Instrumen Penelitian 1. Tes Kriteria Keberhasilan

1 Pertemuan I a Persiapan 1 Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi teknik bermain pianika dan rekorder. 2 Menyiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang berupa pianika, rekorder, laptop, speaker, dan proyektor. 3 Menyiapkan pedoman observasi tindakan. b Pelaksanaan Sesuai dengan rencana tindakan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan berdurasi 120 menit pada setiap pertemuan. Materi disampaikan kepada siswa oleh guru seni musik dan peneliti membantu proses pemberian materi apabila diperlukan. Pada setiap pertemuan dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1 Pembukaan 10 menit a Memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat memahami teknik bermain rekorder dan pianika dengan benar dalam bermain musik ansambel. b Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. 2 Penyajian Informasi 50 menit a Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan siswa selama proses pembelajaran. b Menjelaskan prosedur pengerjaan tugas sebagai berikut: i Membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan lima-enam orang, dengan rincian dua atau 3 siswa memegang pianika dan 3 siswa memegang rekorder siswa. ii Menayangkan video teknik bermain rekorder dan pianika dengan benar. iiiSiswa melaksanakan diskusi kelompok dengan cara mencatatkan pendapatnya tentang teknik bermain pianika dan rekorder dengan benar. ivSetiap kelompok memaparkan hasil diskusi kepada kelompok yang lain dan anggota dari kelompok yang lain menanggapinya. v Mempraktikkan teknik bermain pianika dan rekorder bersama-sama. viMempraktikkan bermain lagu “SUWE ORA JAMU” secara bersama-sama. 3 Praktik Ansambel 50 menit a Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang partitur lagu suwe ora jamu yang telah diberikan dan mempraktikannya sesuai dengan kelompok masing- masing. b Guru seni musik dan peneliti memantau kinerja siswa pada setiap kelompok. Proses monitoring dilakukan guna mengetahui perkembangan pemahaman siswa dalam bermain musik ansambel. 4 Penutup 10 menit Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran. 2 Pertemuan II Proses pelaksanaan pada pertemuan II secara umum sama dengan pelaksanaan pada pertemuan I. Namun, terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut: a Mengulang kembali review inti materi pada pertemuan I. b Memperlancar lagu “SUWE ORA JAMU” yang telah diberikan pada pertemuan I. c Tujuan pada pertemuan II adalah siswa mampu memainkan lagu suwe ora jamu dengan teknik yang benar secara bersama-sama dengan kelompok ansambel masing-masing. 3 Pertemuan III Pada pertemuan III dilakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok. Namun sebelum dilakukan penilain, setiap kelompok diberi kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu mempersiapkan penampilan mereka masing-masing.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sejak persiapan hingga pelaksanaan. Keseluruhan hal yang hendak diamati telah tercantum dalam pedoman observasi. Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti dan guru seni musik pada siklus I yaitu mengamati proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan dengan mengamati hal-hal berikut: 1 Pelaksanaan proses tindakan pada setiap pertemuan dalam siklus I. 2 Proses pembelajaran ansambel musik. 3 Perkembangan pemahaman siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedua.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan dengan mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan serta hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I bersama guru seni musik. Dilanjutkan dengan menarik kesimpulan hasil tindakan yang telah dilaksanakan, dan menentukan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti dan guru seni musik mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan siklus II. Hasil yang diperolah dirasa kurang maksimal dikarenakan materi pembelajaran kurang dipahami oleh siswa. Hal tersebut perlu menjadi pertimbangan dalam melaksanakan siklus II. Rincian tindakan siklus II, sebagai berikut:

2. Siklus II a. Perencanaan

Perencanaan tindakan perbaikan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Secara umum terdapat beberapa tindakan yang sama dengan perencanaan dalam siklus I. Namun, terdapat perbedaan yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I, sebagai berikut: 1 Tujuan tindakan siklus II yaitu meningkatkan kemampuan bermain ansambel siswa hingga tidak ada siswa yang berkemampuan rendah. 2 Menayangkan partitur lagu “SUWE ORA JAMU” di depan kelas.

b. Pelaksanaan

Sesuai dengan rencana tindakan bahwa pelaksanaan tindakan pada II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Secara umun pelaksanaan siklus II tidak berbeda dengan proses pelaksanaan pada siklus I. Perbedaan terlihat pada penayangan partitur di depan kelas guna memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan. Perbedaan proses pelaksanaan tindakan siklus II dipaparkan sebagai berikut: 1 Pertemuan I a Tujuan pembelajaran pada pertemuan II yaitu siswa paham memainkan lagu sue ora jamu sesuai partitur yang diberikan. b Guru dan peneliti memonitoring setiap kelompok ansambel, sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih maksimal. 2 Pertemuan II a Mengulang kembali review inti materi pada pertemuan I. b Memperlancar lagu “SUWE ORA JAMU” yang telah diberikan pada pertemuan I dengan melihat dan menirukan partitur yang ditayangkan di depan kelas. c Tujuan pada pertemuan II adalah siswa mampu memainkan lagu “SUWE ORA JAMU” dengan teknik yang benar secara bersama-sama dengan kelompok ansambel masing-masing. 3 Pertemuan III Pada pertemuan III dilakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok. namun sebelum dilakukan penilaian, setiap kelompok diberi kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu mempersiapkan penampilan mereka masing-masing.

c. Observasi

Observasi pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi serta menggunakan cara yang sama dengan siklus I. Selain itu, fokus observasi pada siklus II juga sama dengan fokus observasi pada siklus I.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, guru seni musik dan peneliti mengambil keputusan untuk menghentikan tindakan hingga siklus II. Hasil pelaksanaan tindakan perbaikan siklus II menunjukan bahwa hasil yang diperoleh lebih optimal.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Diskriptif Kuantitatif

Analisis diskriptif kuantitatif yaitu dengan cara penghitungan data kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 135. Analisis diskriptif kuantitatif digunakan pada data kuantitatif berupa hasil tes praktik ansambel musik pada setiap siklus. Langkah-langkah analisis data kuantitatif pada penelitian ini sebagai berikut: a. Menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap siswa pada hasil tes praktik ansambel musik skor kelompok dan skor individu guna memperoleh skor total. b. Menghitung jumlah siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran seni musik. Standar KKM sendiri disesuaikan dengan ketetapan sekolah, yaitu 7,7. c. Menghitung rata-rata kelas kemampuan permainan ansambel musik siswa pada hasil studi awal, siklus I, dan siklus II menggunakan rumus berikut: ܺ ഥ = ∑ ܺ ܰ Keterangan : ܺ ഥ : Rata-rata skor kemampuan permainan ansambel musik siswa ∑ X : Jumlah skor seluruh siswa N : Jumlah siswa dalam satu kelas d. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM dengan menggunakan rumus berikut: ܲ = ݊ݐݑ݊ݐܽݏ ܰݐ݋ݐ݈ܽ × 100 Keterangan: P : Prosentase n tuntas : jumlah siswa lulus KKM N total : jumlah semua siswa Apabila jumlah persentase kurang dari 90 maka penelitian belum dikatakan berhasil dan perlu dilakukan tindakan siklus selanjutnya, namun apabila jumlah persentase lebih dari 90 maka penelitian dikatakan berhasil sesuai target.

2. Analisis Diskriptif Kualitatif

Teknik analisis diskriptif kualitatif, yaitu data yang dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kualitatif atau kategori Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 135. Teknik analisis ini digunakan pada data kualitatif yaitu data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, yaitu dengan cara memaparkan hasil observasi dengan bentuk daftar cek check list ke dalam kalimat naratif. Selain itu, teknik analisis ini juga digunakan untuk memaparkan data kuantitatif yang telah diperoleh ke dalam kalimat naratif yang lebih bermakna.

J. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan tindakan dilihat berdasarkan hasil tes praktik pembelajaran ansambel musik pada setiap akhir siklus. Penentuan kriteria keberhasilan disesuaikan dengan standar KKM mata pelajaran seni musik di sekolah yaitu 7,7. Tindakan dinilai berhasil apabila persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 90 dari keseluruhan siswa kelas VII C. Tindakan perbaikan dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila belum mencapai kriteria tersebut. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tentang Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ansambel Musik di Kelas VII C SMP Negeri 1 Piyungan dilakukan pada semester genap, tahun ajaran 2015 2016 dengan rentang waktu kurang lebih enam minggu yaitu pada bulan Februari hingga Maret 2016. SMP Negeri 1 Piyungan, terletak di Jalan Wonosari Km. 14, Kelurahan Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Rincian waktu penelitian dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 80. Pelaksanaan penelitian ini adalah kelas VII C SMP Negeri 1 Piyungan dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, yaitu 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Peneliti mengambil hasil nilai pembelajaran ansambel yang dilakukan guru seni musik sebelumnya untuk dijadikan hasil studi awal pada penelitian ini. Hasil studi awal menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan bermain musik ansambel siswa kelas VII C paling rendah dibandingkan dengan seluruh kelas VII. Berdasarkan hasil tersebut, maka kelas VII C layak untuk dijadikan subjek penelitian ini.

1. Hasil Studi Awal

Interval hasil studi awal kemampuan bermain musik ansambel pada siswa kelas VII C dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Interval Hasil Awal Kemampuan Bermain Ansambel Musik Siswa Kelas VII C Interval Jumlah Siswa 77 12 77-100 16 Berdasarkan data interval hasil studi awal kemampuan permainan musik ansambel siswa kelas VII C sebagaimana telah dipaparkan di atas, ditemukan bahwa kemampuan bermain ansambel musik siswa belum tinggi. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai ansambel musik dibawah nilai KKM yaitu 12 siswa. Dengan demikian, diperlukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan permainan musik ansambel siswa. Tindakan yang dipilih dalam rangka meningkatkan kemampuan permainan ansambel musik siswa adalah dengan menerapkan media audio visual dalam pembelajaran ansambel musik. Rincian nilai pra siklus dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 92.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Tujuan dilaksanakannya siklus I adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai ansambel musik dan teknik bermain alat musik dalam ansambel musik yaitu pianika dan rekorder. Perencanaan tindakan perbaikan siklus I berlangsung dengan baik tanpa hambatan. Peneliti dan guru seni musik sanggup membuat perencanaan tindakan siklus I secara bersama- sama guna kelancaran pelaksanaan tindakan, observasi hingga refleksi.

b. Pelaksanaan

Siklus I ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yang diakhiri dengan pengambilan nilai. Materi yang diberikan pada siklus I adalah video materi teknik bermain pianika dan rekorder serta partitur lagu suwe ora jamu. Durasi setiap pertemuan adalah 120 menit. Materi disampaikan kepada siswa oleh guru seni musik dan peneliti juga membantu dalam proses pemberian materi. Monitoring pelaksanaan dilakukan oleh guru seni musik dan peneliti. Hasil pelaksanaan dirasa kurang maksimal, karena terdapat hambatan, yaitu kesulitan siswa dalam memahami partitur lagu yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan proses penyampaian materi kurang maksimal.

c. Hasil Tindakan Siklus I

Guna mengetahui keberhasilan tindakan pada siklus I, dilakukan uji kemampuan permainan ansambel musik pada akhir siklus I. Interval hasil tindakan siklus I kemampuan permainan ansambel musik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Interval Hasil Tindakan Siklus I Kemampuan Permainan Ansambel Musik Siswa Interval Jumlah siswa 77 8 77-100 20 Berdasarkan data interval hasil tindakan siklus I kemampuan permainan ansambel musik siswa pada tabel 4 menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 20 siswa. Hal ini menunjukan bahwa media audio visual mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Rincian hasil tindakan siklus I dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 93.

d. Observasi

Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan tindakan perbaikan. Observasi ini dilakukan secara cermat terhadap pelaksanaan tindakan pada setia pertemuannya. Selain itu, diamati pula hambatan-hambatan yang terjadi selama proses tindakan berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru seni musik dan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Ringkasan hasil observasi tindakan perbaikan siklus I menunjukkan bahwa: 1 Kesiapan siswa, guru seni musik, dan peniliti untuk melaksanakan tindakan perbaikan sudah baik pada setiap pertemuannya. 2 Penyampaian materi sudah baik, namun dalam pertemuan awal antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan kurang baik, sehingga guru seni musik dan peneliti perlu memberi semangat dan dorongan secara terus menerus. 3 Pemahaman siswa akan teknik penjarian pada pianika dan rekorder semakin baik pada setiap pertemuannya, namun masih butuh banyak dorongan dalam penerapannya. 4 Terdapat hambatan dalam pelaksanaan tindakan, dimana siswa belum begitu memahami partitur lagu yang diberikan.

e. Refleksi

Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil observasi, kemudian diperoleh data yang selanjutnya akan menjadi acuan untuk direfleksikan. Pada waktu awal pertemuan siswa masih merasa belum materi yang disampiakan guru. Dalam kegiatan praktikpun siswa masih belum bisa bekerja sama dengan baik. Padahal dalam kegiatan praktik ansambel musik sangat dibutuhkan kekompakan dan kerjasama yang baik antar anggota kelompok. Namun dengan arahan yang terus menerus dari guru kolaborator dan peneliti akhirnya siswa dapat memahami dan berhasil bekerjasama dengan kelompoknya pada kegiatan praktik ansambel. Dari hasil siklus I yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa media audio visual mampu meningkatkan prestasi belajar ansambel musik siswa dari hasil belajar ansambel pada pra siklus. Perbandingkan peningkatan kriteria siswa pada pra siklus dan peningkatan kriteria siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Perbandingan Kriteria Hasil Tindakan pada Pra Siklus dan Siklus I Skor Kriteria Jumlah Siswa Pra Siklus Jumlah Siswa Siklus I 86-100 Sangan Baik 3 6 71-85 Baik 17 19 56-70 Cukup 8 3 41-55 Buruk 25-40 Sangat Buruk Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa pada akhir siklus I jumlah siswa dengan kriteria “Sangat Baik” dan “Baik” semakin bertambah dibandingkan pada hasil pra siklus. Untuk lebih mudah melihat peningkatan antara hasil pra siklus dan siklus I permainan ansambel musik siswa kelas VII C, dipaparkan pada grafik berikut: Grafik 1. Perbandingan Hasil Tindakan pada Pra Siklus dan Siklus I 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Sangat Baik Baik Cukup Pra Siklus Siklus I