23
kemampuan menulis deskripsinya. Selain itu dalam penulisan karangan deskripsi, anak tunarungu memiliki kecenderungan bahwa
struktur kalimat yang ditulis anak tunarungu dalam karangan deskripsinya sulit dipahami, terlebih dalam penyusunan kalimat antara
subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Penyusunan kalimat tidak runtut, sehingga tidak mudah dipahami untuk yang membaca.
Adapun kesalahan-kesalahan anak tunarungu dalam menulis deskripsi adalah sebagai berikut.
a. Anak tunarungu dalam penulisan kalimat tidak menggunakan kata depan seperti di, ke, kata keterangan, kata ganti, kata sambung
lalu, awalan kata me, ber, kata ganti subyekobyek, dan kata kerja
b. Anak tunarungu mengalami kekacauan dalam penempatan kata yaitu terbalik-balik sehingga pembaca harus merangkai kata
untuk dapat memahami c. Ketidaktepatan dalam penggunaan kata tanya
d. Subyek cenderung di tulis di akhir kalimat Berdasarkan
dari identifikasi
kesalahan-kesalahan anak
tunarungu dalam menulis deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu mengalami kesulitan dalam penyusunan kata maupun
kalimat, sehingga akan mengalami kesulitan pula dalam penulisan karangan deskripsi atau mendeskripsikan suatu obyek ataupun
perasaannya. Selain itu juga penempatan kata dalam suatu kalimat
24
yang ditulis anak tunarungu tidak runtut dan terbalik-balik sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami. Hasil penulisan karangan
deskripsi anak tunarungu masih rendah hal ini disebabkan karena perbendaharaan kata yang dimiliki anak tunarungu sangat minim,
sehingga menyulitkan anak untuk menggunakan kata yang lebih bervariasi.
C. Kajian Tentang Metode Karyawisata 1. Pengertian Metode Karyawisata
Proses pembelajaran memiliki beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar.
Salah satunya dengan menggunakan metode karyawisata. Dengan metode ini peserta berkunjung ke luar sekolah untuk diperkenalkan
dengan lingkungan yang nyata. Dalam metode ini anak tidak hanya mengunjungi dunia wisata untuk berekreasi tetapi lebih kepada
mencari pengetahuan baru untuk dijadikan pembelajaran. Penjelasan mengenai konsep karyawisata lebih lanjut akan dijelaskan sebagai
berikut. Metode Karyawisata menurut Sudarwan Danim 2010: 38
diartikan sebagai suatu strategi belajar mengajar, dimana guru dan muridnya mengunjungi suatu tempat tertentu yang relevan untuk
memperoleh sejumlah
pengalaman empiris.
Menurut Jamil
Suprihatiningrum 2013: 293 metode karyawisata dilakukan dengan
25
cara mengajak anak-anak ke luar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya dengan materi
pelajaran. Metode karyawisata menurut Roestiyah 2008: 85 dapat
diartikan sebagai cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu ke luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil, toko serba ada, peternakan atau perkebunan, museum
dan sebagainya. Karyawisata menurut Maman Suryaman 2012: 131 juga dapat diterjemahkan sebagai kegiatan mengunjungi suatu tempat
yang ada di sekitar sekolah, seperti persawahan, sungai, lautan, dan pegunungan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode karyawisata merupakan
metode dimana anak didik diajak ke luar sekolah untuk mengamati objek secara langsung untuk memperdalam pelajarannya. Metode
karyawisata tidak semata-mata hanya untuk rekreasi, tetapi juga dapat mengenalkan peserta didik pada pengalaman atau kesempatan yang
nyata, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara kongkrit. Selain itu juga metode karyawisata dapat menumbuhkan
kreatifitas anak dan mengembangkan pola pikir anak.