35
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Chanifur Rochman 2009 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa
Kelas IV SD N Krebet, Panjatan, Kab.Kulon Progo, Menggunakan Metode Karyawisata”. Penelitian yang dilakukan oleh Chanifur Rochman
relevan dengan penelitian ini karena metode penelitian yang digunakan sama yaitu penelitian tindakan kelas. Perbedaannya penelitian ini
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD N Krebet, Panjatan, Kab. Kulon Progo. Hasil yang
diperoleh dalam
penelitian tersebut
menunjukkan bahwa
metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Pada siklus I presentase
ketuntasan KKM sebesar 58,33 dengan nilai rata-rata kelas 69. Pada siklus II persentase ketuntasan KKM mengalami kenaikan menjadi
91,67 dengan nilai rata-rata kelas 73,33. Peningkatan ketuntasan KKM dari siklus I sampai siklus II sebesar 33,34. Begitu pula dengan proses
pembelajarannya, pada siklus I rata-rata skor indikator yang diperoleh siswa mencapai 24,46 dengan 67,94 meningkat menjadi 26,21 pada
siklus II dengan persentase 72,81.
E. Kerangka Pikir
Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan dalam perkembangannya yang disebabkan karena kehilangan indera pendengaran
baik sebagian maupun keseluruhan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran
anak tunarungu
lebih mengoptimalkan
indera
36
penglihatannya. Jika dibandingkan dengan anak normal, anak tunarungu lebih mengoptimalkan indera visualnya sedangkan anak normal mampu
memaksimalkan indera yang dimiliki dalam memperoleh pengetahuan. Hambatan yang dimiliki oleh anak tunarungu menyebabkan
keterlambatan dalam proses pembelajaran terutama dalam penguasaan bahasa. Sedangkan bahasa merupakan alat komunikasi yang penting baik
dalam bersosialisasi maupun dalam pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam aktivitasnya yang
menggunakan bahasa. Kesulitan itu dapat berupa sulitnya mengartikan dan mengesprsikan pengalamannya baik individu maupun sosialnya.
Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek bahasa yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain
itu keterampilan menulis juga dapat menjadi alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung. Memiliki kemampuan
menulis tidaklah mudah, terlebih pada anak tunarungu. Namun semakin banyak siswa berlatih menulis semakin tinggi pula kemampuan menulis
yang kita miliki. Meningkatkan kemampuan menulis pada peserta didik khususnya
dalam kemampuan menulis deskripsi, seorang guru harus memiliki metode dalam
pengajaran. Peneliti
disini berperan
sebagai guru
yang menggunakan metode karyawisata untuk meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi anak tunarungu. Penggunaan metode ini akan menuntut
37
siswa untuk mengembangkan pola pikir dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Selain itu juga dapat mengembangkan kreativitas siswa.
Metode karyawisata dapat dijadikan media dan sumber belajar untuk siswa dalam pembelajaran, yang mana lingkungan sekitar
merupakan sumber yang kaya akan ilmu yang dapat mengembangkan berbagai aspek yang dimiliki oleh anak seperti aspek kognitif, sosial, dan
emosi. Metode ini juga merupakan metode yang asyik untuk belajar karena siswa dihadapkan langsung dengan pengalaman nyata yang
kongkrit. Terutama pada anak tunarungu yang tidak bisa dengan sesuatu yang abstrak. Pengalaman secara langsung ini lebih membangun
pemahaman pada siswa jika dibandingkan dengan siswa yang duduk di kelas dan mendengarkan guru menjelaskan.
Adapun skema kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Masalah pembelajaran di kelas Proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional ↓
Hasil belajar belum optimal
Metode karyawisata Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan
serta dapat meningkatkan berbagai aspek