16
Uji toksisitas jangka panjang salah satu contohnya yaitu penelitian teratogenik. Penelitian teratogenik dapat berlangsung terus sampai beberapa
generasi. Penelitian ini umumnya dilakukan pada 2 jenis spesies binatang, masing-masing minimal selama 90 hari, dengan menggunakan sedikitnya 3
tingkatan dosis, satu di antaranya untuk menentukan level tingkatan dosis terkecil yang memberikan efek toksik. Penggunaan binatang lebih dari satu
spesies dimaksudkan untuk dapat meliputi semua reaksi atau efek samping yang tidak terlihat pada satu spesies, mungkin terlihat pada spesies lain.
26
Berbeda dengan percobaan toksisitas akut yang terutama mencari efek toksik, maksud utama percobaan toksisitas kronis ialah menguji keamanan obat.
Penafsiran keamanan obat untuk manusia dapat dilakukan melalui serangkaian percobaan toksisitas terhadap hewan. Dikatakan penafsiran karena data dari
hewan tidak dapat diekstrapolasikan begitu saja tanpa mempertimbangkan segala faktor yang membedakan antara hewan dan manusia.
25
2.1.6. Brine Shrimp Lethality Test BSLT
Brine Shrimp Lethality Test BSLT merupakan salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dan digunakan sebagai suatu bioassay
yang pertama untuk penelitian bahan alam
9
dan sebagai agen antitumor, pestisida, dan skrining ekstrak tumbuhan untuk aktivitas farmakologi.
27
Uji toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut. Prosedurnya dengan
menentukan nilai LC
50
dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach.
9
Teknik ini cepat, sederhana tindakan aseptik tidak diperlukan, mudah, tidak mahal, dan menggunakan sejumlah kecil material uji 2-20 mg atau kurang.
BSLT digunakan untuk memprediksi aktivitas toksisitas dan pestisidal.
29
Korelasi positif ditunjukkan antara toksisitas BSLT dengan aktivitas antitumor dari
tanaman
27
dan sitotoksisitas pada sel 9 KB karsinoma nasofaringeal manusia dan tumor solid lain, seperti pada sel P388 leukemia in vivo.
28
Beberapa kelebihan dari uji toksisitas dengan BSLT diantaranya:
17
a. Metode penapisan farmakologi awal yang mudah, cepat, dan relatif tidak
mahal b.
Metode yang telah teruji hasilnya dengan tingkat kepercayaaan 95 untuk mengamati toksisitas suatu senyawa dalam ekstrak kasar tumbuhan.
c. Metode ini sering digunakan dalam tahap awal isolasi senyawa toksik
yang terkandung dalam suatu ekstrak. d.
Metode ini sering dihubungkan sebagai metode penapisan untuk mencari senyawa antikanker dari tumbuhan.
29
BSLT menggunakan larva nauplia Artemia salina Leach digunakan sebagai hewan coba. Jumlah kematian larva dihitung setelah 24 jam perlakuan dan
hasilnya dinilai sebagai LC
50
atau LD
50
, dosis yang dibutuhkan untuk membunuh 50 larva.
30
Tolak ukur atau parameter yang digunakan untuk menunjukkan adanya aktivitas biologi suatu senyawa pada Artemia salina Leach yaitu dengan
menghitung jumlah kematian larva udang akibat pemberian senyawa dengan konsentrasi yang telah ditetapkan. Hasil uji dikatakan efektif terhadap larva
Artemia salina Leach apabila ekstrak yang diujikan menyebabkan 50 kematian pada kurang dari 1000 ppm.
29
Apabila suatu ekstrak tanaman bersifat toksik menurut harga LC
50
dengan metode BSLT, maka tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai obat antikanker. Hal ini disebabkan karena terdapat
hubungan antara sitotoksisitas dan BSLT pada ekstrak tanaman yang diteliti.
31
2.1.7. Artemia salina Leach
2.1.7.1. Taksonomi Artemia salina Leach
Artemia adalah jenis Crustacea tingkat rendah dari phyilum Arthropoda yang banyak mengandung nutrisi terutama protein dan asam-asam amino. Dalam
dunia hewan Artemia atau brine shrimp adalah merupakan makrozooplankton
yang diklasifikasikan dalam:
Kingdom : Animalia Philum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
18
Sub kelas : Branchiopoda Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae Genus : Artemia
Species : Artemia salina Linnaeus, 1758
32
Gambar 2.5. Artemia salina
Sumber: Dumitrascu M, 2011
2.1.7.2. Ekologi Spesies
Artemia salina hanya hidup di danau dan kolam dengan salinitas tinggi antara 60-300 ppt. Spesies ini endemik di Mediterranean, tapi dapat ditemukan
di seluruh benua. Dapat mentolerir garam dalam jumlah besar 300 gL air dan dapat hidup dalam larutan yang berbeda dari air laut, seperti kalium permanganat
dan perak nitrat, sedangkan yodium berbahaya bagi spesies ini. Hewan ini mampu mengurangi tekanan osmotik hemolimf dengan ekskresi NaCl melawan gradien
konsentrasi. Keadaan ini bertujuan untuk menjaga hemolimf hipotonik ekstrim dalam konsentrasi garam yang ekstrim. Pertahanan lain dilakukan Artemia salina
dalam air dengan defisiensi oksigen yang tinggi. Konsentrasi minimum oksigen untuk Artemia salina dewasa sangat rendah 0,5 mgL dan untuk nauplia kurang
dari 0,3 mgL.
32
2.1.7.3. Deskripsi