Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional

146 menghidangkan sesajen di bawah pohon. Berbagai tradisiyang baik dipertahankan untuk tetap hidup di masyarakat. Misalnya, tradisi sebagai seni, tradisi untuk kepentingan pariwisata, dan tradisi sebagai kekayaan budaya bangsa. Tradisi upacara pernikahan misalnya, yang dipertahankan sebagai kebudayaan daerah. Globalisasi memang suatu proses dan bukan sebuah produk akhir. Oleh karena itu, posisi masing-masing bangsa dalam proses tersebut sangat berbeda berdasarkan penguasaan teknologi komunikasi sehingga globalisasi dalam arti fisik maupun psikologis akan menimbulkan permasalahan. Karena globalisasi sebagai suatu proses tidak akan terelakkan, persoalan yang mengikutinya khususnya di bidang informasi adalah: 1. Sejauh mana suatu bangsa dapat tetap mempertahankan jati dirinya, kepribadiannya ditengah derasnya arus informasi yang dirasa masih asing bagi mayoritas bangsa tersebut. 2. Sejauh mana globalisasi informasi tidak menjadi semacam legitimasi untuk melakukan dominasi informasi oleh bangsa lain dan membentuk opini publik yang menyesatkan. 3. Sejauh mana globalisasi informasi tidak mematikan nilai-nilai budaya asli 4. Sejauh mana globalisasi informasi tidak memperlebar kesenjangan informasi antara masyarakat kota dengan desa.

4. Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional

Sulit bagi suatu negara untuk menutup hubungan dengan negara lain. Saat awal berdirinya suatu negara, dibutuhkan pengakuan kemerdekaan oleh negara lain terhadap negara tersebut. Dengan demikian, sejak kelahirannya, suatu negara pasti membutuhkan kehadiran atau mungkin saja bantuan dari negara lain. Pada masa selanjutnya, hubungan antarnegara terjalin melalui hubungan perdagangan, diplomasi, transfer ilmu pengetahuan , dan sebagainya. Dalam kehidupan modern yang ditandai oleh semakin kaburnya batas-batas wilayah, hubungan antarnegara justru semakin digalakkan. Hubungan tersebut tidak hanya diwarnai oleh kepentingan politik, namun juga kepentingan ekonomi dan 147 kepentingan lainnya. Karena kepentingan setiap negara bisa jadi berbeda, maka perlu ada saling pengertian dan keterbukaan dalam hubungan antarnegara.

a. Pengertian Hubungan Internasional

Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI Renstra, hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun pertahanan keamanan. Konsep hubungan internasional berkait erat dengan subyek-subyek, seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, dan politik internasional. Organisasi-organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, WTO, dan sebagainya berperan besar untuk menjembatani kepentingan berbagai negara.

b. Pentingnya Hubungan Internasional

Setiap negara memiliki sumber kekuatan yang berbeda-beda. Mungkin ada negara yang kaya akan sumber daya alam, ada pula negara yang banyak jumlah penduduknya, sementara negara lain mengandalkan berlimpahnya jumlah ilmuwan. Kelebihan-kelebihan semacam itu sangat berpengaruh terhadap posisi suatu negara dalam hubungan internasional. Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara bilateral maupun multilateral antara lain kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Jika suatu negara memiliki kekuatan dalam empat faktor itu, maka negara tersebut relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional. Namun, jika empat faktor kekuatan tersebu lemah, maka suatu negara akan sangat membutuhkan hubungan internasional. Dalam kenyataannya, tidak ada negara yang tidak membutuhkan hubungan dengan negara lain. Bahkan negara-negara industri maju pun membutuhkan negara- negara lain yang belum maju untuk memasarkan produk-produk mereka. Tidak jarang bahkan negara industir maju membutuhkan bahan mentah yang mungkin lebih banyak dimiliki oleh negara sedang berkembang. 148 Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, hampir semua negara telah mengadakan hubungan kerjasama dalam lingkup internasional. Tetapi, harus diakui bahwa pertumbuhan ekonomi di antara berbagai negara di dunia tidak berimbang. Ada negara yang sudah sanagt maju, sementara sebagian lainnya berusaha untuk mengembangkan ekonominya, sedangkan yang lain masih terhimpit kemiskinan. Secara umum, titik berat dalam hubungan internasional antara lain adalah bidang pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial budaya dan bahkan ideologi. Hubungan semacam ini biasanya diarahkan untuk memajukan kepentingan masing- masing negara atau untuk kepentingan bersama umat manusia yang bersifat universal. Suatu negara dapat mengadakan mengadakan kerjasama antar negara atau hubungan internasional manakala kemerdekaan dan kedaulatannya baik secara de facto maupun de jure telah diakui oleh negara lain. Perlunya kerjasama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut: a. faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya, baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain. b. faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dimungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, poliik, hukum, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan. Kerja sama antarnegara atau yang disebut dengan hubungan internasional adalah kerja sama yang terjadi antara dua negara atau lebih. Kerja sama antarnegara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kerja sama bilateral, regional, dan multilateral. a. Kerja sama bilateral adalah kerja sama antara dua negara, misalnya Indonesia dengan Malaysia. b. Kerja sama regional adalah kerja sama antara beberapa negara yang berada dalam satu kawasan, misalnya ASEAN. 149 c. Kerja sama multilateral adalah kerja sama antarbanyak negara. Kerja sama ini juga sering dinamakan kerja sama internasional, misalnya PBB dan MEE. Prinsip-prinsip kerja sama antarnegara adalah sebagai berikut: a. tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain b. menghormati kedaulatan negara lain c. hidup berdampingan secara damai d. bekerja sama dan saling menguntungkan. Kerja sama antar negara memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: a. meningkatkan kemajuan di berbagai bidang b. meningkatkan martabat bangsa c. mengatasi berbagai masalah internasional d. menghilangkan sifat permusuhan antarbangsa e. menciptakan keseimbangan dan keselarasan tata hubungan internasional.

c. Organisasi Internasional

1. ASEAN ASEAN merupakan singkatan dari ”Association of South East Asian Nations” atau persatuan negara-negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 AGustus 1967 di Bangkok, Thailand.Tujuan pembentukan ASEAN adalah mengukuhkan kerja sama antarbangsa di Asia tenggara. ASEAN digagas dan dibentuk oleh lima Negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand dalam suatu perjanjian yang dikenal sebagai Deklarasi Bangkok. Para menteri luar negeri yang menandatangani Deklarasi Bangkok yaitu Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand. Dalam deklarasi tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendirian ASEAN adalah: a. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan kerja sama sosial budaya di kawasan Asia Tenggara melalui semangat kebersamaan dan kesetaraan; b. untuk memperkokoh perdamaian dan stabilitas kawasan dengan menjunjung tinggi rasa keailan dan norma hukum masing-masing negara dan menghormati prinsip-prinsip piagam PBB. 150 Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut: a. Hormat terhadap kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional semua negara anggota. b. Hak setiap negara untuk mengurus masalah nasionalnya bebas dari campur tangan luar, subversif, atau koersion paksaan c. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan aman dan damai d. Menghindari penggunaan atau ancaman melalui kekuatan militer e. Kerja sama efektif antarnegara anggota Kontribusi ASEAN bagi hubungan internasional khususnya di wilayah Asia Tenggara adalah mampu memberikan suasana hubungan yang harmonis dan stabil antarnegara. Selain itu, ASEAN mampu meningkatkan kerja sama regional yang saling menguntungkan. Pada mulanya ASEAN sebagai organisasi regional di wilayah Asia Tenggara menitikberatkan pada penciptaan hubungan yang harmonis dan kerja sama yang bermanfaat bagi negara-negara anggota ASEAN. Namun, pada perkembangannya ASEAN membina hubungan yang lebih luas dengan negara-negara di luar wilayah ASEAN sendiri. Hubungan ini semata-mata ditujukan bagi peningkatan kerja sama yang semakin bermanfaat dalam suasana damai antarnegara. Keberadaan ASEAN mulai diperhitungkan oleh negara-negara besar, seperti Cina, Jepang, Uni Eropa dan Amerika serikat. ASEAN dianggap sebagai mitra kerja yang sangat baik untuk kesejahteraan bersama. 2. Gerakan Non Blok Gerakan non blok lahir sekitar tahun 1960. KAA yang diselenggarakan di Bandung 1955 mempunyai peranan penting dalam pembentukan Gerakan Non Blok. Pada saat itu, Indonesia ikut terlibat aktif dalam persiapan penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi KTT pertama di Beograd Yugoslavia. Indonesia pernah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan KTT yaitu KTT ke 10 yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 1-6 September 1992. KTT ini dihadiri 108 negara. Penggagas GNB yaitu Presiden Soekarno dari Indonesia, Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, Presiden Gamal Abdul Nasser dari Mesir, Perdana 151 Menteri pandit Jawaharlal Nehru dari India, dan presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.

5. Mengevaluasi Globalisasi