Kerangka Pikir KAJIAN TEORI

39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas. Dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan Classroom Action Research CAR. Menurut Wina Sanjaya 2009: 26 penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan menurut Kunandar 2012: 44-45 penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan action research yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan, 40 dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas untuk memecahkan masalah dengan melakukan tindakan guna memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran. Penelitian ini bersifat reflektif maksudnya adalah penelitian yang diawali dari tindakan yang selama ini dilakukan guru di dalam kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dari situlah akan diketahui apakah tindakan yang selama ini dilakukan berdampak positif untuk pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. Model penelitian ini tidak hanya peneliti yang berperan, tetapi juga guru kelas memiliki peran penting, sehingga di sini seorang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas mengenai tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan subjektivitas pengamat agar dalam proses pengamatan lebih cermat dan objektif. Salah satu dari karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu bersifat kolaborasi artinya proses penelitian selalu terjadi kerjasama antara guru kelas dengan peneliti atau pihak-pihak terkait. Peneliti melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SLB Negeri Purbalingga. Dimana 41 peneliti bertindak sebagai pengamat dan observer, sedangkan guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X berperan sebagai pihak yang melakukan tindakan. Kolaborasi antara peneliti dan guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SLB Negeri Purbalingga meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Peneliti dan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X berkolaborasi dalam penentuan materi pembelajaran dengan metode karyawisata. 2. Peneliti dan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X berkolaborasi dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga tahap tindak lanjut.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu desain yang dikembangan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama 2010: 27 model Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat komponen dalam penelitian tindakan kelas. Keempat komponen tersebut meliputi perencanaan plan, aksitindakan dan observasi act observe serta refleksi reflect. Model penelitian Kemmis dan Mc Taggart dapat digambarkan sebagai berikut. 42 Gambar 2. Model Kemmis dan Mc Taggart Sesuai dengan desain penelitian tersebut, maka empat tahap di atas diuraikan peneliti sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan ini diawali dengan pengumpulan data melalui observasi dan diskusi dengan guru tentang masalah yang akan menjadi fokus penelitian, menyusun RPP, menentukan kriteria keberhasilan, dan persiapan skenario cerita yang akan dimainkan oleh siswa terkait dengan penggunaan metode karyawisata. Perencanaan tindakan ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk merencanakan tindakan kelas yang merupakan penerapan metode karyawisata dalam meningkatkan kemampuan menulis deskripsi anak tunarungu. Tahap perencanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti terkait dalam upaya peningkatan kemampuan