b Sistem sasaran, terdiri dari keluarga, kelompok dan masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk membantu penanganan anak
terlantar. c Sistem pelaksana perubahan, terdiri dari berbagai unsur yang
terlibat dalam upaya pelayanan sosial anak terlantar luar panti. d Sistem kegiatan, terdiri dari berbagai pihak terkait yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pelayanan, seperti instansi terkait, dunia usaha, dan suber- sumber lainnya sebagai mitra dalam
pelaksanaan pelayanan.
2 Metode Pelayanan
Pelayanan sosial anak terlantar luar panti menggunakan metode pekerjaan sosial. Metode yang sesuai dengan kondisi masalah anak
terlantar adalah metode bimbingan sosial perorangan social case work, metode bimbingan sosial kelompok social group workdan
metode bimbingan
pengembangan masyarakat
community development.
a Bimbingan sosial perorangan social case work, yaitu metode pekerjaan sosial yang merupakan proses bimbingan dan
pelayanan yang bersifat individual. Tujuannya adalah memberdayakan
kemampuan anak
sehingga mampu
memecahkan permasalahannya. b Bimbingan sosial kelompok social group work, proses
bimbingan dan pelayanan sosial yang menggunakan kelompok kelompok sepermainan peer group, kelompok sekolah dan
sebagainya sebagai media untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi anak.
c Bimbingan pengembangan
masyarakat community
development proses bimbingan dan pelayanan sosial yang menekankan pentingnya keterlibatan semua potensi dan sumber
yang terdapat di lingkungan masyarakat. Upaya pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat merupakan
sasaran dan tujuan utama. Metode ini diharapkan dapat menciptakan jaringan yang
harmonis dan berkelanjutan antara masyarakat lokal dengan berbagai sumber yang ada instansi terkait, dunia usaha,
OrsosLSM Yayasan
dan sebagainya
dalam upaya
memberikan pelayanan sosial kepada anak- anak terlantar di lingkungannya.
3 Bentuk Pelayanan
Berdasarkan kategori
anak terlantar
sebagaimana disebutkan pada kriteria sasaran, ada dua bentuk dalam pelayanan
sosial anak terlantar luar panti, yakni:
a Pelayanan kelembagaan:
1 Pelayanan ini dilakukan oleh berbagai kelembagaan yang dimaksud
adalah Organisasi
SosialLSMYayasan, perusahaan-perusahaan, dan organisasi- organisasi atau
lembaga- lembaga baik yang bersifat keagamaan,
pendidikan, kemasyarakatan, dan sebagainya.
2 Jenis pelayanan yang berbasis kelembagaan ini dapat berupa sumber pendanaan bagi anak- anak terlantar, atau
pelaksana pelayanan itu sendiri. 3 Berbagai pihak yang berkepentingan dalam pelayanan
untuk anak- anak terlantar dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan lembaga- lembaga untuk memperluas
jangkauan pelayanan.
b Pelayanan masyarakat
Pelayanan sosial anak terlantar ini dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat KSM, yang telah tumbuh di masyarakat.
Pelayanan sosial ini juga dilakukan oleh berbagai lembaga di luar masyarakat sebagai pendukung dari pelayanan sosial yang
dilakukan oleh masyarakat. Di lingkungan masyarakat terdapat berbagai kelompok
swadaya masyarakat,
kelompok kekerabatan,
kelompok keagamaan, arisan, PKK, persatuan warga kompleks perumahan,
dan sebagainya. Kelompok- kelompok ini potensial untuk menolong anak
terlantar di lingkungannya. Biasanya mereka mempunyai aktifitas sosial,
misalnya bantuan
beasiswa, makanan,
pakaian, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya
40
40
Departemen Sosial RI, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di Luar Panti, h. 10-14
7. Program Pelayanan Pendidikan a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan perangkat penting dalam meningkatkan kesejahteraan warga melalui penguasaan pengetahuan, informasi, dan
teknologi sebagai prasyarat masyarakat modern. Pelayanan pendidikan bukan saja ditujukan untuk menyiapkan dan menyediakan angkatan kerja
yang sangat diperlukan oleh dunia kerja, melainkan pula untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dalam arti luas, yakni membebaskan masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan.
41
Selain itu juga, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
42
b. Satuan Pendidikan
Terkait dengan pembahasan pendidikan diatas. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non-
formal.
43
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah yang terdapat dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu; satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang
41
Edi Suharto, Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik Peran Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam mewujudkan negara kesejahteraan welfare
state di Indonesia, Jakarta: Alfabeta, h. 18-19.
42
Republik Indonesia, UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
43
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012, h. 11.
dan jenis pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
44
c. Bentuk Pendidikan Nonformal
Pendidikan non-formal bisa berupa pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dan juga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM.
Program PAUD dalam UU Sisdiknas No 20 dijelaskan sebagai berikut; 1 Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. 2 Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, danatau informal. 3 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak TK, Raudatul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat.
4 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak
TPA, atau bentuk lain yang sederajat.
44
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga
atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.
45
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat.
PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat Community Based
Institution. Terminologi PKBM dari masyarakat, berarti bahwa pendirian
PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu kehidupan
melalui suatu proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM sebagai
wadah pemberdayaan masyarakat kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar
komunitas tersebut. Oleh masyarakat,berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan, dan keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung
jawab masyarakat itu sendiri. Ini juga bermakna adanya semangat kebersamaan, kemandirian, dan kegotongroyongan dalam pengelolaan
PKBM serta penyelenggaraan berbagai program pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat,berarti bahwa keberadaan
PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga
didasarkan pada pemilihan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak
45
Republik Indonesia, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar komunitas tersebut ikut serta dalam berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
PKBM. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subjek dan objek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
46
8. Program Pelayanan Kesehatan
Selain program pendidikan, pelayanan kesehatan dapat dipandang sebagai aspek penting. Kesehatan merupakan faktor penentu bagi
kesejahteraan sosial. Orang yang sejahtera bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah memadai. Melainkan pula orang yang sehat, baik
jasmani maupun rohani.
47
Sistem Kesehatan Nasional menjabarkan pelayanan kesehatan yang akan dikembangkan untuk masa mendatang. Sistem kesehatan dibagi dalam
dua sub-sistem utama, yaitu sub-sistem yang menitikberatkan pelayanan kuratif di mana sub-sistem ini berfokus pada penyembuhan penyakit pasien.
Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh warga masyarakat sebagai individu ataupun kelompok. Kemudian Sub-sistem yang menitikberatkan pelayanan
preventif dan promotif yaitu sub-sistem ini berusaha mempertahankan kesehatan warga yaitu melindungi kesehatan warga masyarakat, melakukan
dan mengelola usaha-usaha bantuan kesehatan, mempromosi hidup yang menunjang kesejahteraan masyarakat secara fisik dan sosial, bukan melakukan
praktik-praktik kedokteran.
48
46
Standar dan Prosedur Penyelenggaraann Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM
47
Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial denganKlien dalam Setting Rumah Sakit, Surakarta: Departemen Sosial RI, 1988 h. 7-9.
48
Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Pasien, h. 7-9.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Tunas Mulia Bantar Gebang
Bantar Gebang setiap kali mendengar nama ini, yang terbesit dalam pikiran adalah sebuah tempat pembuangan akhir atau tempat pembuangan sampah
yang berada di bekasi, ribuan ton sampah perharinya dibuang ke tempat ini. Sampah- sampah tersebut berasal dari Daerah Ibu Kota Jakarta dan juga Kota
Bekasi. Gunung sampah adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan TPA
Bantar Gebang. Sejauh mata memandang akan terlihat tumpukan sampah warna- warni dari plastik dan kaleng yang menjadi incaran para pemulung. Tepat di atas
gunung sampah terlihat beko yang sedang mengeruk sampah untuk diatur penumpukannya. Gunung sampah ini ada yang masih basah dan juga ada yang
sudah kering, sampah-sampah yang masih basah akan menjadi incaran para pemulung, sedangkan sampah yang sudah kering tidak di incar para pemulung
karena sampahnya sudah tidak bisa di kumpulkan atau di jual kembali, tumpukan sampah yang sudah kering diberi pipa-pipa untuk penyaluran gas dari sampah
tersebut. Gunung sampah yang sudah kering ini terlihat ditumbuhi rerumputan sehingga menyerupai pegunungan asli.
49
Keberadaan TPA Bantar Gebang tentunya mendatangkan permasalahan pada pemukiman warga sekitar lingkungan TPA Bantar Gebang. Seperti
49
Observasi di TPA Bantar Gebang Kelurahan Sumur Batu, pada tanggal 3 Februari 2014.
permasalahan adanya udara yang tidak bersahabat akibat bau yang tidak sedap apabila tersengat hidung, terjadinya rembesan terhadap mata air di dalam tanah
yang mencemari sumur- sumur penduduk disekitarnya sehingga air tidak layak dikonsumsi karena bau dan kotor, serta pencemaran terhadap tanaman padi
penduduk apabila air yang kotor dan bau masuk ke areal pesawahan akibat gagal panen puso.
50
Namun keadaan yang lebih memilukan selain beberapa permasalahan yang terjadi akibat sampah- sampah di TPA Bantar Gebang yaitu masalah anak- anak
dari keluarga pemulung, banyak anak usia belajar yaitu SD, SMP, dan SMA terlihat bergulat dengan gunungan sampah –mengumpulkan sampah- sampah
juga.
Pertanyaan dari dasar hati menguak ke permukaan, tidakkah anak-anak itu seharusnya sekolah? Betapapun alasan anak-anak tersebut melakukan pekerjaan
tersebut adalah untuk membantu keuangan keluarganya. Tetapi mereka harus tetap bersekolah, bagaimanpun caranya.
Pada Oktober 2006, Nadam Dwi Subekti seorang tokoh masyarakat di daerah Bantar Gebang membaca fenomena sosial diatas. Kemudian ia
mengajukan sebuah konsep sekolah untuk anak-anak bantar gebang yang kesehariannya mencari sampah tetapi tidak bersekolah. Kemudian sebuah
Lembaga Amil Zakat LAZ PortalInfaq menangkap peluang yang dapat dijadikan ladang kebaikan tersebut setelah Pak Nadam mengajukan konsepnya. Dalam hal
50
Dokumen Selayang Pandang Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang.
ini Yayasan PortalInfaq hanyalah sebagai penghubung antara muzakki dan mustahiq.
Tepat pada tanggal 13 Oktober 2006 sebuah sekolah berkonsep alam di buka dengan nama Sekolah Alam Tunas Mulia, karena sebelumnya telah didirikan
TPA yang bernama TPA Tunas Mulia selain itu diharapkan anak- anak pemulung tersebut bisa menjadi anak- anak yang mulia. Respon positif dari masyarakat
bantar gebang membuat sekolah alam ini mendapatkan murid yang cukup banyak dari kalangan anak-anak pencari sampah atau anak-anak pemulung.
51
B. Visi dan Misi Yayasan Tunas Mulia 1. Visi Yayasan Tunas Mulia
Mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan pemulung dan dhuafa.
2. Misi Yayasan Tunas Mulia
a. Melaksanakan program pendidikan umtuk anak pemulung dan dhuafa di TPA Bantar Gebang
b. Melakukan kegiatan pembinaan sosial dan kerohanian masyarakat pemulung dan sekitarnya
c. Memberikan dana beasiswa kepada anak- anak pemulung dan dhuafa di TPA Bantar Gebang
d. Memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga pemulung dan dhuafa di TPA Bantar Gebang
51
Yayasan Tunas
Mulia, Sekolah
Anak Pemulung,
di akses
dari http:yayasantunasmulia.blogspot.com pada tanggal tanggal 27 Maret 2014.