13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut BP4 1999: 2 keluarga adalah masyarakat terkecil sekurang- kurangnya terdiri dari pasangan suami isteri sebagai sumber intinya berikut anak-
anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan suami isteri baik mempunyai anak atau tidak sama sekali. Keluarga yang
dimaksud ialah suami isteri yang terbentuk melalui perkawinan. Hidup bersama dari seorang pria dan seorang wanita tidak dapat dinamakan “keluarga” jika
keduanya tidak diikat oleh perkawinan.
Sayekti Pujosuwarno 1994: 11 mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Fatchiah Kertamuda, 2009: 45
mendefinisikan keluarga adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempunyai ikatan darah, pernikahan, atau pengapdosian serta tinggal bersama-
sama. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan kelompok sosial yang didahului oleh suatu perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan yang tinggal dalam suatu rumah tangga menjalankan
14 perannya sebagai suami isteri bersama anak, baik anak sendiri, adopsi atau tanpa
anak.
2. Fungsi keluarga
Benokraitis dalam Fatchiah Kertamuda, 2009: 53-55 mengemukakan bahwa keluarga tentu memiliki fungsi dan peran, fungsi dari keluarga yakni
diantaranya:
a. Mengatur aktivitas seksual
Setiap masyarakat mempunyai norma atau aturan dalam hubungan seksual. Keluarga menjadi lembaga pokok yang mengorganisasi dan mengatur pemuasan
keinginan-keinginan seksual. Jadi keluarga merupakan wadah yang sah baik ditinjau dari segi agama maupun masyarakat dalam hal pengaturan dan pemuasan
keinginan-keinginan seksual. b.
Tempat anak bersosialisasi Keluarga merupakan tempat pertama anak belajar bersosialisasi. Anak
menyerap banyak hal dari keluarga seperti sikap, keyakinan, serta nilai-nilai dalam keluarga, dan anak juga belajar kemampuan dalam berinteraksi yang kelak
dapat bermanfaat dalam kehidupannya di masa mendatang. Bila dalam suatu keluarga mengalami perceraian atau pernikahan kembali, hal ini tentu saja dapat
memunculkan peran baru yang mungkin lebih membingungkan anak sehingga dapat terjadi perselisihan antara anak dan orang tua kandung, atau anak dengan
ayah atau ibu tiri. Hal tersebut menimbulkan pertentangan dan ketidakharmonisan dalam keluarga tersebut.
15 c.
Jaminan dan keamanan secara ekonomi Keluarga sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan baik itu keamanan
dan stabilitas finansial seperti makanan, perlindungan, pakaian, dan sumber- sumber materi untuk kelangsungan hidup.
d. Pemberi dukungan emosional
Keluarga adalah kelompok utama yang penting karena keluarga memberikan dukungan, cinta, dan kebutuhan emosional yang membuat anggota
keluarga terpenuhi kebutuhannya, sehingga membuat mereka bahagia, sehat, dan aman.
e. Tempat status sosial
Kelas sosial dapat dikategorikan sama dengan tingkat dalam kemasyarakatan yang terkait denagn kekayaan, pendidikan, kekuatan, prestise,
dan sumber nilai-nilai. Kelas sosial dapat mempengaruhi kehidupan keluarga. Misalnya, darimana asal keluarga, berapa jumlah anak, bagaimana hubungan
orang tua dengan anaknya, hingga bagaimana pasangan saling berinteraksi yang dapat mencerminkan kelas dan status sosial keluarga.
Berdasarkan beberapa fungsi yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah untuk menciptakan kehidupan
keluarga yang bahagia dengan melaksanakan fungsi-fungsi tersebut baik fungsi seksual, pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
16
3. Bentuk-Bentuk Keluarga