62
3. Penyesuaian Diri Pada Pria Menduda Ditinjau dari Aspek Ekonomi
UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 pasal 41Bimo Walgito, 2000: 115 menyebutkan akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah:
a. Bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan
yang diperukan anak itu: bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memberi kewajiban tersebut. Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut
memikul biaya tersebut. b.
Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan danatau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.
Dari dua poin dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian mengakibatkan semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan anak dibebankan kepada pria menduda. Hal tersebut diperjelas dengan pendapat Ihromi 2000: 152 yang
menjelaskan apabila terjadi perceraian, yang berhak mengasuh anak adalah ibu sedangkan biaya mengasuh anak dibebankan kepada ayah anak. Agoes Dariyo
2003: 164 juga menjelaskan setelah bercerai, seorang duda mantan suami tidak memberi nafkah-keuangan dan merasa tidak mempunyai kewajiban menyokong
keuangan mantan isterinya. Namun, biasanya anak-anak masih mempunyai hak memperoleh pemeliharaan dari ayahnya. Orang tua yang mendapatkan hak asuh
anak membiayai anak-anak mereka seorang diri. Kenyataan ini mengakibatkan seseorang yang menjadi orang tua tunggal menjadi kesulitan dalam hal ekonomi
setelah berpisah dengan mantan suami atau isterinya.
63 Setelah berpisah dengan isterinya, secara finansial para pria sudah
menanggung bagian terberat karena berkewajiban untuk menafkahi keluarga yang ditinggalkan, dan juga masih harus menata keuangannya sendiri. Belum lagi jika
bertemu orang baru, para pria tidak mudah membentuk sebuah keluarga baru karena itu berarti pria akan menanggung kehidupan dua keluarga
http:www.vemale.com, 2011. Pria yang istrinya meninggal atau yang diceraikan mengalami kekacauan
pola hidup kecuali apabila ada anggota keluarganya yang mau mengurusi rumahnya Hurlock,1980: 359. Perubahan lain nampak dalam wajah keluarga
dengan satu orang tua. Dahulu biasanya ibu yang ditinggal untuk memelihara anak-anak. Apabila ibu meninggal dan pemeliharaan anak-anak diserahkan
kepada bapak, pria menduda biasanya mempunyai anggota keluarga relative yang wanita - ibu atau bibik - tinggal bersama dengan dia untuk mengurus anak-
anaknya, atau ia menggaji pembantu rumah tangga. Dewasa ini banyak suami yang merawat anak-anak tanpa menggunakan pembantu atau minta bantuan
saudaranya. Pria yang menduda menganggap bahwa merawat anak adalah tugas dan tanggung jawab tambahan Hurlock, 1980: 295.
Stahl 2004: 94 menyatakan bahwa dengan beban keuangan yang diakibatkan oleh perceraian, banyak orang tua yang terpaksa bekerja lebih dan
tidak lagi mempunyai waktu untuk dilewatkan bersama anak-anaknya. Sejalan dengan pendapat Hurlock 1980: 311 yang mengungkapkan bahwa setelah
perceraian, baik suami maupun isteri mengalami kurangnya pendapatan keluarga
64 karena penghasilan suami harus mendukung dua rumah tangga sehingga
seringkali isteri harus bekerja lagi untuk mencukupinya. Ketika di keluarga kehadiran istri tidak ada, pria harus menggantikan
posisi istri baik dalam pengolahan ekonomi rumah tangga maupun dalam pendidikan anak, pemenuhan kebutuhan diri dan anak serta kegiatan atau tugas
yang lazim dilakukan oleh istri. Walaupun sebelum perceraian pria melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga tetapi setelah perceraian maka pria yang
meenduda harus mengerjakan sendiri seluruh pekerjaan rumah tangga tersebut. Contoh pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan sehari-hari adalah memasak,
menyiapkan makanan,menyiapkan tempat tidur, bersih-bersih rumah, belanja, mencuci pakaian, dan sebagainya Hurlock, 1980: 311.
Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa mengatasi rasa kehilangan merupakan proses yang bertahap. Hampir semua orang masih akan
terus memikirkan orang yang telah meninggalkannya. Namun yang penting adalah kesedihan tersebut tidak mempengaruhi kemampuan seorang pria menduda untuk
menikmati saat bahagia dalam hidupnya. Tanda-tanda bahwa pria menduda telah dapat melanjutkan kembali hidupnya adalah saat dimana pria yang menduda
mulai merencanakan masa depannya. Masa depan tanpa orang yang dicintainya, tetapi masa depan dengan harapan baru Fatchiah Kertamuda, 2009: 70.
Bagi pria yang menduda, setelah beberapa periode waktu mempunyai alasan yang dapat diterima untuk tetap hidup sendiri, namun bagaimanapun juga
sebagian besar cenderung merasa kesepian dan merasa bahwa status kesendiriannya tidak menyenangkan. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk
65 menikah lagi atau hidup bersama tanpa menikah cohabitation Hurlock, 1980:
360.
F. Hasil Penelitian Terdahulu