga masyarakat, melakukan dan mengelola usaha-usaha bantuan kesehatan, mempromosi hidup yang menunjang kesejahteraan masyarakat secara fisik dan sosial, bukan melakukan praktik-praktik kedokteran. 48 46 Standar dan Prosedur Penyelenggaraann Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM 47 Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial denganKlien dalam Setting Rumah Sakit, Surakarta: Departemen Sosial RI, 1988 h. 7-9. 48 Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Pasien, h. 7-9.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Tunas Mulia Bantar Gebang

Bantar Gebang setiap kali mendengar nama ini, yang terbesit dalam pikiran adalah sebuah tempat pembuangan akhir atau tempat pembuangan sampah yang berada di bekasi, ribuan ton sampah perharinya dibuang ke tempat ini. Sampah- sampah tersebut berasal dari Daerah Ibu Kota Jakarta dan juga Kota Bekasi. Gunung sampah adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan TPA Bantar Gebang. Sejauh mata memandang akan terlihat tumpukan sampah warna- warni dari plastik dan kaleng yang menjadi incaran para pemulung. Tepat di atas gunung sampah terlihat beko yang sedang mengeruk sampah untuk diatur penumpukannya. Gunung sampah ini ada yang masih basah dan juga ada yang sudah kering, sampah-sampah yang masih basah akan menjadi incaran para pemulung, sedangkan sampah yang sudah kering tidak di incar para pemulung karena sampahnya sudah tidak bisa di kumpulkan atau di jual kembali, tumpukan sampah yang sudah kering diberi pipa-pipa untuk penyaluran gas dari sampah tersebut. Gunung sampah yang sudah kering ini terlihat ditumbuhi rerumputan sehingga menyerupai pegunungan asli. 49 Keberadaan TPA Bantar Gebang tentunya mendatangkan permasalahan pada pemukiman warga sekitar lingkungan TPA Bantar Gebang. Seperti 49 Observasi di TPA Bantar Gebang Kelurahan Sumur Batu, pada tanggal 3 Februari 2014. permasalahan adanya udara yang tidak bersahabat akibat bau yang tidak sedap apabila tersengat hidung, terjadinya rembesan terhadap mata air di dalam tanah yang mencemari sumur- sumur penduduk disekitarnya sehingga air tidak layak dikonsumsi karena bau dan kotor, serta pencemaran terhadap tanaman padi penduduk apabila air yang kotor dan bau masuk ke areal pesawahan akibat gagal panen puso. 50 Namun keadaan yang lebih memilukan selain beberapa permasalahan yang terjadi akibat sampah- sampah di TPA Bantar Gebang yaitu masalah anak- anak dari keluarga pemulung, banyak anak usia belajar yaitu SD, SMP, dan SMA terlihat bergulat dengan gunungan sampah –mengumpulkan sampah- sampah juga. Pertanyaan dari dasar hati menguak ke permukaan, tidakkah anak-anak itu seharusnya sekolah? Betapapun alasan anak-anak tersebut melakukan pekerjaan tersebut adalah untuk membantu keuangan keluarganya. Tetapi mereka harus tetap bersekolah, bagaimanpun caranya. Pada Oktober 2006, Nadam Dwi Subekti seorang tokoh masyarakat di daerah Bantar Gebang membaca fenomena sosial diatas. Kemudian ia mengajukan sebuah konsep sekolah untuk anak-anak bantar gebang yang kesehariannya mencari sampah tetapi tidak bersekolah. Kemudian sebuah Lembaga Amil Zakat LAZ PortalInfaq menangkap peluang yang dapat dijadikan ladang kebaikan tersebut setelah Pak Nadam mengajukan konsepnya. Dalam hal 50 Dokumen Selayang Pandang Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang.

Dokumen yang terkait

Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

8 61 115

Pendayagunaan zakat lembaga amil zakat (LAZ) portalinfaq untuk pendidikan anak pendidikan Anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi

0 6 48

Upaya sekolah alam Tunas mulia Yayasan Portalinfaq dalam Pemberdayaan Anak Pemulung di Wilayah Bantar Gebang Bekasi

0 3 93

Hubungan antara personal higiene dan karakteristik individu dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung (Laskar Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun 2013

4 24 137

Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang, Bekasi 2013

2 18 91

Pola asuh makan, Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Balita Stunted dan Normal di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

1 8 150

Kebiasaan Makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan Status Anemia pada Remaja Putri Keluarga Pemulung di Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

0 2 87

Pengembangan Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah (Kasus Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi)

0 4 125

POLA ASUH MAKAN, PERKEMBANGAN BAHASA, DAN KOGNITIF ANAK BALITA STUNTED DAN NORMAL DI KELURAHAN SUMUR BATU, BANTAR GEBANG BEKASI

0 0 8

REHABILITASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL DI TPA SUMUR BATU, KELURAHAN SUMUR BATU, KECAMATAN BANTAR GEBANG, KOTA BEKASI, JAWA BARAT - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

1 1 8