41
masing-masing berasal dari Pekanbaru dan Depok, sedangkan penelitian ini menggunakan daun yang berasal dari desa Tinggarjaya, kecamatan Jatilawang,
Banyumas, Jawa Tengah. Karena lokasi asal berbeda, maka kualitas tanah, cuaca, temperatur, kadar air, dan usia tanaman juga bisa berbeda.
24
Dari perhitungan nialai LC
50
diketahui bahwa ekstrak metanol daun Annona muricata L berpotensi sebagai antikanker. Potensi antikanker ini karena
daun sirsak memiliki berbagai kandungan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang bersifat toksik, misalnya annoneous acetogenins. Mekanisme sitotoksik
acetogenins melalui: 1 Menghambat oksidase dari NADH di membran plasma pada sel kanker sehingga ATP yang dihasilkan akan menurun; 2 Menghambat
komplek I NADH : ubiquimone oxidoreduktase dalam system transport electron di mitokondria dan menghambat fosforilasi oksidasi sehingga pertumbuhan sel
kanker terhambat; 3 Menghambat sel kanker yang multidrug resistant dengan meningkatkan ekspresi dari plasma membrane pump, P-glycoprotein yang
berkontribusi terhadap multidrug resistant; 4 Sel kanker pada siklus sel fase S lebih rentan terhadap acetogenin annonacin.; 5 Acetogenin annonacin memicu
apoptosis sel dengan cara meningkatkan ekspresi Bax dan Bad, tetapi tidak Bcl-2 atau Bcl-xL.
22
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dilakukan perbandingan toksisitas antara ekstrak metanol daun Annona muricata L dan obat antikanker,
contohnya methotrexate atau doxorubicin sebagai kontrol positif.
42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Ekstrak metanol daun Annona muricata L memiliki potensi toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach karena hasil perhitungan LC
50
kurang dari 1000 ppm, yaitu 4,187 ppm.
5.2. Saran
a. Perlu dilakukan uji toksisitas akut daun Annona muricata L menggunakan
pelarut lain, seperti DMSO dan Tween 20. b.
Perlu dilakukan uji toksisitas kronik dari daun Annona muricata L. c.
Perlu dilakukan penelitian yang bertujuan melakukan isolasi senyawa yang memiliki potensi toksik dalam ekstrak metanol daun Annona muricata L.
d. Perlu dilakukan perbandingan toksisitas antara senyawa isolat dari daun
Annona muricata L yang berpotensi sitotoksik dengan obat antikanker seperti methotrexate, siklosporin, doxorubicin, dan lainnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. International Agency for Research on Cancer IARC. Latest world
cancer statistics. Global cancer burden rises to 14,1 million new cases in 2012: Marked increase in breast cancer must be addressed. France: IARC; 2013.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2014. 3.
Kementerian Kesehatan RI. Buletin jendela data dan informasi kesehatan penyakit tidak menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
4. Wijaya M. Ekstraksi Annonaceous acetogenin dari daun sirsak, Annona
muricata, sebagai senyawa bioaktif antikanker. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.
5. Agoes G. Teknologi bahan alam. Bandung: Penerbit ITB; 2007.
6. Giawa PN, Yuharmen, Teruna HY. Identifikasi dan uji toksisitas ekstrak n-
heksan dari kulit biji tanaman sirsak Annona muricata L. Pekanbaru: Universitas Riau; 2013.
7. Juliani R, Yuherman, Teruna HY. Identifikasi dan uji toksisitas ekstrak
metanol dari daun tanaman sirsak Annona muricata L. Jurnal Online Mahasiswa JOM Bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2014; 1
1 8.
Siemuri EO, Akintunde JK, Bello IJ, Dairo KP. Assesment of cytotoxic effects of methanol extract of Calliandra portoricensis using brine shrimp
Artemia salina lethality bioassay. GJBB. 2012; 1 2: 257-60. 9.
Meyer BN, Ferrigni NR, Putnam JE, et al. Brine Shrimp: A convenient general bioassay for active plant constituent. Planta Medica. 1982; 45: 31-34.
10. Pisutthanan S, Plianbangchang P, Pisutthanan N, et al. Brine shrimp lethality
activity of thai medicinal plants in the family Meliaceae. Naresuan University Journal. 2014; 122: 13-8.
11. Dewoto HR. Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka.
Majalah Kedokteran Indonesia. Juli 2007; 57 7: 205-11.
44
12. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Pedoman pelaksanaan uji klinik obat tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2000.
13. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Peraturan kepala badan pengawas
obat dan makanan nomor: HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan tata laksana obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan; 2005. 14.
Pramono S. Kontribusi bahan obat alam dalam mengatasi krisis bahan obat Indonesia. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Januari 2002; 1 2. 18-20.
15. Sunarjono HH. Seri agribisnis sirsak sirkaya: Budi daya untuk
menghasilkan buah prima. Bogor: Penebar Swadaya Wisma; 2005. 16.
Putra AA. Pengaruh ekstrak etanol daun sirsak Annona muricata terhadap ekspresi gen caspase 3 pada kultur sel kanker serviks uteri HeLa. [Skripsi].
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung; 2012. 17.
Suranto A. Dahsyatnya sirsak tumpas penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda; 2011. 18.
Wullur AC, Schaduw J, Wardhani ANK. Identifikasi alkaloid pada daun sirsak Annona muricata L.. Farmasi Poltekes Kemenkes Malang; 2013.
19. Raintree Tropical Plant Database. Graviola. [Internet]. 2005. [cited 2015 31
August]. Available from: http:rain-tree.comgraviola.htm. 20.
Kojima N, Tanaka T. Medicinal chemistry of annonaceous acetogenins: design, synthesis, and biological evaluation of novel analogues. Molecules.
2009. 21.
Alali FQ, Xiao XL, Mclaughin JL. Annonaceous acetogenins: Recent progress. J. Nat. Prod. American Chemical Society and American Society of
Pharmacognosy; 1999. 22.
Raintree Nutrition. Monograph Graviola Annona Muricata. Carson city. 2004. 23.
Taylor L. Technical Data Report for Graviola Annona Muricata. Herbal secret of the Rainforest. 2nd ed. 2002.
24. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2000.
25. Harmita, Radji M. Buku ajar analis hayati. Jakarta: EGC; 2008.
45
26. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. Kumpulan kuliah farmakologi. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2009. 27.
Kuete V. Medicinal plant research in Africa: Pharmacology and chemistry. USA: Elsevier; 2013.
28. Colegate SM, Molyneux RJ. Bioactive natural product: Detection, isolation,
and structural determination. 2nd ed. Francis: CrC Press; 2008. 29.
Lisdawati V, Wiryowigdagdo S, Kardono LB. Brine shrimp lethality test BSLT dari berbagai ekstrak daging buah dan kulit biji mahkota dewa
Phaleria macrocarpa. Bul. Penelitian Kesehatan. 2006; 34 3. 30.
Thomas G. Medical chemistry: An introduction. 2nd ed. England: John Wiley and Sons Ltd; 2007.
31. Carballo JL, et al. A comparison between two brine shrimp assays to detect in
vitro cytotoxicity in marine natural products. BMC Biotechnology. 2002. 32.
Dumitrascu M. Artemia salina. Balneo-Research Journal. 2011; 24:119-22. 33.
Panjaitan RB. Uji toksisitas akut kulit batang pulasari Alyxiae cortex dengan metode brine shrimp lethality test BST. [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma; 2011. 34.
Ramdini RN. Uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach dan toksisitas akut komponen bioaktif Pandanus conoideus var. conoideus Lam sebagai kandidat
antikanker. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010. 35.
Sorgeloos P, Remiche VDWC, Persoone G. The use of Artemia nauplii for toxicity tests-a critical analysis. Ecotoxicol Env Safety. 1978; 2: 249
–55. 36.
Solis PN, et al. A microwell cytotoxicity assay using Artemia salina brine shrimp. Planta Med. 1993 Jun; 593: 250-52.
37. Campbell HA, Reece JB. Biologi jilid I. Ed. 8. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2010. 38.
Barrett KE, Barman SE, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s review of medical physiology. 23th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2010.
39. Gajardo GM, Beardmore JA. The brine shrimp Artemia: Adapted to clinical
life conditions. Frontiers in Physiology. June 2012; 3: 1-8. 40.
Hayden C. When nature goes public: the making and unmaking of bioprospecting in Mexico. Oxfordshire: Princeton University Press; 2003.