PPn Fungsi Budgeting dalam Politik Anggaran APBN-P 2015
107
menjembatani langsung antara eksekutif dan legislatif.
34
Dalam konteks Indonesia perumusan undang-undang justru melibatkan interaksi eksekutif dan legislatif dari
awal perumusan hingga persetuuan akhir. Dalam prosesnya terdapat dua tahap pembahasan RUU, tahap pertama yakni pembicaraan tingkat I yang dilakukan
oleh komisi DPR terkait, di Badan Legislatif Baleg, Rapat Panitia Khusus Rapat Pansus atau Badan Anggaran banggar bersama dengan Menteri atau
utusan Presiden. Selanjutnya pembahasan tingkat II yakni di Sidang Paripurna DPR yang secara resmi menyetujui atau menolak RUU tersebut.
35
Melalui mekanisme tersebut, maka relasi eksekutif dan legislatif yang menurut Djayadi
Hanan dibangun berdasarkan mekanisme institutional yang mengharuskan kedua lembaga untuk duduk bersama.
Dalam periode divided government, pemerintahan Jokowi sudah melakukan beberapa persidangan dengan DPR guna mencapai keputusan bersama. Beberapa
RUU yang dibahas disini berkaitan dengan eksistensi partai politik sehingga mampu menarik perhatian bagi partai politik untuk mendalami proses
pembahasannya. Maka penting bagi penulis untuk menjadikannya kasus untuk untuk memperkuat argumentasi dalam penelitian ini yang diantaranya yakni
34
Dalam konteks presidensialisme di Amerika Serikat, Presiden memiliki kekuasaan veto, yakni kekuasaan untuk menganulir sebuah UU. Beberapa kekuasaan veto tersebut diantarannya:
1 Partial Veto yakni bentuk peyampaian memorandum keberatan presiden terhadap beberapa ketentuan RUU, 2 Package Veto yakni berupa penolakan presiden untuk memberlakukan suatu
RUU secara keseluruhan dan 3 Pocket Veto yakni bentuk penolakan presiden untuk menandatangani suatu RUUU yang sudah disetujui oleh legislatif. Namun dalam konteks
presidensialisme di Indonesia, Presiden tidak memiliki ketiga hak veto tersebut. Tetapi mekanisme kelembagaan antara eksekutif dan legislatif mengharuskan adanya pembahasan bersama dari awal
sampai akhir dalam sebuah proses Rancangan Undang-Undang. Mekanisme pembahasan bersama antara eksekutif dan legislatif yang tidak dimiliki dalam desain konstitusional di Amerika Serikat.
Lihat, Burhanuddin Muhtadi, Perang Bintang 2014; Konstelasi dan Prediksi Pemilu Jakarta: Noura Book, 2013, 188.
35
Hanan, Menakar Presidensialisme, 135.