Asal Mula Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Dimensi-dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

18 Nilai-nilai instrumental Pancasila yang dapat berubah adalah pengembangan dan pengamalannya, yaitu penjabaran lebih lanjut dari pembukaan UUD 1945, sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Perubahan-perubahan tersebut tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai dasarnya. Sifat dinamis dan inovatif nilai-nilai instrumental memungkinkan Pancasila dapat senantiasa beradaptasi dan mengikti perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasarnya.

3. Asal Mula Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Istilah Pancasila sebagai ideologi terbuka bagi bangsa Indonesia berasal dari: 1. Penjelasan Umum UUD 1945 a. “...terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan- aturan yang menyelenggarakan aturan ini diserahkan kepada undang- undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya”. b. “yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya negara ialah semangat, semangat penyelenggaraan negara, semangat para pemimpin negara”. 2. Dikemukakan oleh Presiden Soeharto a. Pada tanggal 10 Nopember 1986 dalam acara pembukaan Penataran Calon Manggala BP-7 Pusat. b. Pada tanggal 16 Agustus 1989 dalam pidato kenegaraan 1989 sebagai berikut: “Itulah sebabnya, beberapa tahun lalu saya kemukakan, bahwa pancasila adalah ideologi terbuka, maka kita dalam mengembangkan pemikiran baru yang tegar dan kreatif untuk mengamalkan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan zaman yang terus bergerak dinamis, yakni: 1 nilai-nilai dasar Pancasila tidak boleh berubah 2 pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam tiap kurun waktu. 19

4. Dimensi-dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai suatu ideologi ideologi terbuka memiliki kekuatan yang sangat tergantung pada kualitas dari dimensi-dimensi yang dikandungnya. Dimensi- dimensi yang dikandung Pancasila adalah: 1. Dimensi Realita Yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya Indonesia, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya. Pancasila sebagai ideologi harus mencerminkan realitas hidup yang ada dalam masyarakat, serta tidak boleh bertentangan dengan tradisi, adat-istiadat, kebudayaan dan tata hidup keagamaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak bersifat utopis yang hanya berisi ide-ide yang bersifat mengawang, melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis yang mampu menjalankan diri dalam segala aspek kehidupan nyata. 2. Dimensi Idealitas Yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi Pancasila mengandung idealisme, bukan lambungan angan-angan yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengamalannya dalam praktek kehidupan bersama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya. Pancasila memiliki nilai- nilai yang dianggap baik, benar oleh masyarakat Indonesia pada khususnya dan manusia pada umumnya. Rumusan Pancasila bersifat istematis, rasional dan menyeluruh yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hakikat nilai- nilai Pancasila tersebut bersumber pada filsafat Pancasila nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam Pancasila sehingga kadar idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu menggugah motivasi para pendukungnya untuk berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan. 3. Dimensi Fleksibilitas Yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang 20 dirinya, tanpa menghilangkan hakekat atau jati dirinya yang terkandung dalam nilai- nilai dasarnya.

C. Rangkuman

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sekarang ini bukan hanya sekedar dasar negara saja melainkan sebagai suatu pandangan hidup karena nilai- nilainya diambil dari bangsa Indonesia berupa adat istiadat, kebudayaan masyarakat yang berkembang sejak jaman Majapahit dan kemudian dirumuskan oleh para pendiri negara menjadi dasar negara yang disebut Pancasila. Proses perumusan Pancasila telah memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Para tokoh pendiri negara Indonesia telah memberikan contoh yang membuktikan semangat kebersamaan demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kelompok mayoritas sangat memperhatikan kelompok minoritas. Perbedaan agama, suku bangsa, dan budaya tidak menjadi penghalang untuk bekerjasama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila juga sebagai ideologi terbuka, yang berarti bahwa Pancasila bukan hanya suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup yang merupakan norma-norma yang beku, melainkan di samping memiliki idealisme Pancasila juga bersifat nyata dan dinamis. Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka pada hakikatnya adalah nilai- nilai dasar hakikat sila-sila Pancasila yang bersifat universal dan tetap. Adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis, terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan jaman dengan tetap memegang teguh nilai- nilai yang ada didalamnya.

D. Latihan

1. Mengapa suatu negara perlu memiliki ideologi? 2. Bagaimanakah proses perumusan Pancasila? 3. Jelaskan pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka 4. Berikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari