39 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pria menduda
adalah seorang suami yang mengalami kematian istri atau telah bercerai dari istrinya dan memutuskan untuk tidak menikah kembali pasca berpisah dengan
isteri.
2. Faktor Penyebab Pria Menduda
Putusnya suatu perkawinan pada pria akibat kematian istri atau perceraian mengharuskan pria harus menyandang status baru yakni sebagai duda. Hurlock
1984: 295 menyatakan ada dua penyebab adanya seseorang menjadi duda yaitu :
a. perceraian dan b. kematian istri. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut: a. Perceraian
Menurut McKenry dan Price dalam Fatchiah Kertamuda, 2009: 105 kata cerai dideskripsikan sebagai terpecahnya keluarga, anak-anak yang menderita,
pernikahan yang gagal, melupakan komitmen, pertengkaran yang panjang, kemarahan, permusuhan, kebencian, dan kesulitan ekonomi. Perceraian
merupakan sebuah pilihan yang dibuat oleh para orang dewasa untuk menyelesaikan suatu perkawinan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
Hugh dalam Mac Gregor, 2004: 101.
Hurlock 1980: 307 mengatakan bahwa perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian yang buruk, dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak
mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak.
40 Terputusnya perkawinan disebabkan diantaranya karena perpisahan atau
perceraian dengan pasangan hidup, menurut pasal 39 ayat 2 beserta penjelasannya dan dipertegas lagi dalam pasal 19 P.P. No.91975 Soemyati, 1999: 129
perceraian terjadi karena alasan-alasan sebagai berikut: 1
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
2 Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turt tanpa
ijin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.
3 Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau Hukuman yang
lebih berat setelah perkawinan berlangsung. 4
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak yang lain. 5
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suamiisteri.
6 antar suami – isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Sedangkan Agoes Dariyo 2003: 165 menjelaskan faktor penyebab
perceraian sebagai berikut : 1
Masalah Keperawanan virginity Istri yang dinikahi seorang suami ternyata sebelumnya sudah tidak
perawan lagi. Hal ini berlaku untuk suatu daerah yang menjunjung tinggi nilai sosial budaya bahwa keperawanan merupakan faktor penting dalam perkawinan.
Bagi seorang individu laki-laki yang menganggap keperawanan sebagai sesuatau yang penting, kemungkinan masalah keperawanan akan mengganggu proses
perjalanan kehidupan
perkawinan, tetapi
bagi laki-laki
yang tidak
mempermasalahkan tentang keperawanan, kehidupan perkawinan akan dipertahankan dengan baik. Kenyataan di sebagian besar masyarakat wilayah
Indonesia masih menjunjung tinggi dan menghargai keperawanan seorang wanita.
41 Karena itu, faktor keperawanan dianggap sebagai sesuatu yang suci bagi wanita
yang akan memasuki pernikahan. 2
Ketidaksetiaan salah satu pasangan hidup Salah satu pasangan suami atau istri ternyata menyeleweng atau
selingkuh dengan pasangan lain. Keberadaan orang ketiga wanita lain atau pria lain akan mengganggu kehidupan perkawinan. Bila diantara keduanya tidak
ditemukan kata sepakat untuk menyelesaikan dan saling memaafkan, akhirnya perceraianlah jalan terbaik untuk mengakhiri hubungan pernikahan itu.
3 Tekanan kebutuhan ekonomi keluarga
Sudah sewajarnya, seorang suami bertanggungjawab memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Itulah sebabnya, seorang istri berhak menuntut supaya suami
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Untuk menyelesaikan masalah itu, kemungkinan seorang istri menuntut cerai dari suaminya.
4 Salah satu dari pasangan hidup meninggal dunia
Setelah meninggal dunia dari salah satu pasangan hidup, secara otomatis keduanya bercerai. Apakah kematian tersebut disebabkan faktor sengaja bunuh
diri ataupun tidak sengaja mati dalam kecelakaan, mati karena sakit penyakit, mati karena bencana alam tetap mempengaruhi terjadinya perpisahan.
5 Tidak mempunyai keturunan
Kemungkinan karena tidak mempunyai keturunan walaupun menjalin hubungan pernikahan bertahun-tahun dan berupaya ke mana-mana untuk
mengusahakannya, namun tetap saja gagal. Guna menyelesaikan masalah keturunan ini, mereka sepakat mengakhiri pernikahan itu dengan bercerai dan
42 masing-masing menentukan nasib sendiri. Tidak hanya keturunan itu mungkin
disebabkan kemandulan yang dialami salah satu atau keduanya. 6
Perbedaan prinsip, ideologi, atau agama Semula ketika pasangan antara laki-laki dan wanita masih dalam masa
pacaran, yaitu sebelum membangun kehidupan rumah tangga, mereka tidak memikirkan secara mendalam tentang perbedaan prinsip, agama atau keyakinan.
Mereka merasa yakin bahwa yang penting saling mencintai antara satu dan yang lain akan dapat mengatasi masalah dalam perkawinan sehingga perbedaaan itu
diabaikan begitu saja.
b. Kematian