14 Infus
Infus menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90ºC
selama 15-20 menit.
5,24
Dekok Dekok hampir sama dengan infus, menggunakan temperatur sampai
titik didih air 90ºC - 98ºC, namun waktu ekstraksi selama 30 menit.
5,24
Soxhlet Sohxlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru dan
jumlah pelarut relatif konstan sehingga terjadi proses ekstraksi kontinu dengan adanya pendingin balik. Metode ini dilakukan dengan alat
khusus.
24
b. Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa
tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
24
c. Cara ekstrak lainnya
Ekstraksi berkesinambungan Proses ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan pelarut yang berbeda
atau resirkulasi cairan pelarut. Tujuan proses ini dilakukan yaitu untuk meningkatkan efisiensi jumlah pelarut dan dirancang untuk sejumlah
besar bahan yang terbagi dalam beberapa bejana ekstraksi.
24
Superkritikal karbondioksida Cara ekstraksi ini pada prinsipnya menggunakan karbondioksida. Dengan
variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuai untuk melarutkan golongan senyawa
kandungan tertentu. Mudahnya penguapan karbondioksida menyebabkan
15
penghilangan cairan pelarut mudah dilakukan, sehingga hampir langsung diperoleh ekstrak.
24
Ekstraksi Ultrasonik Getaran ultrasonik 20.000 Hz memberikan pengaruh pada proses
ekstrak dengan prinsip meningkatkan permeabilitas dinding sel, menimbulkan gelembung spontan sebagai stress dinamik serta
menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi.
24
Ekstraksi energi listrik Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta
electric-discharges yang dapat mempercepat proses dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan menyebarkan
gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik.
24
2.1.5. Uji Toksisitas
Pengujian toksisitas biasanya dibagi menjadi tiga kelompok: a.
Uji toksisitas akut Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak
satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu beberapa jam.
25
b. Uji toksisitas jangka pendek subkronis
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau 5 kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih
10 masa hidup hewan, yaitu 3 bulan untuk tikus dan 1 atau 2 tahun untuk anjing. Namun, beberapa peneliti menggunakan jangka waktu yang lebih
pendek, misalnya pemberian zat kimia selama 14 dan 28 hari.
25
c. Uji toksisitas jangka panjang kronis
Percobaan jenis ini mencakup pemberian zat kimia secara berulang selama 3-6 bulan atau seumur hidup hewan, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan
untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet. Memperpanjang percobaan kronis lebih dari 6 bulan tidak akan bermanfaat, kecuali untuk
percobaan karsinogenik.
25
16
Uji toksisitas jangka panjang salah satu contohnya yaitu penelitian teratogenik. Penelitian teratogenik dapat berlangsung terus sampai beberapa
generasi. Penelitian ini umumnya dilakukan pada 2 jenis spesies binatang, masing-masing minimal selama 90 hari, dengan menggunakan sedikitnya 3
tingkatan dosis, satu di antaranya untuk menentukan level tingkatan dosis terkecil yang memberikan efek toksik. Penggunaan binatang lebih dari satu
spesies dimaksudkan untuk dapat meliputi semua reaksi atau efek samping yang tidak terlihat pada satu spesies, mungkin terlihat pada spesies lain.
26
Berbeda dengan percobaan toksisitas akut yang terutama mencari efek toksik, maksud utama percobaan toksisitas kronis ialah menguji keamanan obat.
Penafsiran keamanan obat untuk manusia dapat dilakukan melalui serangkaian percobaan toksisitas terhadap hewan. Dikatakan penafsiran karena data dari
hewan tidak dapat diekstrapolasikan begitu saja tanpa mempertimbangkan segala faktor yang membedakan antara hewan dan manusia.
25
2.1.6. Brine Shrimp Lethality Test BSLT
Brine Shrimp Lethality Test BSLT merupakan salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dan digunakan sebagai suatu bioassay
yang pertama untuk penelitian bahan alam
9
dan sebagai agen antitumor, pestisida, dan skrining ekstrak tumbuhan untuk aktivitas farmakologi.
27
Uji toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut. Prosedurnya dengan
menentukan nilai LC
50
dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach.
9
Teknik ini cepat, sederhana tindakan aseptik tidak diperlukan, mudah, tidak mahal, dan menggunakan sejumlah kecil material uji 2-20 mg atau kurang.
BSLT digunakan untuk memprediksi aktivitas toksisitas dan pestisidal.
29
Korelasi positif ditunjukkan antara toksisitas BSLT dengan aktivitas antitumor dari
tanaman
27
dan sitotoksisitas pada sel 9 KB karsinoma nasofaringeal manusia dan tumor solid lain, seperti pada sel P388 leukemia in vivo.
28
Beberapa kelebihan dari uji toksisitas dengan BSLT diantaranya: