Karakteristik Anak Tunarungu Kajian tentang Anak Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu

16 atau ketunarunguan sangat berat dan memilik daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Kelompok V: yaitu kehilangan lebih dari 120 dB atau total hearing losses atau ketunarunguan total dan memiliki daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Pendapat lain mengenai klasifikasi tunarungu dikemukakan oleh Mohammad Efendi 2006: 59 yang secara rinci ditinjau dari kepentingan tujuan pendidikannya dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB slight losses. Ciri-ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut yaitu kemampuan mendengar masih baik dan tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan. Dapat mengikuti sekolah biasa dan belajar bicara secara efektif, sehingga perkembangan bicara dan bahasanya tidak terhambat. b. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB mild losses. Ciri-ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut adalah dapat mengerti percakapan pada jarak sangat dekat dan berhadapan, serta perlu bimbingan yang baik dan intensif. Anak tunarungu pada rentangan ini dapat mengikuti sekolah biasa akan tetapi untuk kelas permulaan sebaiknya dimasukkan dalam kelas khusus. 17 c. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB moderate losses . Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut adalah anak dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat kira-kira satu meter dan sering terjadi miss- understanding terhadap lawan bicaranya. Memiliki perbendaharaan kosakata sangat terbatas, sehingga mengalami kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam percakapan. d. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB severe loses . Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut adalah anak tunarungu mengalami kesulitan membedakan suara dan tidak memiliki kesadaran bahwa benda- benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara. e. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 75 dB ke atas profoundly losses. Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada kelompok ini adalah anak hanya dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi kurang lebih 2,54cm atau sama sekali tidak mendengar. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan mengenai klasifikasi anak tunarungu dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Kelompok I anak tunarungu kehilangan pendengaran antara 15-30 dB atau disebut dengan istilah mild hearing losses atau slight losses atau ketunarunguan ringan. Kelompok II anak tunarungu kehilangan pendengaran antara 30-60 dB atau disebut 18 dengan istilah mild and moderate losses atau ketunarunguan sedang. Kelompok III anak tunarungu kehilangan pendengaran antara 61-90 dB atau disebut dengan istilah severe losses atau ketunarunguan berat. Kelompok IV anak tunarungu kehilangan pendengaran lebih dari 90 ke atas dan disebut dengan istilah total losses atau ketunarunguan total.

B. Kajian Tentang Menulis Deskripsi 1. Pengertian Menulis Deskripsi

Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik karena keterampilan ini berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan bahasa anak. Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen penting dalam aspek berbahasa selain aspek membaca, menyimak, dan berbicara. Keterampilan ini dapat diperoleh pada saat proses pembelajaran dengan latihan dan bimbingan. Penelitian ini memfokuskan pada aspek menulis deskripsi. Menurut Mafrukhi, Wahono, Prasetyo 2007: 23 menulis deskripsi merupakan menulis dengan menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci yang bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga seolah-olah pembaca merasakan, melihat, mendengar apa yang dideskripsikan. 19 Subroto, Indra, Sutjipto 1996: 16 menyatakan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan tujuan terciptanya imajinasi pembaca tentang objek. Selain itu juga ungkapan deskripsi yang baik haruslah bersifat rinci, penggunaan kosakata harus tepat dan luas. Berdasarkan pendapat Agus Trianto 2007: 10 kosakata dan ungkapan yang harus dikuasai dengan baik adalah yang berkaitan dengan hal seperti tempat, posisi, arah pengukuran berat, besarvolume, jarak, bentuk, pola warna, tekstur, nama bahan, alat, kosakata teknis wajah, tubuh, karakter, pakaian, bangunan, cuaca, tumbuhan, binatang, alam sekitar, fungsi dan nilai. Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis deskripsi merupakan gambaran sesuatu baik yang pernah dirasakan maupun yang belum pernah dirasakan dalam bentuk tulisan karangan yang bersifat rinci dan mudah dipahami serta memiliki kosakata yang tepat dan luas.

2. Materi Menulis Deskripsi Anak Tunarungu SMALB

Fokus materi dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis deskripsi. Adapun materi pembelajaran menulis deskripsi yang akan diberikan yaitu menulis deskripsi sederhana tentang pasar ikan. Selain materi menulis deskripsi sederhana tentang pasar ikan, materi yang akan diberikan